Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seperti Apa itu Siksa Kubur

Setelah seseorang dikuburkan di dalam kuburnya, dan ditinggalkan oleh orang yang menjadi keluarga, sanak dan kerabatnya, maka datanglah malaikat Munkar dan Nakir yang akan menanyainya. 

Lalu Seperi apa itu Siksa Kubur?

Kita wajib beriman dengan adanya siksa kubur, dan siksa kubur itu banyak macamnya. Seperti ditampakkannya api neraka untuk orang kafir dua kali dalam sehari, pertama di awal siang dan kedua di akhir siang, maka orang kafir di dalam kubur ini akan merasa tersiksa dengan memperhatikan dan melihat tempat yang akan dia tempati kelak di akhirat. Sebagaimana dalam Al Quran, Allah Ta'ala berfirman:

(ٱلنَّارُ یُعۡرَضُونَ عَلَیۡهَا غُدُوࣰّا وَعَشِیࣰّاۚ وَیَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوۤا۟ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ)

[Surat Ghafir 46]

yang maknanya: "Dan Neraka ditampakkan kepada mereka di awal siang dan di akhir siang (yaitu bahwasanya pengikut Fir'aun dan orang-orang yang menyembahnya dan mengikutinya dalam kekufuran, ditampakkan neraka bagi mereka di kehidupan barzakh, yaitu selama di kuburan setiap harinya dua kali, sehingga mereka dipenuhi dengan ketakutan), dan kelak pada hari kiamat dikatakan masukkanlah para pengikut Fir'aun untuk mendapatkan siksa yang sangat pedih".

Dan Allah juga berfirman:

(وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِی فَإِنَّ لَهُۥ مَعِیشَةࣰ ضَنكࣰا)

[Surat Tha-Ha 124]

yang maknanya: "orang kafir yang enggan daripada beriman kepada Allah Ta'ala dan Rasulnya maka baginya kehidupan yang sempit di dalam kuburnya".

Inilah yang dimaksud dalam ayat tersebut yaitu kehidupan yang sempit di dalam kubur dan ini ditafsirkan sendiri oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dengan siksa kubur sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan At-Thabarany Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu.

Kemudian diantara siksa kubur yang lainnya adalah himpitan kubur, maka kedua sisinya akan saling mendekat lalu menghimpit jasad/mayat yang ada di dalamnya hingga tulang-tulangnya menjadi remuk sampai pada yang sisi kanan masuk ke sisi kiri begitu juga sebaliknya. Inilah bentuk siksa kubur bagi yang menerimanya.

Selain itu juga ada siksa kubur daripada binatang melata yang diperintahkan oleh Allah Ta'ala untuk menyiksa jasad/mayat di kuburan. Seperti serangan daripada ular-ular besar dan kalajengking dan berbagai serangga bumi yang akan memakan jasad mayat tersebut. Ular akan masuk melalui mulutnya dan dia tidak mampu untuk menolaknya, karena otot-ototnya menjadi lemah disebabkan ketakutan yang luar biasa dan siku-sikunya layu sehingga ular tersebut memakan mulai dari mulutnya begitu juga apa yang ada di dalam tubuhnya, perutnya dan keluar melalui duburnya.

Sebagaimana telah diriwayatkan oleh At-Thabarany dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahwasanya beliau bersabda:

"ويسلط عليه عقارب وثعابين لو نَفخ أحدهم في الدنيا ما أنبت شيئا، تنهشه، فتؤمر الأرض فتُضَمُّ حتى تختلف أضلاعه".

Artinya: "Dan akan dikuasakan terhadap mayat tersebut kalajengking-kalajengking juga ular-ular seandainya salah satu hewan itu meniupkan Nafasnya ke dunia maka tidak akan tumbuh tanaman, kemudian akan diperintahkan bumi agar menghimpit dan jadilah tulangnya saling masuk ke Sisi Lainnya".

Siksa Kubur Abu Lahab

Adzab Kubur atau siksa kubur tidak akan berhenti bagi orang Kafir, baik Itu Abu Lahab ataupun yang lainnya. Mereka yang mati dalam keadaan kafir tidak akan diringankan.

Dalam hadits al-bukhari, tentang orang kafir yang diadzab di kuburnya:

فَلَا يَزَالُ مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ مَضْجَعِهِ ذٰلِكَ "

Maknanya: “Maka senantiasalah dia di adzab (siksa) sampai dia dibangkitkan oleh Allah dari kuburnya itu”

Artinya orang kafir di kuburnya diadzab, saat di kuburnya maka jasad dan ruhnya teradzab (tersiksa) sampai tubuhnya hancur dimakan tanah, begitu juga jasadnya hancur dimakan tanah kecuali tulang ekornya, bernama “‘Ajbu adz-dzanab”, seluruh tubuhnya akan hancur kecuali tulang ekor ini. Karena, Allah jadikan tetap utuh. Setelah hancur semua, maka adzab dikuburnya untuk jasad dan ruhnya dihentikan,  kemudian ruhnya dibawa ke tempat bernama "sijjin", sebuah tempat khusus untuk arwahnya orang-orang kafir, di bumi ke tujuh, dan di sana ruhnya kembali di’adzab sampai hari kiamat. 

Kemudian begitu hari kiamat terjadi, dan tiba masa hari kebangkitan dari kubur (al-Ba’tsu),  maka jasadnya yang hancur kembali diutuhkan sempurna oleh Allah, kembali tubuhnya yang hancur tersusun pada tulang ekornya yang utuh itu, setelah utuh kembali tubuhnya, maka ruhnya kembali dimasukkan ke jasadnya, hidup kembali, lalu dikeluarkan dari kuburnya di hari kebangkitan itu, dan kembali merasakan adzab di neraka selamanya.

Jadi dalam hal ini tidak ada pengecualian terlebih lagi terhadap Abu Lahab, memang betul bahwa Abu Lahab berbahagia, bersuka cita karena keluarga besar yang menjadi kebanggaannya bertambah satu anggota baru dengan lahirnya Rasulullaah sehingga ia rela mengorbankan harta, menghadiahkan Tsuwaybah (harta benda) demi keponakannya itu.

Namun, setelah Sayyiduna Muhammad diangkat menjadi Nabi --dengan ditandai turun nya wahyu-- ia justru berbalik mencela, bahkan mengintimidasi Nabi hingga akhir hidupnya. 

Tak ada satu suratpun dalam Al Quran yang secara utuh dari awal hingga akhir melaknat seseorang, kecuali surat Al Lahab. 

Salah satu ayat surat Al Lahab jelas sekali menyebutkan, 

(مَاۤ أَغۡنَىٰ عَنۡهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ)

[Surat Al-Lahab 2]

"Harta benda nya (Abu Lahab), dan usahanya sama sekali tidak dapat menolong nya dari panas siksa neraka."

Jadi tidak boleh kita meyakini bahwa Abu Lahab diringankan siksanya pada setiap hari senin karena pada hari itu Rasulullaah dilahirkan dan dengan sebab bergembira atas kelahiran Rasulullaah itu maka dia diringankan siksanya na'udzubillaah keyakinan ini menyalahi al-Qur'an, al-Hadits dan ijma' ulama.

Allaah ta'alaa berfirman:

( لَا یُخَفَّفُ عَنۡهُمُ ٱلۡعَذَابُ وَلَا هُمۡ یُنظَرُونَ)

[Surat Al-Baqarah 162]

"Dan tidaklah adzab diringankan  dari mereka orang-orang kafir. Dan mereka tak kan ditangguhkan siksanya"

إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْكَافِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمْ سَعِيرًا خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدا لَّا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا 

"Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang kafir dan telah menyiapkan untuk mereka neraka sa'ir, mereka abadi di dalamnya selamanya, mereka tidak akan menemukan seorang penolong pun". (Q.S Al Ahzab 64-65)

Ayat ini menjelaskan tentang beberapa persoalan Aqidah, yaitu: 

1. Orang-orang kafir adalah orang-orang yang dilaknat oleh Allah. Ayat ini juga menjadi dalil bolehnya melaknat seseorang yang telah nyata mati dalam keadaan kafir seperti Fir'aun, Numrud, Abu Lahab. Boleh mengatakan: Fir'aun la'lanatullaahi 'alaihi, Abu Lahab la'anahullah ‘alaihi.

Orang-orang kafir tidak memiliki keutamaan dan kemuliaan sama sekali menurut Allah ta'ala. Allah ta'ala berfirman:

قَالَ تَعَالَى: ﴿ إِنَّ شَرَ الدَّوَاب عِندَ اللَّهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ) الأنفال: ٥٥

"Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk yang berjalan (di atas bumi) menurut Allah adalah orang-orang yang kafir, mereka tidak beriman".[Surat Al-Anfal 55]

2. Di akhirat orang-orang yang kafir akan dimasukkan ke dalam neraka dan mereka abadi di dalamnya.

Bahkan mereka akan ditempatkan di dasar neraka jahannam. Sebuah tempat yang tidak ditempati kecuali oleh orang-orang kafir. Orang-orang kafir tidak akan pernah keluar dari neraka, meskipun mereka sangat menginginkannya. Allah ta'ala berfirman:

قَالَ تَعَالَى: ﴿ يُرِيدُونَ أَن يَخْرُجُوا مِنَ النَّارِ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنْهَا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ ) المائدة: ٣٧ 

"Orang-orang kafir ingin keluar dari neraka, dan mereka tidak bisa keluar darinya, bagi mereka adzab yang abadi". [Surat Al-Ma'idah 37].

Waspadalah terhadap Ibnu Taimiyah (tokoh sentral kelompok Wahhabi selain Muhammad bin Abdul Wahhab). Ia mendustakan al Qur'an dengan mengatakan bahwa neraka akan punah, tidak akan abadi, penduduknya akan keluar dari neraka dan masuk ke dalam surga.

3. Neraka sekarang telah diciptakan oleh Allah ta'ala.

Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah ta'ala:

 واعد لهم سعيرا . 

Dalam ayat ini fi’il (kata kerja) yang digunakan adalah fi’il maadli yang menunjukkan arti 'telah terjadi". Terjemahan penggalan ayat tersebut adalah "Allah telah menyiapkan neraka untuk mereka", artinya neraka telah disiapkan, dan sesuatu yang telah disiapkan berarti telah ada. 

Ayat ini selaras dengan firman Allah ta'ala:

قَالَ تعالى : ( أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ ﴾ البقرة: ٢٤

"Neraka telah disiapkan untuk orang-orang kafir". [Surat Al-Baqarah 24]

Para ulama menjelaskan bahwa letak neraka adalah di bawah bumi ke tujuh, tanpa menempel dengannya.

Siksa Kubur untuk Kaum Muslim

Adapun orang-orang ahli maksiat dari kalangan muslim pelaku dosa besar yang mereka mati tanpa bertaubat maka mereka ini terbagi menjadi dua golongan.

Satu golongan Allah Ta'ala berikan mereka ampunan dan tidak disiksa di dalam kubur dan golongan lainnya merasakan siksa di dalam kubur kemudian setelah itu dihentikan untuk mereka siksa tersebut dan ditunda siksaan lainnya untuk di akhirat kelak.

Dan diantara siksa kubur adalah ketakutan dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh sebagian pelaku maksiat disebabkan gelap dan pekatnya kubur, serta rasa kesepian di sana.

Telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, At-Tirmidzy, Abu Daud dan An-Nasa'i dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma:

"suatu ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melewati dua kuburan lalu Beliau berkata:

"إنهما ليعذبان وما يعذبان في كبير إثم، بلى، أما أحدهما فكان يمشي بالنميمة وأما الآخر فكان لا يستتر من البول"

"Sesungguhnya mereka berdua sedang disiksa Dan menurut Kebanyakan orang siksa ini bukan disebabkan dosa besar, akan tetapi kenyataannya mereka disiksa karena dosa besar, Adapun salah satu mereka adalah seorang yang suka mengadu domba (yaitu yang menyampaikan pembicaraan di antara dua orang muslim misalkan untuk merusak hubungan antara mereka). Adapun yang lainnya maka dia tidak menjaga dirinya dari air kencing (tetapi justru mengotori dirinya dengan air kencing karena tidak benar cara buang air kecilnya misalkan).

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun meminta untuk didatangkan pelepah kurma yang masih basah dan hijau, Lalu Beliau membelahnya menjadi dua dan menancapkan salah satunya ke satu makam dan yang lainnya ke makam ke dua serta Beliau berkata:

"لعله يخفف عنهما ما لم ييبسا"

"mudah-mudahan diringankan bagi keduanya selama pelepah ini masih basah".

Hal ini menjadikan arti bahwa pelepah kurma ini menjadi sebab keringanan bagi keduanya dari siksa kubur, karena telah diriwayatkan dalam hadis bahwa tumbuh-tumbuhan hijau itu Bertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Maka jika diletakkan di atas makam seorang muslim akan menjadi sebab diringankan siksaan untuknya sebab tasbih tumbuhan tersebut, jika ia dalam siksaan.

Maka dianjurkan untuk meletakkan bagian dari pohon yang masih hijau di atas kuburan, karena dia Bertasbih kepada Allah hanya saja kita tidak mendengarkannya.

Pernah di zaman sahabat Ada seorang dari penduduk Yaman bernama Abu Muslim Al-Khaulani dari kalangan pembesar para Wali, dia tergolong Tabi'in karena bertemu dengan shahabat namun tidak sempat berjumpa dengan Rasulullah, suatu ketika dia berdzikir dengan menggunakan tasbih, lalu ia pun tertidur namun ajaibnya tasbih itu terus berputar di tangannya dan terdengar darinya ucapan "Maha Suci Engkau ya Allah yang menumbuhkan tubuh tumbuhan, Maha Suci Engkau yang Maha kekal".

Beliau-pun terbangun dan mendapatkan tasbihnya itu berdzikir kepada Allah Ta'ala dan berputar di lengannya, dengan segera Ia memanggil istrinya Ummu Muslim lalu mengatakan "wahai Ummu Muslim kemari lihatah hal yang sangat ajaib ini"! namun ketika Ummu muslim datang tasbih itu pun berhenti bergerak.

Surat Al Mulk Menyelamatkan Siksa Kubur

"Apa dalilnya bahwa membaca surah Al-Mulk bisa menyelamatkan dari siksa kubur?" 

Jawab: Telah diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dalam kitab jami'nya dari Hadis Ibnu Abbas radhiallaahu 'anhuma: "bahwasanya seorang laki-laki pernah mendirikan sebuah kemah di atas kuburan lalu dia mulai mendengar dari kuburan tersebut bacaan surah Tabarak hingga selesai, Ia pun pergi menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan memberitahukan apa yang terjadi dengannya, Rasul membenarkan apa yang ia ceritakan Seraya mengatakan:

"هي المانعة هي المنجية"

"Itu adalah penghalang untuk yang membacanya dari siksa kubur dan penyelamat dari hal-hal yang menakutkan di sana".

Juga telah diriwayatkan oleh Ad-Dhiya' Al-Maqdisy dari anas, juga Ibnu Hibban dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"إن في القرآن ثلاثين آية تستغفر لصاحبها حتى يغفر له، تبارك الذي بيده الملك"

"Sesungguhnya di dalam Al-Quran terdapat 30 ayat yang akan memintakan ampun bagi yang membacanya hingga orang tersebut diampunkan yaitu surah "Tabarakal-ladzy biyadhil Mulk".

Maka Barang siapa yang konsisten membacanya, terus-menerus setiap malam kelak tidak akan disiksa di kuburnya dan juga di akhirat dengan izin Allah.

Dan diantara karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rahmatnya bahwa perempuan yang rutin membaca surah tersebut kecuali di masa haid dan nifas, ini tidak mencegahnya untuk mendapatkan keutamaan yang telah disebutkan di atas.

Wallahu A'lam Wa Ahkam

Posting Komentar untuk "Seperti Apa itu Siksa Kubur"