Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wasiat dan Peringatan Mbah Hasyim Asyari

Wasiat Mbah Hasyim di Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah.


قال المؤلف رحمه الله تعالى:

وَنَحُثُّهُمْ أَنْ يَكُوْنُوْا إِخْوَانًا، وَعَلَى الْخَيْرِ أَعْوَانًا، وَأَنْ يَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا، وَأَنْ لَا يَتَفَرَّقُوْا، وَأَنْ يَتَّبِعُوا الْكِتَابَ وَالسُّنَّةَ وَمَا كَانَ عَلَيْهِ عُلَمَاءُ الْأُمَّةِ كَالْإِمَامِ أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكِ بْنِ أَنَسٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ، فَهُمْ اَلَّذِيْنَ قَدْ اِنْعَقَدَ الْإِجْمَاعُ عَلَى امْتِنَاعِ الْخُرُوْجِ عَنْ مَذَاهِبِهِمْ

"Kami mendorong pada mereka semua untuk bersaudara, tolong menolong dalam kebaikan, berpegang teguh pada agama Allah yang kokoh, dan tidak berpecah belah. Hendaknya tetap mengikuti pada al Kitab (Al Qur'an) dan as Sunnah, dan apa saja yang menjadi tuntunan para ulama panutan umat semisal Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hambal radhiyallaahu ‘anhum. Ijma’ menetapkan larangan keluar dari madzhab-madzhab mereka".

Catatan:

Rasulullah shallallaahu alayhi wasallam bersabda:

تركتُ فيكم أمرين، لن تضلُّوا ما تمسكتم بهما: كِتاب الله، وسُنَّة نبيِّه

"Aku telah tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnah nabinya shallallahu alayhi wasallam"

Dalam memahami al Qur'an dan Hadits, umat Islam Aswaja menggunakan metode bermadzhab, yaitu mengikuti pemahaman para ulama mujtahid seperti al Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hambal. 

⛔️ Umat Islam telah bersepakat (ijma') bahwa tidak boleh bagi seseorang keluar dari madzhab empat.

Sebenarnya para ulama mujtahid dan madzhabnya tidak hanya empat. Tetapi selain madzhab empat telah punah, karena tidak dikodifikasikan oleh para muridnya dengan baik. 

Jadi pegangan umat Islam Ahlussunnah waljamaah adalah Al Qur'an, Al Hadits, Ijma' dan Qiyas.

وَأَنْ يُعْرِضُوْا  عَمَّا أُحْدِثَ مِنَ الْجَمْعِيَّةِ الْمُخَالِفَةِ لِمَا عَلَيْهِ الْأَسْلَافُ الصَّالِحُوْنَ، فَقَدْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنْ شَذَّ شَذَّ إِلىَ النَّارِ}،

"Hendaknya mereka juga berpaling dari segenap bentuk organisasi-organisasi  yang bertentangan dengan ajaran yang dianut oleh as salaf ash shalihun. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa memisahkan diri (dari mayoritas) maka ia akan terpisah di neraka".

Catatan

Mbah Hasyim memperingatkan kepada umat Islam untuk tidak bergabung dengan organisasi baru yang memiliki manhaj dan aqidah yang bertentangan dengan manhaj dan aqidah para ulama salaf.

Pada masa Mbah Hasyim bermunculan organisasi-organisasi yang menganut paham non Aswaja. Mereka adalah pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab (Wahhabi), pengikut Muhammad Abduh dan Rosyid Ridlo (mengklaim diri mereka sebagai kelompok modernis Islam), dan lainnya. 

Dalam bidang aqidah, kebenaran ada pada mayoritas umat Islam. Aqidah yang dianut oleh minoritas umat Islam adalah aqidah yang menyimpang.

Orang yang aqidahnya bertentangan dengan aqidah mayoritas umat Islam tidak akan selamat, dia akan masuk neraka.

Sedangkan dalam bidang amaliyah, umat Islam yang mengamalkan agama adalah minoritas

Inilah makna hadits Nabi shallallaahu alayhi wa sallam:

جاء الإسلام غريبا وسيعود غريبا فطوبي للغرباء

"Islam telah datang dalam keadaan aneh/asing, dan Islam akan kembali dianggap aneh, maka beruntunglah orang-orang yang dianggap asing". 

وَأَنْ يَكُوْنُوْا مَعَ الْجَمَاعَةِ الَّتِيْ عَلَى طَرِيْقَةِ الْأَسْلَافِ الصَّالِحِيْنَ، فَقَدْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {وَأَنَا آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ أَمَرَنِيَ اللهُ بِهِنَّ: اَلسّمْعِ وَالطَاعَةِ وَالْجِهَادِ وَالْهِجْرَةِ وَالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيْدَ شِبْرٍ، فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الْإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ}، وَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: {عَلَيْكُمْ بِالْجَماعَةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مَعَ الْاِثْنَيْنِ أَبْعَدُ. وَمَنْ أَرَادَ بُحْبُوْبَةَ الْجَنّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَماعَةَ}.

"Dan hendaknya mereka tetap konsisten memegangi al Jama’ah ‘alaa thariqat as salaf Ash shaalihin. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku perintahkan pada kalian semua untuk melaksanakan lima hal, dimana Allah telah memerintahkan hal itu padaku, yakni mendengarkan, taat, berjihad, melakukan hijrah dan bergabung pada al-Jamaah. Sesungguhnya seseorang yang berpisah dari jamaah walaupun hanya sejengkal, berarti sungguh ia telah melepaskan ikatan tali keislamannya dari lehernya”.

Sayyidina Umar bin Khattab berkata:

“Berpegang teguhlah kalian semua pada Al-Jama’ah (mayoritas umat Islam), hindarkan diri kalian dari segala bentuk perpecahan, karena sesungguhnya syetan ketika menyertai satu orang, dan menyertai dua orang lebih jauh, barang siapa yang menginginkan tempat lapang di surga maka tetaplah bersama Al-Jama’ah (mayoritas umat Islam)”.

Catatan

Al Jama'ah yang dimaksud di sini adalah as Sawad al A'dzom (mayoritas umat Islam) sebagaimana sabda nabi dalam riwayat yang lain. Dan Hadits-Hadits Nabi itu saling menjelaskan, tidak saling bertentangan. 

Maknanya di sini bukan orang yang senang melaksanakan shalat jama'ah, atau melakukan amalan sunnah sebagaimana dikatakan oleh sebagian orang. 

Dalam Sunan at Tirmidzi Kitab al fitan disebutkan bahwa perkataan Sayyidina Umar sebagaimana disebutkan Mbah Hasyim dalam kitab ini adalah hadits Rasulullah shallallahu alayhi wasallam. Al Imam at Tirmidzi menilainya sebagai Hadits hasan shahih

Makna Hadits ini bahwa orang yang menginginkan kehidupan yang bahagia dan menyenangkan di akhirat maka hendaknya dia tetap berpegang teguh pada aqidah yang dipegangi oleh mayoritas umat Islam.

Posting Komentar untuk "Wasiat dan Peringatan Mbah Hasyim Asyari"