NEWS

Fatayat Ranting Tahunan: Implementasi Kedudukan Perempuan dalam Keluarga dan Masyarakat

Dalam rangka Acara Maulid Nabi dan mengusung Tema "Implementasi Kedudukan Perempuan dalam Keluarga dan Masyarakat", Fatayat Ranting Tahunan mengundang Ustadz Mustafid untuk mengisi acara tersebut.


Acara diselenggarakan hari jumat tanggal 11 Juli 2025 dan dimulai jam 09.00 WIB dengan acaran khataman Al Quran Sampai dengan 10.30WIb dan kemudian mauidloh hasanah oleh Ustadz Mustafidz. Beliau memberikan pencerahan tentang pentingnya ilmu yang harus dicari oleh para perempuan agar kedudukannya di keluarga dan masyarakat serta sampai akhirat di syurga. 

Diawali dengan kisah di Zaman Nabi Nuh, dimana masa itu, para manusia mempunyai usia panjang, Nabi Nuh sendiri usianya 1000 tahun lebih. Begitu juga kaumnya. Dan suatu ketika dikisahkan :

Nabi Nuh 'alayhissalam melihat seorang wanita yang sedang menangis, kemudian Nabi Nuh bertanya: "Kenapa kamu menangis?"

Perempuan itu menjawab : "Aduuh saya menangis karena kematian anaku yang masih kecil dan masih di masa mudanya.

Nabi Nuh 'alayhissalam bertanya kepadanya: "Berapakah umur anak kamu?"

Dijawab: "Baru 300 tahun saja"

Berkata Nabi Nuh kepada perempuan itu dengan tujuan agar meringankan rasa sedihnya: "Lalu apa yang akan kamu lakukan jika kamu hidup pada usia Umat Nabi Muhammad, Nabi Akhir Zaman, yang hidupnya rata-rata 60 tahun ?"

Si Ibu perempuan berkata : "Apakah disana ada orang yang hidup 60 tahun saja?".

Nabi Nuh menjawab : " Iyaa...."

Si Perempuan Bertanya: "Apakah diantara mereka ada yang bermaksiat kepada Allah pada masa yang begitu pendek itu?"

Nabi Nuh menjawab : "Kebanyakan mereka bermaksiat kepada Allah ..."

Si Ibu tadi bertanya lagi : "Apakah mereka senang dan mencintai dunia yang haya berupa hari-hari saja itu?"

Nabi Nuh menjawab : "Iyaaa... kepentingan mereka hanya mencintai dunia dan sedikit dari mereka yang memikirkan untuk akhiratnya".

Si Ibu tadi bertanya lagi : "Apakah mereka saling bertengkar hanya gara-gara masalah kecil?"

Nabi Nuh menjawab: "Bahkan saling membunuh..."

Si Ibu bertanya lagi: "Apakah mereka membangun rumah tinggal untuk mereka pada masa yang sebentar itu?"

Nabi Nuh menjawab: "Bahkan mereka memakmurkan istana untuk masa beberapa ratus tahun, kemudian mereka meninggalkannya lalu pergi (meninggal dunia)".

Si Ibu berkata : "Aduuuuh seandainya saya menggantikan umat itu, maka saya habiskan umurku dibawah teduh pepohonan dan sisa umurku semuanya untuk menyembah Allah azaa wajalla."

Kisah ini menjadi ibroh pentingnya mengaji ilmu yang kita ini hidup di dunia hanyalah sebentar saja. Maka menjadi sangat penting bagi para sahabat fatayat untuk terus mengaji ilmu agama. Karena, ada hak khusus yang tidak boleh dilarang oleh suami bagi istri untuk mengaji ilmu agama. Karena mencari ilmu agama untuk ibadah adalah hukumnya wajib. Jika suaminya sanggup memberikan ilmu agama kepada istrinya itu lebih baik, namun jika tidak maka meminta guru untuk mengaji ilmu agama di rumahnya. Namun jika itu semua tidak dilakukan maka istri wajib mengaji ilmu agama di luar rumahnya, seperti pergi ke majlis ilmu, untuk mempelajari ilmu Haid, misalnya. Maka ini wajib dilakukan. Seorang suami tidak boleh melarangnya. Jika dilarang maka suaminya yang berdosa.

Maka perlu diketahui bahwa modal pasangan hidup yaitu suami istri ini adalah sejatinya berjalan bebarengan menuju surga bersama sama. Oleh karena itu, pasangan suami istri jika di modal dengan ketakwaan maka pasti tidak akan berpisah (cerai). Sedangkan untuk bertakwa membutuhkan ilmu agama. Jadi tidak mungkin seseorang bisa mencapai derajat taqwa jika tidak dengan ilmu agama. 

Kemudian, ketika sudah belajar ilmu agama, maka seorang istri mendapatkan kemudahan untuk beribadah dan dapat memasuki pintu surga dari pintu manapun asalkan istri ini sanggup menjalankan beberapa hal berikut:

1. Beriman kepada Allah dan Rosul-Nya dengan benar

Karena zaman ini, banyak sekali keyakinan-keyakinan yang menyesatkan, mulai dari wahabi dan seterusnya. Oleh karena itu, Aqidah Ahlussunnah wal jamaah An-nahdliyah asy-ariyah maturidiyyah ini harus dipelajari. Beramal tanpa iman yang benar maka akan rusak amalnya. Maka Iman yang benar adalah meyakini bahwa Allah Ta'ala tidak bermula, Allah Ada tidak serupa apapun, Allah Ada tanpa tempat dan tanpa arah. 

Allah Ada sebelum semua makhlukNya diciptakan. Maka dari sini dapat dipahami bahwa Allah Ada Tanpa Tempat, Tanpa Arah, Tanpa Zaman. Dan setelah Allah menciptakan seluruh makhlukNya, menciptakan tempat, arah, zaman, langit, bumi, manusia dan seluruhnya maka tetap Allah Ada Tanpa Tempat, Allah Ada Tanpa Arah, Allah Ada Tanpa Zaman. Allah tidak berubah, karena sesuatu yang berubah itu pasti membutuhkan yang merubah. Dan sifat butuh pasti lemah. Maka Mustahil bagi Allah.

Jadi kesimpulan keimanan yang benar adalah meyakini bahwa Allah Ada Tanpa Tempat. Allah Ada Tanpa Arah, Allah tidak serupa apapun. 

Ada sebuah kisah seorang perempuan yang gigih dalam mempertahankan keimanannya di hadapan raja yang dzalim. Dalam kisahnya, bahwa suatu hari perempuan ini tengah menyisir rambut putri Fir’aun. Lalu jatuhlah sisir dari tangannya. Ia lalu berucap: “Bismillah (dengan menyebut nama Tuhan Allah).” Putri Fir’aun bertanya kepadanya: “Apakah kamu memiliki tuhan selain ayahku?” Tukang sisir itu menjawab: “Iya, Tuhanku dan Tuhan ayahmu adalah Allah.”   

Putri Fir’aun kemudian memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Fir’aun lantas meminta tukang sisir itu untuk meninggalkan agamanya. Akan tetapi tukang sisir menolak. Fir’aun lalu memanaskan air di suatu wadah besar yang diisi minyak hingga mendidih. Kemudian ia memerintahkan para algojonya untuk melemparkan anak-anak tukang sisir itu satu persatu ke air panas tersebut, sehingga daging mereka meleleh dan lepas dari tulangnya.

Namun tukang sisir tidak surut sedikit pun untuk mempertahankan imannya. Hingga tibalah giliran anaknya yang masih menyusu untuk dilempar. Tiba-tiba anak itu berbicara kepada ibunya. Allah menjadikannya bisa bicara. Anak itu berkata: “Wahai Ibuku, bersabarlah karena siksa akhirat lebih pedih dari siksa dunia. Janganlah engkau gentar dan mundur selangkah pun, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran.” 

Karena kegigihannya dalam mempertahankan Agamanya ini, Ibu tukang sisir ini menjadi seorang Wali Allah. Hal ini ditandai dalam perjalanan Isra’, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang melihat banyak sekali keajaiban-keajaiban yang mengandung hikmah. Ketika Rosulullah melewati kuburan tukang sisir putri Fir’aun, beliau mencium bau wangi yang muncul dari kuburan perempuan muslimah yang shalihah tersebut, perempuan yang Allah berikan kepadanya dan kepada anak-anaknya karunia mati syahid.

Derajat mulya ini tidaklah didapatkan oleh seseorang kecuali atas kuatnya kesabaran.

2. Menjaga dan melaksanakan sholat lima waktu

Perkara sholat ini juga penting, karena sholat lima waktu adalah tiyangnya islam. Maka Perempuan ini juga harus menjaga sholatnya dengan mempelajari ilmu agama, terutama pada bab sholat dan haid serta kewanitaan. Jika perempuan tidak mau belajar bab sholat dan haid lalu bagaimana ia bisa menjaga sholatnya.

3. Melaksanan Puasa Romadlon

Perkara ini tadi tidak disampaikan karena membutuhkan waktu yang banyak untuk disampaikan.

4. Menjaga diri dan kehormatannya

Seorang perempuan harus bisa menjaga dirinya baik sebelum menikah maupun sesudah menikah. Karena yang berhak atas dirinya hanyalah suaminya saja. Maka perempuan manapun yang bisa menjaga diri dan kehormatannya dijamin masuk surga. 

5. Patuh terhadap Suami

Untuk Patuh kepada suami maka sebaiknya dipahami berdua. Dan Untuk suami:

خيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهلي [رواه الترمذي]

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik memperlakukan istrinya dan aku (Nabi) adalah orang yang paling baik memperlakukan istriku"

Dan Untuk istri:

أيما امرأة ماتت وزوجها عنها راض دخلت الجنة [رواه الترمذي]

"Seorang perempuan yang mati dalam keadaan suaminya ridla kepadanya, maka ia akan masuk surga"

Oleh karena itu, cari ridlo Allah, dengan mencari ridlonya suami. Insyaallah dijamin masuk surga.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar