Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Hikmah Taubatnya Imam Malik bin Dinar di malam nisfu Sya'ban

 Al Imam Malik bin Dinar adalah seorang ulama besar yang berada di Iraq. Kisah pertaubatan Imam Malik bin Dinar ini ada di pertengahan malam bulan Syaban. Sungguh keberkahan yang luar biasa. Yang menjadi inspirasi para pemuda masa kini.


Kisan Pertaubatan Imam Malik bin Dinar diceritakan oleh Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi Al-Hanbali rahimahullaahu Ta'ala. 

Diriwayatkan bahwa Imam Malik Bin Dinar pernah ditanya tentang penyebabnya dia bertaubat kepada Allah Ta'ala. Pada awalnya ia tidak menjawab, lalu kemudian ia menjawab: "Dulu, sy adalah seorang pemabuk, karena saya juga sebagai Polisi Kemanan di Pasar." 

Singkat Cerita Malik bin Dinar ini merindukan akan pernikahan, sehingga akhirnya pergi ke pasar untuk membeli seorang budak perempuan. Di dalam riwayat lain, yaitu di dalam kitab yang dikarang oleh Syaikh Abu Bakar bin Muhyiddin Al Ahsani Al Farafuri Asy-Syafi'i yang menjelaskan bahwa di saat Malik bin Dinar mabuk minum khomr, ia ditawari seorang budak perempuan yang cantik jelita kepadanya. Lalu ia pun membelinya dengan kontak. 

Kemudian Malik bin Dinar pun menggauli budak perempuannya yang pada akhirnya memiliki seorang anak perempuan. Anak perempuan tersebut diberi nama Fathimah. Malik bin Dinar ini sangat mencintainya. 


Setiap kali putri Malik bin Dinar bertambah besar, bertambah pula-lah keimanan di dalam hati Malik bin Dinar dan semakin sedikit maksiat di yang dilakukannya. Dan pernah suatu ketika, Fathimah, putrinya, melihat malik bin Dinar memegang segelas khamr, putrinya ini mendekat dan menyingkirkan gelas tersebut hingga tumpah mengenai baju Malik bin Dinar. Saat itu, usia Fathimah beranjak mau dua tahun.

Genap putrinya usia 2 tahun meninggal dunia, dan Malik bin Dinar sangat terpukul atas kematian putrinya tersebut. Dan Tepat di Hari Jumat, malam nisfu sya'ban, Malik bin Dinar sangat bersedih sambil minum khamr, dan mabuk sampai dia tertidur. Di dalam tidurnya, Malik bin Dinar bermimpi sedang mengalami Kiamat, Kiamat Kubro. Orang-orang yang sudah meninggal dibankitkan, dan seluruh makhluk di kumpulkan dan malik bin Dinar diantara orang-orang yang dikumpulkan tersebut.

Malik bin dinar mendengar sesuatu dan ia menoleh lalu melihat seekor ular hitam besar yang mau memangsa malik bin Dinar. Ia pun sangat ketakutan dan lari terbirit-birit. Di tengah pelariannya, ia bertemu dengan seorang kakek yang berpakaian wangi semerbak. Lalu ia meminta pertolongan kepada kakek tua itu.

"Wahai Syaikh! Tolong selamatkan aku dari kejaran ular hitam besar ini, dan semoga engkau dilindungi oleh Allah Ta'ala." pinta Malik bin Dinar. 

Kakek tua tadi langsung menangis dan berkata kepadanya; "Saya ini orang lemah, Ular ini lebih kuat dariku. Lebih baik engkau lari saja".


Kemudian ia langsung berlari ketakutan menuju tebing yang tinggi dan ketika sudah sampai puncak tebing, ia melihat dibawahnya ada api neraka yang menyala-nyala berkobar ganas. Ia bingung mau kemana lagi, kemudian terdengar suara dari api itu kepadanya, "kembalilah kamu, karena dirimu bukanlah ahli neraka!" 

Lalu ia turun dan ular hitam besar masih terus mengejarnya. Kemudian di tengah perjalanan lagi, ia kembali bertemu dengan kakek tua berbaju wangi tadi, ia pun meminta pertolongan sekali lagi. Namun kakek tersebut berkata:

"Saya ini orang lemah, tetapi pergilah ke sebuah gunung itu, (sambil menunjukkan gunungnya)" Sebuah gunung yang terbuat dari perak dan terdapat tirai-tirai yang menggantung. kakek tadi melanjutkan; "Disana terdapat peninggalan-peninggal (barang simpanan) umat islam, barangkali dirimu mempunyai benda simpanan disana, maka barang itu dapat menolongmu". 

Malik bin dinar dalam mimpinya yang dikejar ular tersebut langsung lari menuju gunung yang ditunjukkan kakek tua tadi. Setelah sampai, ia mendengar suara malaikat memerintahkannya; "Angkatlah tirai-tirai itu, lalu bukalah pintunya lalu mendakilah kesana" 

Ketika terbuka, dan sampai disana, ia melihat banyak anak kecil yang melihatnya dengan wajah yang berseri-seri. Anak perempuan Malik bin Dinar pun juga ada disana dan ia melihatnya. ketika anak perempuannya melihat kedatangan Ayahnya, lalu ia mendatangi ayahnya sambil menangis. dan Kemudian putrinya mengulurkan tangannya dan menyelamatkan ayahnya dari kejaran ular hitam besar.


Kemudian, ayahnya didudukan sembari berkata kepada ayahnya dengan membacakan Surat al Hadid ayat 16: 
“Wahai Ayahku! 
اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ
[Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan kepada mereka,] (QS. Al-Hadid: 16).”

Malik bin Dinar perasaannya campur aduk, antara takut, senang, sedih dan menyesal luar biasa. dan bertanya kepada putrinya: "Wahai putriku, kamu mengetahui al-Qur'an?" lalu dijawab oleh putrinya;
"benar ayahku, kami mengetahuinya sebagaimana orang-orang mukmin lainnya". 

Malik bin dinar tambah penasaran, lalu bertanya kepada putrinya lagi; “Wahai putriku, beritahukanlah kepadaku tentang ular itu!"
Putrinya menjawab, “ular itu adalah amal keburukanmu, engkau rela membesarkannya hingga hampir saja menjerumuskanmu ke dalam neraka jahannam."
Malik bin Dinar bertanya lagi; "kalo begitu jelaskan siapa kakek tua itu yang selalu ada di tengah pelarianku tadi".
Putrinya menjawab: "Lelaki tua yang lemah tersebut adalah amal shalihmu wahai ayahku. namun engkau telah melemahkannya hingga dia menangis karena kondisimu dan tidak mampu menolong dari amalmu yang buruk itu."

Kemudian malik bin dinar masih penasaran dengan bukit tersebut dan bertanya kepada putrinya: 
"Apa yang membuatmu berada di bukit ini?"
Putrinya menjawab: "Kami adalah anak-anak kecil yang belum yang baligh sudah meninggal dunia dan akan berada disini sampai hari kiamat datang. Kami akan senantiasa melihat orangtuaku dan akan memberikan syafaat kepada kedua orangtuaku kelak"

Malik bin Dinar pun terbangun dari mimpinya. lalu ia berteriak menyesal luar biasa. kemudian ia bertaubat dengan mandi taubat dan kemudian kembali ke jalan yang di ridloi oleh Allah Ta'ala. Inilah kisah pertaubatan Sang Imam besar, Malik bin Dinar radliyallahu 'Anhu. Sejak saat itu, ia selalu menangis di setiap sepanjang malam untuk mohon ampunan kepada Allah Ta'ala.

Nama lengkap beliau adalah Malik bin Dinar al bashri abu yahya. Wafat di Bashrah tahun 131 H. 

Posting Komentar untuk "Kisah Hikmah Taubatnya Imam Malik bin Dinar di malam nisfu Sya'ban"