Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mendidik Anak agar Shalat

Cara Mendidik Anak agar Shalat

Diajari, Ditulodoni, Didungani (Diajari, Diberi Teladan, dan Didoakan), by Gus Rijal Mumazziq Z.


1. Diajari

وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman 13)

Mengajari Anak adalah dengan mengenalkan ketauhidan kepada anak. Caranya dengan cara dialog, bahwa Allah-lah yang telah menciptakan ayah-ibu dan dia. Memberi rezeki sehingga bisa membelikan dia baju bagus, mainan dan lain sebagainya.

Langkah selanjutnya adalah diajari shalat. Kuncinya ada di sosok bapak. Di al-Qur'an, para ayah teladan sangat kuat pengaruhnya dalam mendidik keluarganya: Nabi Ibrahim, Nabi Ya'qub, Imran hingga Luqman. Semuanya digambarkan sebagai figur ayah yang dialogis dan tegas.

Mengajarkan dengan memberi memberi contoh dan melaksanakan bersama-sama. Jadi katakan kepada anak, ayo kita shalat berjamaah agar kita masuk surga bersama-sama. Ini adalah langkah awal agar anak mau sholat.

Pada fase dasar ini, pendekatan menggunakan pola Targhib (Apresiasi/Reward), bukan Tarhib (Intimidasi/Punishment). Pakai pola Raja' bukan Khauf kepada-Nya. Anak yang dikenalkan konsep ketuhanan dengan cara paksaan, rawan melakukan pemberontakan teologis. Anak yang dikenalkan konsep ketuhanan dengan pendekatan yang lembut dan bertahap, akan lebih mudah memahami ketauhidan dengan nurani dan rasionya.

Surat Thaha ayat 132:

وَاۡمُرۡ اَهۡلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَا‌ ؕ

Artinya: “Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya."

Kudu sabar mendidik dan mengajarjan shalat kepada buah hati. Pelan-pelan. Tahap awal perkenalan gerakan, kemudian diajari wudlu dan deteksi najis, lantas dikenalkan bacaan disertai syarat dan rukun shalat.

عَلِّمُوا الصَّبِيَّ الصَّلَاةَ لِسَبْع سِنِينَ

 "Ajarkan anak-anak shalat sedangkan dia berumur tujuh tahun." 

Jika anak masih bayi, atau balita, libatkan anak di samping orangtuanya yang sedang shalat. Walau dia hanya menjadi "figuran", anak bisa merasakan energi spiritualitas orangtuanya yang sedang beribadah.

2. Memberi Teladan

Anak adalah generasi dari kedua orangtuanya. Anak bisa diajak melalui keteladanan. Misalnya, kalau anak belum shalat lantaran main game, orangtua wudlu terlebih dulu, lalu duduk di sampingnya, kasih waktu 1 menit menyelesaikan mainannya, tunggui dia wudlu. Kemudian gelar sajadah. Orangtua memberi contoh dan ketegasan, anak bakal ikut. Kalau hanya menyuruh bahkan memerintah dengan suara keras, anak patuh tapi terpaksa.

Ajak anak shalat berjamaah di masjid. Jika masih kecil, tanamkan ketegasan, agar tidak bersuara keras atau lari-lari saat shalat sedang berlangsung. Ini menanamkan rasa hormat kepada orang lain dan menghormati prosesi ibadah.

وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ

"....Dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat)."

Kalau sudah usia 10 tahun, perlu diberi hukuman. Tanpa harus dengan keras dan brutal. Kalau sifatnya fisik, boleh, tanpa harus menyakitinya atau menyebabkan sakit fatal. 

Solusi, di usia ini, uraikan kewajiban dan hak anak. Kalau kewajiban tidak terlaksana, hak dikurangi. Shalat itu wajib, kalau tidak dia dirikan, hak-nya bakal dikurangi. Misal, uang jajan, atau hak lainnya. 

Dalam banyak riwayat, Rasulullah dengan telaten mengajari anak-anak kecil shalat. Mengajak Sayyidina Hasan dan Husain berjamaah dengan sahabat senior lain, dan tubuh mulia beliau dijadikan sebagai tunggangan kedua cucu kinasihnya. Mengajak Sayyidina Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma shalat di ndalem Sayyidatuna Maimunah. Juga menggendong Sayyidah Umamah binti Zainab binti Rasulullah. Termasuk mempercepat shalat beliau di saat terdengar suara tangisan bayi, semata-mata agar ibunya segera menenangkannya.

Kisah-kisah apik terkait cara Rasulullah berinteraksi dengan para sahabat cilik beliau sangat menarik dan manusiawi. Epik dan magnetik. Rasulullah menghadapi para generasi emas ini dalam berbagai ragam: ayah, kakek, sahabat, juga pendidik yang berkualitas dan mengetahui potensi dan kecerdasan para sahabat cilik ini, dan beliau mendidiknya sesuai dengan karakteristik masing-masing. Cek, cara Rasulullah mengkader sahabat cilik beliau: Hasan bin Ali, Husain bin Ali, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Amr bin Ash, Abdullah bin Ja'far, Anas bin Malik, Usamah bin Zaid, dan masih banyak lagi.

Dekatkan anak dengan masjid. Nyamankan mereka di sana. Kata Sultan Muhammad al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel, "Jika suatu masa kamu tidak mendengar gelak tawa anak-anak, riang gembira di antara shaf shalat di masjid-masjid, maka sesungguhnya takutlah kalian akan datangnya kejatuhan generasi muda di masa itu."

3. Mendoakannya

Dibacakan Al-Fatihah setelah shalat. Jika punya 3 anak, bacakan satu persatu untuknya. Sebut namanya dalam doa pula. Nabi Ibrahim Alaihissalaam pernah berdoa buat keturunannya:

رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Artinya, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh." (QS. As Shaffat: 100)

Juga:

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." (QS. Ibrahim 40)

dan masih banyak lagi doa doa untuk anak agar menjadi anak yang sholeh sholehah, mau menjalankan sholat dan berbakti kepada kedua orangtua. Wallahu A'lam Bisshawab.

Posting Komentar untuk "Cara Mendidik Anak agar Shalat"