Tafsir Ayat Aqidah Surat Adh-Dhuhaa 7
TAFSIR AYAT AQIDAH 64
وَوَجَدَكَ ضَاۤلࣰّا فَهَدَىٰ
*"Dan Allah mengetahui bahwa kamu (Muhammad) tidak mengetahui perincian syariat kemudian Allah memberi petunjuk (rincian syariat itu)"
*Penjelasan*:
Ayat ini makna dzahirnya mengindikasikan seakan-akan Rasulullah ﷺ pernah sesat dan kemudian Allah memberinya hidayah.
Makna seperti ini jelas bertentangan dengan prinsip Akidah Islam yang menegaskan bahwa para Nabi itu ma'shum (terjaga) dari kekufuran, dosa besar dan dosa kecil yang mengandung unsur kehinaan jiwa pelakunya, baik sebelum diangkat menjadi nabi maupun setelah diangkat menjadi Nabi.
Karena itu tidak ada seorang nabi-pun, termasuk nabi Muhammad ﷺ yang pernah kufur sebelum diangkat menjadi nabi. Sebelum turunnya wahyu, nabi Muhammad ﷺ adalah seorang mukmin yang beriman kepada Allah dan mentauhidkan-Nya. Allah ta'ala memberikan ilham kepada beliau untuk mengenal Allah dan beriman kepada-Nya.
Sebelum turun wahyu Allah ta'ala telah menjaganya, sehingga beliau tidak pernah menyembah berhala dan tidak pernah melakukan perbuatan-perbuatan fasiq dan kemaksiatan.
Para ulama menafsirkan ayat ini dengan beberapa penafsiran, diantaranya:
1. Sebelum diangkat menjadi nabi, Muhammad ﷺ belum mengetahui al Qur'an dan rincian syariat Islam, kemudian setelah menjadi nabi Allah memberitahukan rincian syariat Islam dan juga al Qur'an.
Penafsiran ini sama dengan firman Allah ta'ala:
مَا كُنتَ تَدۡرِی مَا ٱلۡكِتَـٰبُ وَلَا ٱلۡإِیمَـٰنُ
[Surat Asy-Syura 52]
"dahulu kamu tidak mengetahui apa itu al Qur'an dan juga tidak mengetahui (rincian) keimanan.
2. Ketika kecil Muhammad ﷺ pernah sempat *tersesat jalan* dari rumah kakeknya, kemudian Allah mengembalikannya ke rumah kakeknya.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
ضللت عن جدي عبد المطلب وانا صبي ضائع كاد الجوع يقتلني فهداني الله
"Aku tersesat jalan dari kakekku Abdul Muththolib sedangkan aku seorang anak kecil yang hilang, hampir saja kelaparan membunuhku, kemudian Allah memberi petunjuk kepadaku untuk kembali pada kakekku".
3. Ketika bersama dengan pamannya (Abu Tholib) bepergian ke Syam Muhammad ﷺ kecil tersesat jalan, kemudian Allah mengembalikan pada kafilahnya.
Waspadalah!!*
Terhadap *Nashiruddin al Albani (tokoh Wahhabi)* yang berdasarkan ayat di atas dia mengatakan bahwa sebelum turunnya wahyu nabi Muhammad itu sesat dengan pengertian kufur. Na'udzubillâh.
Dan pernyataan al albani ini diikuti oleh para wahabi indonesia. Oleh karena itu, waspadalah!!
Referensi:
Tafsir an Nasafi
Tafsir Marah Labid