NEWS

Tafsir Ayat Aqidah Surat Al-An'am 76 - 78

TAFSIR AYAT AQIDAH 68

فَلَمَّا جَنَّ عَلَیۡهِ ٱلَّیۡلُ رَءَا كَوۡكَبࣰاۖ قَالَ هَـٰذَا رَبِّیۖ فَلَمَّاۤ أَفَلَ قَالَ لَاۤ أُحِبُّ ٱلۡـَٔافِلِینَ ۝  فَلَمَّا رَءَا ٱلۡقَمَرَ بَازِغࣰا قَالَ هَـٰذَا رَبِّیۖ فَلَمَّاۤ أَفَلَ قَالَ لَىِٕن لَّمۡ یَهۡدِنِی رَبِّی لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلضَّاۤلِّینَ ۝  فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمۡسَ بَازِغَةࣰ قَالَ هَـٰذَا رَبِّی هَـٰذَاۤ أَكۡبَرُۖ فَلَمَّاۤ أَفَلَتۡ قَالَ یَـٰقَوۡمِ إِنِّی بَرِیۤءࣱ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ

[Surat Al-An'am 76 - 78]

"Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang, lalu dia berkata, inikah Tuhanku sebagaimana yang kalian sangka?!,. Ketika bintang itu terbenam dia berkata, aku tidak suka kepada yang terbenam, lalu ketika dia melihat bulan yang terbit, dia berkata, inikah Tuhanku sebagaimana yang kalian sangka?!, ketika bulan itu terbenam dia berkata, sungguh jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat, kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, wahai kaumku, sungguh aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan". 


*Penjelasan*:

Dalam memahami ayat ini kita harus memahami konteks ayat tersebut.

Konteks ayat ini adalah Nabi Ibrahim menjelaskan kepada kaumnya yang menyembah bintang, matahari dan bulan, bahwa ketiganya tidak layak disembah karena mereka adalah makhluk, mereka memiliki tanda terbesar dari makhluk yaitu berubah. Ketiganya terbit kemudian tenggelam, begitu seterusnya. 

Secara akal, *sesuatu yang berubah pasti ada yang merubahnya*, dan yang seperti itu adalah makhluk.

Ketika melihat bintang, matahari dan bulan Nabi Ibrahim mengatakan:

هذا ربي

Para ulama menjelaskan bahwa dalam perkataan Nabi Ibrahim ini terdapat istifham inkari (berbentuk pertanyaan namun tujuannya untuk mengingkari), sehingga makna dari perkataan tersebut adalah:

*أهذا ربي كما تزعمون*

"inikah Tuhanku seperti yang kalian sangka?!" artinya:

هذا ليس ربي

"ini bukan Tuhanku".

Makna ini dibuktikan dengan perkataan Nabi Ibrahim selanjutnya:

لَاۤ أُحِبُّ ٱلۡـَٔافِلِینَ

"aku tidak suka kepada yang terbenam".

 لَىِٕن لَّمۡ یَهۡدِنِی رَبِّی لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلضَّاۤلِّینَ

"sungguh jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat"

یَـٰقَوۡمِ إِنِّی بَرِیۤءࣱ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ

"sungguh aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan"

Waspadalah*!!

Terhadap penafsiran baru yang sesat menyesatkan yang mengatakan bahwa ketika kecil nabi Ibrahim berpetualang mencari Tuhan, beliau belum mengenal Tuhannya. Sehingga beliau sempat menganggap bahwa bintang, matahari dan bulan itu sebagai Tuhan.

Keyakinan seperti ini bertentangan dengan prinsip Akidah Aswaja, bahwa para nabi ma'shum (dijaga) dari kufur, baik sebelum menjadi nabi atau setelah menjadi nabi.

Allah ta'ala berfirman:

مَا كَانَ إِبۡرَ ⁠هِیمُ یَهُودِیࣰّا وَلَا نَصۡرَانِیࣰّا وَلَـٰكِن كَانَ حَنِیفࣰا مُّسۡلِمࣰا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ

[Surat Ali 'Imran 67]

"Ibrahim dahulu bukanlah Yahudi dan Nashrani, tetapi dia orang yang lurus dan Muslim dan tidaklah ia termasuk orang-orang yang musyrik".

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

وَلَقَدۡ ءَاتَیۡنَاۤ إِبۡرَ ⁠هِیمَ رُشۡدَهُۥ مِن قَبۡلُ

[Surat Al-Anbiya' 51]

"Dan benar-benar telah Kami beri petunjuk Ibrahim sebelumnya"

Sebagian ulama menafsirkan ayat ini dengan bahwa Allah telah memberi petunjuk kepada nabi Ibrahim semenjak beliau masih kecil.

Referensi

Tafsir Marah Labid

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar