Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Jenis Oleh-Oleh Haji yang Paling Sering dibagikan

Setelah musim haji selesai, para jamaah haji pun pulang ke negaranya masing-masing, mereka kembali ke rumah masing-masing. Termasuk Jamaah Haji Indonesia. Mereka pun pulang dengan membawa berbagai macam oleh oleh yang di dapatkan dari Kota suci mekkah. 

Dalam beberapa hari terakhir ini, Jamaah Haji Indonesia mulai berdatangan secara bertahap pulang ke kampung halaman masing-masing. Tentu mereka, para jamaah haji, pulang tidak dengan tangan kosong. Melainkan membawa oleh-oleh yang sebagian di antaranya langsung mereka beli dan datangkan dari tanah suci. Oleh karena itu, ada hal yang perlu dijelaskan dari buah tangan atau oleh-oleh yang biasa dibawa oleh jama’ah haji dan juga umrah dan seringkali dihadiahkan kepada para tamu sekembalinya mereka dari Tanah Suci.

Berikut adalah 5 jenis oleh-oleh dari Haji dan juga umroh yang paling sering dibagikan kepada para tamu dan sanak kerabat :

1. Siwak


Siwak adalah kayu atau semacamnya yang dapat digunakan untuk membersihkan gigi dan mulut. Bersiwak boleh menggunakan semua jenis kayu. Akan tetapi, kayu yang paling utama digunakan adalah kayu Arok (الأراك). 

Kita disunnahkan bersiwak saat hendak melaksanakan shalat, baik sholat wajib maupun sholat sunnah, ketika akan berwudlu’, setelah membasuh kedua telapak tangan saat wudlu’, sebelum tayammum, sebelum membaca al Qur’an, pada saat gigi menguning, pada saat thowaf dan bersiwak ketika bangun dari tidur. 

Cara melakukan siwak adalah disunnahkan bersiwak dengan tangan kanan, memulainya dari bagian kanan mulut kemudian kembali ke tengah lalu dijalankan ke arah kiri mulut lalu kembali lagi ke tengah, setelah itu dijalankan di langit-langit mulut dengan lembut, disertai niat ingin memperoleh kesunnahan.

Di antara manfaat siwak adalah membersihkan mulut, meraih ridla Allah Ta'ala, menguatkan gusi, melipat-gandakan pahala, memutihkan gigi, membantu mengeluarkan huruf-huruf dari makhrojnya dan mengingatkan dua kalimat syahadat menjelang kematian. Siapakah di antara kita yang tidak berharap mampu mengucapkan dua kalimat syahadat ketika maut datang menjemput?. Oleh karenanya, marilah kita jaga dan pelihara sunnah yang agung ini. 

Nabi shallallâhu ‘alayhi wasallam bersabda: 

 السِّواكُ مَطهَرةٌ للفمِ مَرضاةٌ للرَّبِّ (رواه البخاري وغيره)

Maknanya: “Siwak adalah pembersih mulut dan menyebabkan mendapatkan ridla Allâh” (H.R. al Bukhâri dan lainnya) 

Nabi shallallâhu ‘alayhi wasallam juga bersabda: 

ركعتانِ بسواكٍ أفضلُ من سبعينَ ركعةً من غيرِ سواكٍ (رواه ابن ماجه وابن حبان وغيرهما)

Maknanya: “Dua raka’at disertai dengan siwak adalah lebih utama dari 70 raka’at tanpa disertai dengan siwak“ (H.R. Ibnu Mâjah, Ibnu Hibban dan lainnya) 

Jadi, inilah keutamaan dalam membiasakan bersiwak di setiap keadaan. 

2. Air Zam-zam

Oleh-oleh yang kedua adalah bentuknya air. ya air zam zam pastinya. bukan air biasa. Namun setiap jamaah dibatasi dalam membawa pulang air zam zam karena aturan penerbangan. 

Disunnahkan meminum air Zamzam. Orang yang memiliki hajat atau keperluan tertentu hendaklah minum air Zamzam dengan niat agar dikabulkan hajatnya. Jika menginginkan, hendaklah ia membaca: 

الَلهمَّ إِنه بلَغََنِي أنَّ نبَِيَّكَ قاَلَ ماء زَمْزَمَ لمَِا شُرِبَ له اللهمَّ إِني أشَْرَبهُ سَائلِاً عِلما ناَفعًِا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَاءً مِنْ كل داء

Makanya: “Ya Allâh, sungguh telah sampai kepadaku bahwa Nabi-Mu bersabda: “Air Zamzam mempunyai khasiat tergantung niat yang meminumnya”, Ya Allah, sesungguhnya aku meminumnya untuk memohon ilmu yang bermanfaat, rezeki yang lapang dan kesembuhan dari segala macam penyakit."

Dan ditambah dengan memohon hajat lain apapun yang diinginkan. 

3. Kurma


Ini adalah oleh oleh favorit yang digunakan para jamaah haji dan umroh untuk dihadiahkan kepada sanak kerabat dan para tamunya. Sebagian macam kurma memiliki keistimewaan khusus yang tidak ada pada macam kurma yang lain, yaitu antaranya adalah kurma ‘Ajwah dari Madînah (عَجْوَة المَْدِيْنَةِ). Nabi shallallâhu ‘alayhi wasallam telah bersabda: 

 مَن تَصَبَّحَ بسَبْعِ تَمَرات عَجْوَة، لَمْ يَضُرَّهُ ذلكَ اليومَ سُمٌّ، ولا سِحْرٌ (رواه البخاري ومسلم)

Maknanya: “Barangsiapa makan setiap pagi hari 7 buah kurma ‘Ajwah, maka di hari itu ia tidak akan terkena bahaya oleh racun maupun sihir” (H.R. al Bukhâri dan Muslim).

4. Tasbih


Di antara buah tangan atau oleh-oleh yang biasanya dibawa para jama’ah haji saat pulang dari haji adalah tasbîh. Menurut para ulama Ahlussunnah wal Jamaah, boleh bagi kita menggunakan tasbîh untuk berdzikir dan menyebut asma Allâh, karena tasbih selalu mengingatkan orang yang membawanya untuk bertasbîh, menyucikan Allâh dan mengagungkan-Nya.

Suatu ketika salah seorang istri Rasûlullâh shallallâhu ‘alayhi wasallam meletakkan di depannya empat ribu biji kurma untuk bertasbîh. Rasûlullâh melihatnya dan tidak mengingkari perbuatannya. Dari sini, para ulama memahami bahwa berdzikir dengan tasbîh hukumnya boleh, bukan haram.

Akan tetapi berdzikir dengan menghitung menggunakan jari-jari tangan lebih afdlal, karena Nabi shallallâhu ‘alayhi wasallam bersabda: 

عَلَيْكُنَّ بِالتَّسْبِيحِ وَالتَّهْلِيلِ وَالتَّقْدِيسِ وَاعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ (رواه الترمذيّ) 

Maknanya: “Hendaklah kalian bertasbîh, bertahlîl serta menyucikan Allâh, dan hitunglah dengan jari-jari tangan, karena di hari kiamat jari jemari itu akan ditanya dan dipersilahkan berbicara memberikan kesaksiannya“ (H.R. at-Tirmidzi) 

Yakni Allâh ta’âlâ di hari kiamat akan memberikan kemampuan berbicara kepada jari-jari tangan, sehingga ia bersaksi untuk para pemiliknya apa yang mereka lakukan di dunia, yaitu berdzikir dan menyebut asma Allâh disertai menghitung dengan jari-jari tangan.

Bahkan di dunia telah terjadi hal seperti ini. Suatu ketika, Abû Muslim al Khawlâni, salah seorang tabi’in yang zuhud, tengah berdzikir dengan tasbîh kemudian ia tertidur, maka tasbîh itu berputar sendiri di tangannya dalam kondisi ia tidur. Tasbîh itu berucap: 

سُبحانكَ ياَ مُنبِْتَ النباتِ وَيَا دَائمَِ الثَّباَتِ

“Maha suci Engkau, Ya Allâh, Dzat yang menumbuhkan tumbuhan dan tetap ada, tidak akan punah."

Ketika Abû Muslim terbangun dan menyaksikan hal itu, ia memanggil istrinya: “Wahai Ummu Muslim, kemarilah, lihatlah keajaiban yang luar biasa ini." Pada saat Ummu Muslim tiba dan melihat tasbîh tersebut berputar dan berdzikir, tiba-tiba tasbih itu berhenti dan tidak berputar lagi. Peristiwa ini telah terjadi di dunia dan merupakan bukti yang menguatkan apa yang akan terjadi di hari kiamat kelak, di mana jari-jari tangan akan berbicara dan bersaksi untuk para pemiliknya.

5. Buku-buku Gratis 

Para jama’ah haji dan umrah ketika menunaikan ibadah di tanah suci, biasanya mendapatkan hadiah buku-buku terjemahan berbahasa Indonesia yang ada di makkah sana. Buku-buku itu dibagikan kepada para jama’ah haji dengan cuma-cuma. Jika kita baca dengan seksama, buku-buku itu ternyata memuat aqidah dan ajaran yang bertentangan dengan apa yang diyakini, diamalkan dan diajarkan oleh para ulama kita di Indonesia. 

Di antara yang disebutkan dalam buku-buku itu adalah pengkafiran terhadap para pelaku tawassul, tabarruk dan ziarah makam para wali. Padahal mayoritas umat Islam, tidak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai belahan dunia yang lain, adalah para pengamal tawassul, tabarruk dan ziarah kubur. Di buku-buku itu juga disebutkan pembid’ahan terhadap beberapa amaliah yang telah mentradisi di kalangan umat Islam, seperti peringatan maulid nabi dan peringatan hari-hari besar yang lain. Oleh karena itulah, buku-buku tersebut tidak layak dibaca, tidak layak disebarluaskan dan tidak layak dijadikan oleh-oleh dan hadiah. 

Dan yang paling parah, di buku-buku itu terdapat keterangan bahwa Allah ta’ala berada di atas ‘arsy. Aqidah seperti ini jelas-jelas bertentangan dengan apa yang diyakini dan diajarkan oleh Nabi, para sahabatnya dan para ulama dari masa ke masa. Umat Islam sepakat menyatakan bahwa Allah ada tanpa tempat, ada tanpa arah dan tidak membutuhkan kepada apapun dan siapapun serta tidak dapat dibayangkan.

Jadi untuk memberikan oleh oleh kepada sanak kerabat, hanya 1 sampai 4 saja. Dan jenis yang kelima ini lebih baik diganti dengan buku buku ajaran ahlussunnah wal jamaah dari indonesia saja. 

Posting Komentar untuk "5 Jenis Oleh-Oleh Haji yang Paling Sering dibagikan"