Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesarean Pangeran Senapati atau Uyut Sena

Dikatakan: Pangeran Senapati atau Uyut Sena ataupun Mbah Sena, sejatinya adalah pewaris tahta Kesultanan Jayakarta, putra mahkota dari Pangeran Jayakarta.


Seiring dengan jatuhnya Kesultanan Jayakarta dibawah tangan Belanda tahun 1619, Pangeran Senapati bersama keluarga menyingkir ke sebuah hutan jati. Beliau kemudian babat alas membangun hunian baru yang kini dikenal sebagai Cibarusah, di kabupaten Bekasi.

Pangeran Senapati menganggap kawasan hutan lebat itu sebagai lokasi persembunyian yang aman dari kejaran pasukan Belanda. Termasuk untuk tinggal mengembangkan keluarga dan keturunan. Babat alas dimulai untuk membangun pemukiman baru yang dikemudian hari dikenal dengan nama Cibarusah. Kata Cibarusah sendiri konon berasal dari kalimat berbahasa sunda “Cai Baru Sah”.


Dikisahkan bahwa ketika masjid-masjid telah didirikan, jamaah kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi sarat sah untuk bersuci sebelum menunaikan sholat. Ketika akhirnya pencarian sumber air berhasil, salah satu ulama yang menyertai Pangeran Senapati berujar dalam bahasa Sunda “nah ieu’ CAI’ BARU SAH” yang berarti “Nah ini airnya baru sah” maksudnya sah secara syar’i untuk keperluan bersuci. Kalimat “CAI’ BARU SAH” itulah yang kemudian menjadi CI BARU SAH.

Masjid yang pertama kali dibangun oleh Pangeran Senapati tersebut berbahan utama kayu jati yang ketika itu melimpah disana. Tak jauh dari masjid dibangun sebuah kolam untuk menampung air bersih yang dialirkan dari sumbernya menggunakan pipa bambu. Hingga kini keturuan Pangeran Sena masih ada di Kampung Babakan Cibarusah (KBC), keluarga beliau dapat dikenali dengan gelar ‘Raden’ yang disematkan kepada nama mereka masing masing. Wallahu A'lam. (M Sirril Wafa)

Posting Komentar untuk "Pesarean Pangeran Senapati atau Uyut Sena"