Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Bait Ke 16 Nadhom Aqidatul Awamm Kisah Nabi Hud Alaihis Sholatu was salaam

 Ngaji Kitab Aqidatul Awam 16-4


قال المؤلف رحمه الله تعالى:

هم آدم إدريس نوح هود مع # صالح وإبراهيم كل متبع 

"Mereka adalah Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, seluruh mereka diikuti"

Penjelasan

As Syaikh Ahmad al Marzuki menyebutkan nama-nama para Nabi yang wajib bagi setiap mukallaf untuk mengetahuinya. Karena nama-nama mereka telah disebutkan dalam Al Qur'an dan hadits.

Nama-nama Nabi yang wajib diketahui adalah:

4. Nabi Hud Alaihissalaam

Nasabnya adalah Hud bin Abdullah ibn Robah ibm al Julud ibn 'Aad ibn Aush ibn Iram, ibn Saam ibn Nuh. Nabi Hud berasal dari bangsa Arab berdasarkan hadits:

وأربعة من العرب هود وصالح وشعيب ونبيك محمد

"Ada 4 nabi yang berasal dari Arab yaitu Hud, Sholih, Syu'aib dan nabi kamu Muhammad". HR Ibnu Hibban.

Nabi Hud diutus pada kaum 'Aad yang berada di Yaman. Kaum ^Aad adalah kaum yang diberi kekuatan oleh Allah ta'ala. Mereka memiliki postur tubuh yang besar dan tinggi, yang paling tinggi postur tubuhnya mencapai 100 hasta dan yang paling rendah (pendek) mencapai 60 hasta (sekitar 12 m). Dengan kekuatan yang mereka miliki mereka berbuat dzalim terhadap umat manusia. Mereka kufur kepada Allah dan menyembah berhala.

Nabi Hud mengajak kaumnya untuk hanya menyembah Allah, dan tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatupun.

Allah ta'ala berfirman:

وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمۡ هُودࣰاۚ قَالَ یَـٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَـٰهٍ غَیۡرُهُۥۤۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ

[Surat Al-A'raf 65]

"Dan pada kaum Aad, Allah mengutus saudara mereka Hud, nabi Hud berkata: Sembahlah Allah, tidak ada bagi kalian yang disembah selain hanya Allah, tidakkah kalian takut (pada adzab Allah)".

Raja Shaddad, Raja yang dzalim

Ada seorang laki-laki bernama "Iram" memiliki sebuah kota yang dinamai sesuai dengan namanya, yang dibangun oleh Syaddad, putra ^Ad. Kota ini berada di antara Hadramawt dan San^a’ di Yaman. Suku ^Ad memiliki 13 Cabang. Dan Syaddad menyatakan dirinya sebagai raja yang dzalim dalam pemerintahannya. Raja Syaddad kemudian menjadi penguasa dunia dengan menaklukkan negara-negara lain.

Raja Syaddad yang kafir ini suatu ketika kagum dengan Surga. Setiap kali dia membaca kitab-kitab tua tentang Surga yang sering dibicarakan oleh para Nabi, dia membayangkan bahwa dia dapat membangun “SURGA” di Bumi (yang tentu saja hal ini tidak mungkin).

Raja Syaddad ini pun termotivasi dan mengumpulkan kelompok pria yang sangat besar dan kuat untuk membangun kota yang dia namakan sebagai kota "surga".

Dia pertama kali mengangkat seratus orang, masing-masing memiliki seribu asisten, untuk mencari lokasi di Yaman. Mereka menemukan tempat dengan tanah terbaik dan udara segar. Sebuah tempat yang akan dibangun kota "Surga" Syaddad.

Kemudian Syaddad menulis surat kepada semua Raja dibawah kekuasaannya, dan memerintahkan mereka untuk mengumpulkan emas, perak, permata, musk, dan safron, dan lainnya apa saja yang terkandung di dalam tanah negara mereka, untuk mengirimkan semuanya kepadanya.

Syaddad memiliki penyelam yang pergi ke laut untuk mengambil mutiara dan perhiasan lainnya. Dia menugaskan para penambang untuk membawa safir, zamrud, dan topaz dari dalam Bumi.

Setelah memiliki cukup bahan, Syaddad memerintahkan agar kotanya dibangun di tempat yang indah itu. Dia memerintahkan agar dinding-dinding bangunan terbuat dari lapisan emas dan perak, dihiasi dengan permata. Pilar lebar dan besar yang terbuat dari marmer juga didirikan dengan megah.

Kanal-Kanal digali, membawa air segar mengalir di sepanjang jalan. Syaddad memerintahkan agar bangku-bangku ditepi sungai ini dilukis dengan emas, serta permata disebar di sungai-sungai. Shaddad juga memerintahkan para tukang pengrajinnya untuk membuat pohon-pohon emas, dengan permata yang menggantung di dahan-dahan.


Banyak istana dibangun, dan istana yang terbesar adalah untuk Syaddad di pusat kota.

Kacang-kacangan dari musk dan safron berserakan di jalanan memberi aroma yang wangi. Dibangun pula tembok Benteng batu yang sangat besar, dicat dengan emas dan dengan permata yang tertanam di permukaannya, dibangun di sekeliling kota setinggi 140 meter. Di atasnya ada dua gerbang emas, dihiasi dengan penuh hiasan, mengarah ke lembah yang indah. Kota ini memiliki panjang 32 kilometer dan lebar.

Di pinggiran kota, dibuat bukit-bukit, dikelilingi ribuan menara emas dan perak yang tinggi. Ini adalah tempat tinggal para prajurit.

Kota ini membutuhkan waktu lima ratus tahun untuk membangunnya.

Di tengah-tengah masa itu, Allâh Ta'ala memberikan wahyu kepada Nabi Hud, salah satu orang dari suku Syaddad. Nabi Hud pergi menemui Syaddad bin ^Ad, mengajaknya untuk memeluk Islam. Nabi Hud datang ke Syaddad setelah Syaddad menjadi penguasa selama tujuh ratus tahun.

Setelah Syaddad menolak ajakan dari Nabi Hud, Syaddad berangkat untuk melihat kotanya ketika para pekerjanya mengatakan kepadanya bahwa kota itu telah selesai. Syaddad pergi dalam suatu rombongan besar, bersama para puterinya, menteri, pengikut, penjaga, dan pembantu. 

Syaddad meninggalkan putranya yang bernama Marthad, yang diberi tanggung jawab atas Hadramawt dan negeri-negeri lain saat Syaddad sedang pergi. 

Dikatakan, bahwa Marthad bin Syaddad ini mengikuti ajakan Nabi Hud, masuk islam.

Ketika Syaddad mendekati kota yang dibangunnya hanya tinggal berjarak satu malam dan siang jauhnya, terjadilah teriakan yang sangat kencang yang datangnya dari langit (malaikat) yang membunuh Syaddad dan semua pengikutnya.

Syaddad mati pada usia sembilan ratus tahun tanpa pernah memasuki kota yang disebutnya "Surga“. Juga, semua pekerja yang membangun kota ini ikut mati, dan kota ini menjadi tersembunyi dari pandangan manusia.

Allah Ta'ala berfirman:

كَذَّبَتْ عَادٌ ٱلْمُرْسَلِينَ (١٢٣) إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ هُودٌ أَلَا تَتَّقُونَ (١٢٤) إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌۭ (١٢٥)

Q.S. Asy Syu'ara: 123-125.

Disebutkan;

Kaum ^Ad mendustakan nabi dan tetap tidak menerima Hud sebagai Nabi, kecuali mereka yang Allâh kehendaki untuk diselamatkan.

{وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ}

Q.S. Al Ahqaf: 21.

Diceritakan bahwa Allâh mengutus Nabi Hud untuk sukunya sendiri yaitu ^Ad, yang termasuk bangsa Arab. Beliau memperingatkan mereka dan memberi tahu mereka bahwa mereka harus menyembah Allâh saja, atau akan datang suatu hari Siksa yang berat bagi mereka. 

Nabi Hud memperingatkan mereka di sebuah tempat bernama Al-Ahqaf, di bagian selatan Semenanjung Arab. Bukit pasir yang membentang dari Oman ke Hadramawt saat ini adalah Al-Ahqaf di mana bangsa ^Ad dulu tinggal.

Kaum ^Ad adalah para pembuat berhala dan menyembahnya. Berhala mereka diberi nama Sada’, Samud, dan Haba’. 

Tanah mereka memiliki air yang melimpah pada waktu itu. Mereka menanam banyak tanaman dan kebun buah-buahan, dan membangun puri-puri tinggi. Terlepas dari semua kekayaan mereka, mereka tidak bersyukur kepada Allah Ta'ala. Mereka adalah bangsa pertama yang kafir setelah banjir besar pada zaman Nabi Nuh.

Nabi Hud adalah orang yang terbaik di antara mereka dalam akhlaqnya dan mereka telah mengenalnya pula. 

Ketika kaum 'Aad enggan untuk beriman, Allah ta'ala menurunkan adzab kepada mereka. Allah ta'ala tidak menurunkan hujan kepada mereka, sehingga terjadi bencana kekeringan dan paceklik yang sangat parah.

Ketika mereka tetap dalam kekufurannya Allah menghancurkan mereka dengan angin yang sangat kencang selama 7 malam, 8 hari. Angin itu telah menghancurkan segala sesuatu, yang tersisa hanya puing-puing rumah mereka. [Surat Al-Ahqaf 24 - 25]

Intaha

Bersambung 

Allah Ada Tanpa Tempat

Posting Komentar untuk "Makna Bait Ke 16 Nadhom Aqidatul Awamm Kisah Nabi Hud Alaihis Sholatu was salaam"