Penyimpangan dan Kesesatan Nazhim Haqqaniy
Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
يَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ رِجَالٌ يَخْتِلُوْنَ الدُّنْيَا بِالدِّينِ يَلْبَسُوْنَ لِلنَّاسِ جُلُوْدَ الضَّأْنِ مِنَ اللِّينِ، أَلْسِنَتُهُمْ أَحْلَى مِنَ السُّكَّرِ، وَقُلُوْبُهُمْ قُلُوْبُ الذِّئَابِ، يَقُوْلُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَبِي يَغْتَرُّوْنَ، أَمْ عَلَيَّ يَجْتَرِئُوْنَ, فَبِي حَلَفْتُ لَأَبْعَثَنَّ عَلَى أُولَئِكَ مِنْهُمْ فِتْنَةً تَدَعُ الحَلِيْمَ مِنْهُمْ حَيْرَانًا
“Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang memburu dunia dengan amalan agama, mereka mengelabui orang dengan gaya yang lemah lembut, lisan mereka lebih manis dari pada gula, tetapi hati mereka adalah hati srigala. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, “Apakah terhadap-Ku mereka (mengira) berani menipu atau mereka (mengira) berani melawan Aku, Aku bersumpah demi Dzat-Ku, akan Aku kirimkan kepada mereka fitnah yang menyebabkan ulama yang teguh hati pun menjadi goyah.” (HR. At-Tirmidzi).
Dari hadits ini menjelaskan bahwa ternyata sekarang ada orang-orang yang berhati serigala. Salah satunya adalah Nazhim Al Qubrushshi dan muridnya, hisyam Qabbani. Mereka bermodalkan harta untuk merubah akidah umat islam dengan kedok sebagai sufi. Padahal para sufi yang hakiki terbebas dari perbuatan mereka, dan pengakuan mereka sebagai pengikut tarekat naqsyabandiyyah adalah dusta, karena guru besar mereka adalah Abdullah Ad-Daghistani yang merupakan seorang syi'ah yang bodoh, yang menisbatkan dirinya kepada tarekat naqsyabandiyyah secara dusta dan sanadnya terputus. Hal ini telah dijelaskan oleh syaikh Muhammad Zahid At Turki -rahimahullah-, mufti ad-Daghistan as-Sayyid Ahmad bin Sulaiman Darwisy Hajiyu.
Demikian juga mufti Lebanon yang lalu, juga telah memperingatkan masyarakat akan kesesatannya karena beliau melihat penyimpangan-penyimpangan dan khurafat yang berkembang di kalangan mereka. Nazhim telah mengklaim bahwa pada tahun 2000 akan tiba kiamat dan ia perintahkan pengikut-pengikutnya untuk mengungsi ke daerah pegunungan sehingga oleh karena itu, fatwa yang meramalkan kiamat ini dibantah oleh para ulama Lebanon.
Dan berikut adalah daftar penyimpangan dan kesesatan Nazhim Haqqaniy:
- Perkataan sesat bahwa seorang guru tidak boleh ditentang dan dibantah dalam masalah apapun, walaupun menyalahi syariat islam.
- Al Qubrushshi menyamakan dirinya dan gurunya dengan Allah Ta'ala.
- Nazhim menyamakan Ratu Inggris dengan Allah Azza Wajalla
- Nazhim meyakini bahwa para hamba ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan) bersama Allah, tidak diciptakan dan bahwa mereka bagian dari Allah, wal 'iyadzubillah.
- Nazhim menganggap dirinya dan gurunya, Abdullah Al Faiz Ad Daghistani dan para pengikutnya itu lebih mulia daripada Nabi-nabi Allah.
- Nazhim dan gurunya menyamakan antara orang mukmin dengan kafir, agama islam dengan agama selain islam.
- Nazhim mengingkari adanya siksa neraka bagi orang-orang kafir.
- Nazhim menyerukan kepada ibahiyah (penghalalan segala sesuatu dan meyakini bahwa tidak ada yang diharamkan oleh Allah).
- Nazhim mengingkari adanya siksa di Akhirat
- Nazhim mengingkari kewajiban shalat
- Nazhim mengingkari disyariatkannya puasa
- Nazhim menghalalkan memakan daging haram
- Nazhim meremehkan nikmat akal
Siapakah Nazhim Haqqaniy dan Hisyam Kabbaniy?
Adalah Nadzim, yang menyebut dirinya dengan "al Haqqani", seorang berkebangsaan Cyprus yang pernah di deportasi dari Lebanon atas perintah Mufti Lebanon pada waktu itu; Syekh Hasan Khalid, dan dikecam karena kesesatannya oleh mufti Tripoli Lebanon; Thahaash-Shabunji sebagaimana dikutip oleh majalah Al Afkar, Beirut, edisi 898, November 1999. Ia juga telah mengklaim dirinya sebagai mursyid ke-40 Thariqah Naqsyabandiyyah al Haqqaniyyah, dan Hisham Kabbani; imigran Lebanon yang berdomisili di California, Amerika dinobatkan sebagai Khalifah Naqsyabandi Haqqani untuk benua Amerika. Mata rantai Thariqah yang dibawa oleh keduanya berasal dari seseorang yang bernama Abdullah Faiz ad-Daghestani yang tinggal di Damaskus, padahal mufti Negara Daghestan Sayyid Ahmad ibn Sulaiman Darwisy Hajiyu mengatakan dalam surat yang diterbitkan oleh Al Idarah ad-Diniyyah Li Muslimi Daghestan bahwa mata rantai thariqah yang dibawa oleh Abdullah ad-Daghestani tidaklah bersambung alias maqthu' dan Thariqah yang ia bawa adalah sesat. Ia meninggal dunia pada 3 september 1973, setelah sebelumnya ia menodai Thariqah Naqsyabandiyyah yang dirintis oleh wali Allah maulana Syekh Syah Bahauddin Naqsyaband dan ia (Abdullah ad- Daghestani) juga telah mewariskan kesesatan-kesesatannya kepada muridnya bernama Nazim al Haqqani.
Poin pertama dalam kesesatannya dibuktikan dalam kitab Washiyyah Mursyid az-Zaman Wa Ghauts al Anam, karangan Abdullah ad-Daghestani dan telah diterjemahkan oleh Nazim, pada hlm. 9, ia menyebutkan: "Seorang pengikut Thariqah tidak boleh bertanya kepada syekhnya suatu pertanyaan apapun tentang segala perintah yang ia perintahkan. Hal ini dikarenakan perintah seorang wali quthb (pimpinan para wali) merupakan perintah Allah dan kehendaknya sama dengan kehendak Allah", sebagaimana yang dikatakan oleh Nazim dalam karyanya yang berjudul Mercy Oceans Endless Horizon, hlm. 6. (ini adalah perkataan yang aneh sekali, Nazim dan gurunya menyamakan dirinya dengan Allah, Na'udzubillah).
Dalam kitab yang sama, hlm. 12, dia mengatakan:
"Seandainya seorang kafir membaca surat al Fatihah walaupun sekali seumur hidup, maka dia tidak akan keluar dari dunia ini kecuali memperoleh sebagian dari 'inayah (pertolongan) tersebut, karena Allah tidak membedakan orang kafir, fasiq, mukmin, ataupun muslim, semuanya sama".
Perkataan yang serupa juga dikatakan oleh Nazim dalam kitabnya di atas, hlm.15, bahwa semua agama sama; mengajak kepada penyembahan kepada Allah, dan pada hlm. 58, ia mengatakan bahwa orang kafir yang membaca surat al Fatihah meskipun hanya sekali dalam hidupnya pasti ia akan mati dalam keadaan mukmin. (Adakah Allah menerima ibadah orang kafir?!).
Pada hlm. 29 dalam kitab tersebut ia mengatakan bahwa makna Su'ul Khatimah bukan berarti seseorang akan celaka di akhirat, akan tetapi ia hanya akan di tempatkan di surga orang-orang awam. Tak kalah (sesatnya) dengan apa yang dikatakan gurunya; Nazim, mengatakan dalam kitabnya hlm. 78, bahwa Neraka Jahannam hanya merupakan tempat penyucian (seperti halnya rumah sakit tempat penyembuhan) dan pada akhirnya orang-orang kafir akan keluar dari neraka. (Bukankah orang-orang kafir tidak akan masuk surga dan mereka kekal selamanya di neraka !!, Na'udzubillah...)
Al Qubrushshi berkata dalam kitabnya Mercy Ocean, hal 9: "Allah Ta'ala meminta Muhammad datang ke hadapan-Nya yang suci, dan Rasul pun mentaati perintah itu dan bersimpuh di depan Tuhan seperti Ratu Inggris menerima pemuda yang terhormat". (Maka perhatikanlah, si Nazim ini berani sekali menyamakan Allah yang maha pencipta dengan ratu Inggris. Ini sangat jelas sekali kesesatannya tanpa perlu dijelaskan lagi).
Dalam bukunya yang dia namakan Muhithat ar-Rahmah, Nazim mengingkari kewajiban shalat dan mengatakan: "Bagi para wanita pemula (yang baru mulai melakukan shalat) cukup melakukan sujud sekali saja, dan jika sudah agak lama dan ada kemajuan nanti minta izin dulu, inilah yang diperintahkan guruku". Untuk mengetahui hakekat Nazim Haqqani dan dari mana mereka mengambil keyakinan-keyakinan mereka, silahkan membaca buku mereka "Muhithat ar-Rahmah", di hlm. 9, Nazim menyamakan Allah dengan Ratu Inggris. Dalam kaset berisi suaranya, Nazim mengatakan: "Ketika muncul al Mahdi maka warga Inggris akan mengikutinya". Nazim yang mengklaim dirinya sebagai syekh thariqah menghalalkan seorang lelaki berjabat tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya, sebagaimana diungkap oleh majalah Manar al Huda, edisi 33, Juli 1995 terbitan Jam'iyyah al Masyari', Beirut. Kami juga pernah melihatnya berjabat tangan dengan perempuan bahkan ada yang mencium tangannya di masjid at-Taqwa Kebayoran Baru, karena dia dan Hisham sering datang ke masjid tersebut. Bukankah Rasulullah pernah bersabda yang maknanya: "Saya tidak akan pernah berjabat tangan dengan perempuan ajnabiyyah (yang bukan mahram atau istri)" (H.R. Ibn Hibban, lihat Fath al Bari, vol 8,hlm. 636-637).
Nazim Al Qubrushshi dalam kitab Muhithat Ar-Rahmah, hal 13, mengatakan: "Allah adalah raja, dan tidak raja tanpa kerajaan, seperti tidak ada artinya seorang rasul tanpa ummat. Karenanya Allah ada tanpa permulaan, begitu juga para hamba-Nya tanpa permulaan! Seandainya pada azal tidak ada manusia, lalu Tuhan bagi siapakah Allah? Tuhan bagi Dzat-Nya? Tidak mungkin"... (Anda pasti tercengang melihat perkataan ini yang ada pada halaman 13 dalam bukunya. Nazim sudah menyamakan Allah dengan manusia yang sama sama tanpa permulaan, artinya manusia tidak diciptakan. Ini sangat jelas kesesatannya dan penyimpangannga yang menyalahi sifat 20, aqidah ahulussunnah wal jamaah).
Adapun Hisham Kabbaniy yang merupakan anak emas Nazim pernah mengatakan dalam sebuah ceramahnya bahwa yang dimaksud ar-Rahman adalah Muhammad. Untuk hal ini lihat risalah ringkas yang berjudul The Unveiling of Nazim al Qubrusi's Misguidance, karya Syekh Samir al Qadli, seorang da'i yang peduli dengan aktivitas dakwah di Amerika.
Perlu diketahui bahwa Nazim dan Hisham yang sekarang berdomisili di Amerika sering datang ke Indonesia atas nama mursyid Thariqah Naqsyabandiyyah hanya untuk mencari pengikut, bahkan mereka mendirikan Yayasan Haqqani Indonesia yang bermarkas di Jakarta Pusat, yang merupakan wadah koordinasi dan informasi bagi pengikutnya. Dan ada juga beberapa orang Indonesia yang telah dibaiat sebagai wakil dari Nazim. Besar kemungkinan mereka tidak mengetahui atau menyadari hakekat Nazim yang sebenarnya.
Hanya karena niat yang ikhlas karena Allah dan didasari ghirah Islamiyah yang tinggi, kami menulis nasehat ini agar umat Islam tetap berpegang teguh pada ajaran sufi sejati dan mewaspadai serta memberitahukan kepada masyarakat akan kesesatan-kesesatan Nazim al Haqqani dan Hisham Kabbani. Dan hanya kepada Allah kami berharap semoga Allah mempersatukan umat Islam dalam kebenaran, ajaran yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallam, Amin.
Di Malaysia, Tariqat Naqsyabandiah Al-Aliyyah Syeikh Nazim Al-Haqqani telah difatwakan sebagai salah satu ajaran tariqat sesat dan telah diharamkan oleh JAKIM pada 3 April 2000 hasil Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia Kali Ke-48. Keputusan Fatwa Muzakarah Jawatankuasa Majlis Fatwa Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Agama Islam :
- a) Tariqat Naqsyabandiah Al-Aliyyah di bawah pimpinan Syeikh Nazim bertentangan dengan fahaman akidah Ahli Sunnah Wal-Jamaah dan menyeleweng dari ajaran Islam. Pengamal ajaran ini hendaklah segera bertaubat.
- b) Semua negeri dikehendaki memfatwa dan mewartakan bahawa tariqat Naqsyabandiah Al-Aliyyah di bawah pimpinan Syeikh Nazim diharamkan dan tidak boleh diamalkan oleh umat Islam kerana ia bercanggah dengan ajaran Islam yang sebenar.