Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengasihi Masyarakat dengan Mengajarkan Ilmu Agama

 Setelah sedikit memperkenalkan diri dan beramah tamah, saya meminta nasehat kepada Mbah Yai Hafidhin (KH. Hafidhin Ahmad Dum) sesepuh dan Pengasuh PP ARIS Kaliwungu, Kendal. Bapak dari teman ku yang dulu nyantri bareng di Lirboyo Gus M Irfan Hafidzin. Tanpa berlama-lama beliau langsung memberi wejangan pada saya: 


"Masyarakat iku dijogo akidahe. Diwelasi. Sing ngewangi nopo kebutuhane masyarakat in syaa Allaah ditulungi dening Pengeran. Lah, sing paling dibutuhke masyarakat iku ilmu agama. Sing paling penting dijogo akidahe." 

"Masyarakat itu dijaga akidahnya. Dikasihi. Yang membantu kebutuhan mereka in syaa Allaah diberi pertolongan oleh Allaah. Nah, yang paling menjadi kebutuhan mereka adalah ilmu agama. Yang paling penting untuk dijaga adalah akidah mereka." 

Mungkin beliau menyitir satu hadits Nabi: 

والله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه 

"--Dengan fadlol Nya--, Allaah senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu menolong saudaranya."* 

Allah lah yang mencukupi kebutuhannya dalam menjalankan ketaatan. 

Sebenarnya banyak yang didawuhkan beliau. Ini hanya ringkasan sebagian 'riwayat bil ma'na' dari beliau menasehati saya pribadi. 

Kami (saya, Bu Lik dan anaknya) lalu berpamitan pulang setelah diberkahi dengan doa yang agak lumayan panjang. 

*Hadits ini juga menjadi dalil bagi Ahlisunnah wal Jamaah bahwa meminta pertolongan kepada selain Allah (isti'anah 'ammah) hukumnya boleh. Karena setiap muslim ketika meminta pertolongan kepada orang lain masih meyakini pada hakikatnya yang menciptakan pertolongan adalah Allaah (isti'anah khoshshoh). Mereka yang dimintai tolong tetap diyakini oleh seorang Sunni hanya sebagai sabab dan pencipta segala sabab musabbab (musabbibul asbab) tetaplah Allaah ta'ala.

(Kyai Dal)

Posting Komentar untuk "Mengasihi Masyarakat dengan Mengajarkan Ilmu Agama"