Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tafsir Surat An Nahl Ayat 93

TAFSIR SURAT AN NAHL 93

وَلَوۡ شَاۤءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمۡ أُمَّةࣰ وَ ⁠حِدَةࣰ وَلَـٰكِن یُضِلُّ مَن یَشَاۤءُ وَیَهۡدِی مَن یَشَاۤءُۚ وَلَتُسۡـَٔلُنَّ عَمَّا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ

[Surat An-Nahl 93]


*Penjelasan: Ayat ini menjelaskan tentang beberapa hal, yaitu:

1. Allah mengkhabarkan bahwa pada azal Allah berkehendak bahwa sebagian manusia itu beriman dan sebagian yang lain tidak beriman.

Ayat ini selaras dengan firman Allah ta'ala:

وَلَوۡ شَاۤءَ ٱللَّهُ لَجَمَعَهُمۡ عَلَى ٱلۡهُدَىٰۚ

[Surat Al-An'am 35]

ayat di atas juga selaras dengan firman Allah ta'ala:

وَلَوۡ شَاۤءَ رَبُّكَ لَـَٔامَنَ مَن فِی ٱلۡأَرۡضِ كُلُّهُمۡ جَمِیعًاۚ

[Surat Yunus 99]

*Perhatian:*

⛔️Meskipun keberadaan orang-orang yang kafir telah dikehendaki oleh Allah ta'ala pada azal, tetapi tidak berarti bahwa Allah mencintai orang-orang yang kafir.

Allah ta'ala berfirman:

قُلۡ أَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَۖ فَإِن تَوَلَّوۡا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ ٱلۡكَـٰفِرِینَ

[Surat Ali 'Imran 32]

2. Hidayah dan dlalal (kesesatan) adalah ciptaan dan ketentuan dari Allah ta'ala.

Seseorang yang telah ditakdirkan oleh Allah pada azal untuk menjadi sesat maka pasti ia menjadi kafir dan seseorang yang telah ditakdirkan oleh Allah pada azal untuk mendapatkan hidayah pasti dia menjadi mukmin.

Tidak ada yang bisa menyesatkan seseorang yang telah ditakdirkan oleh Allah mendapatkan hidayah. Allah ta'ala berfirman:

وَمَن یَهۡدِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّضِلٍّ

[Surat Az-Zumar 37]

Tidak ada yang bisa memberi hidayah seseorang yang telah ditakdirkan oleh Allah menjadi sesat. Allah ta'ala berfirman:

مَن یُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَلَا هَادِیَ لَهُۥۚ

[Surat Al-A'raf 186]

⛔️Waspadalah terhadap kelompok Qodariyah yang meyakini bahwa hidayah dan dlalal (kesesatan) itu ditentukan oleh manusia itu sendiri, bukan oleh Allah. Menurut mereka, Allah hanya mengikuti kehendak manusia. 

Mereka mengembalikan dlomir pada lafadz يشاء  pada lafadz من bukan pada Allah. Sehingga mereka memahami ayat di atas dengan: 'Allah menyesatkan orang yang menghendaki sesat dan memberi hidayah orang yang menghendaki hidayah'.

Pemahaman seperti ini terbantahkan oleh firman Allah ta'ala:

إِنۡ هِیَ إِلَّا فِتۡنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَن تَشَاۤءُ وَتَهۡدِی مَن تَشَاۤءُۖ 

[Surat Al-A'raf 155]

Seandainya dlomir pada kata يشاء pada QS an Nahl:93 itu kembali pada lafadz من pastilah dalam QS al A'raf:155 bunyinya يشاء juga, bukan تشاء (dengan diawali ta').

*Catatan: Ketika disebut al Haadiy maka memiliki dua makna, yaitu:

1. Pencipta hidayah

dengan pengertian ini al Haadiy hanyalah Allah ta'ala

Allah ta'ala berfirman:

إِنَّكَ لَا تَهۡدِی مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ یَهۡدِی مَن یَشَاۤءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِینَ

[Surat Al-Qashash 56]

2. Orang yang menjelaskan tentang perkara yang haq dan mengajak umat manusia pada jalan haq tersebut.

dengan pengertian ini al Haadiy adalah para nabi dan para da'i.

والله أعلم وأحكم

الله موجود بلا مكان

Allah Ada Tanpa Tempat

Posting Komentar untuk "Tafsir Surat An Nahl Ayat 93"