Tafsir Ayat Aqidah Surat Muhammad 34 dan Al-Ahzab 64 - 65
TAFSIR AYAT AQIDAH 23
إِنَّ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ وَصَدُّوا۟ عَن سَبِیلِ ٱللَّهِ ثُمَّ مَاتُوا۟ وَهُمۡ كُفَّارࣱ فَلَن یَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَهُمۡ
"Sesungguhnya orang-orang yang kufur dan menghalang-halangi orang lain masuk Islam kemudian mereka mati dalam keadaan kafir maka Allah tidak akan mengampuninya".
*Penjelasan*: Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang mati dalam keadaan kafir tidak akan diampuni oleh Allah.
Ayat ini selaras dengan Q.S. an-Nisa: 48 sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Ayat ini juga selaras dengan firman Allah ta'ala:
إِنَّ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ وَظَلَمُوا۟ لَمۡ یَكُنِ ٱللَّهُ لِیَغۡفِرَ لَهُمۡ
[Surat An-Nisa' 168]
"Sesungguhnya orang-orang yang kufur dan dzalim benar-benar Allah tidak mengampuni mereka"
Orang kafir jika ingin diampuni oleh Allah maka dia *harus masuk Islam* dengan mengucapkan dua kalimah syahadat. Tidak cukup bagi orang tersebut dengan hanya mengucapkan istighfar, meskipun istighfar itu ia baca seribu kali.
Bahkan istighfar yang dia ucapkan menambah dosa dia, karena ucapan tersebut berarti menentang dan mendustakan beberapa ayat di atas yang menegaskan bahwa Allah tidak mengampuni dosa kufur. Seakan-akan dia mengatakan: "ya Allah ampunilah dosa kufur ku meskipun Engkau telah berfirman bahwa Engkau tidak mengampuni dosa kufur."
*Perhatian*:
Tidak boleh mendoakan ampunan dan rahmat untuk orang yang telah *terbukti* mati dalam keadaan kafir, misalnya dengan ucapan:
اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه
"Ya Allah ampunilah dia dan rahmatilah dia dan maafkanlah dia".
Karena do'a seperti ini mendustakan beberapa ayat di atas.
Ayat diatas, ini juga menegaskan bahwa orang yang masuk islam tidak boleh ditunda. Karena orang yang menunda masuk islam dianggap menghalangi orang lain masuk islam.
Bila datang seseorang kepada kita yang mana dia berkeinginan untuk masuk Islam, maka segeralah pada saat itu kita tuntun ia untuk berucap syahadat. Jangan sampai kita jatuh kepada kekufuran lantaran kita menundanya untuk masuk kedalam Islam walau dalam beberapa saat. Seperti misal (awas ini tidak boleh) :
- Saya pikir-pikir dulu...
- Sebaiknya kamu pikirkan dulu sebelum memutuskan masuk islam
- Tunggu sebentar saya mau selesaikan kerjaan.
- Datang saja ke pengurus masjid atau semisalnya
- Tunggu sampai banyak warga yang datang agar disaksikan
Bahkan walaupun saat itu, kita sedang berkhutbah diatas mimbar, maka kita tidak boleh menunda untuk mengislamkan orang yang datang kepada kita. Hal ini, karena kaedah menyebutkan
الرضى بالكفر كفر
"Ridho kepada kekufuran adalah kufur"
Dan juga menerapkan ayat diatas, yakni tidak mengalang-halangi orang mau masuk islam.
*Catatan:*
Pintu kekufuran ada tiga, yaitu:
1. Tasybih, yaitu menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya.
Seperti keyakinan kelompok Wahhabi bahwa Allah itu beranggotakan badan dan bertempat di atas Arsy.
2. Takdzib, yaitu mendustakan Allah dan Rasul-Nya.
Seperti mengingkari sesuatu yang wajib secara ijma' dan ma'lum minaddin bidloruroh (diketahui oleh semua umat Islam, baik yang alim maupun Awam), mengharamkan perkara yang halal secara ijma' dan ma'lum minaddin bidloruroh, menghalalkan sesuatu yang haram secara ijma' dan ma'lum minaddin bidloruroh dan samacamnya.
3. Ta'thil, yaitu menafikan adanya Allah atau sifat-sifat-Nya.
Seperti keyakinan mu'tazilah yang mengatakan bahwa Allah tidak memiliki sifat.
TAFSIR AYAT AQIDAH 24
إِنَّ ٱللَّهَ لَعَنَ ٱلۡكَـٰفِرِینَ وَأَعَدَّ لَهُمۡ سَعِیرًا خَـٰلِدِینَ فِیهَاۤ أَبَدࣰاۖ لَّا یَجِدُونَ وَلِیࣰّا وَلَا نَصِیرࣰا
[Surat Al-Ahzab 64 - 65]
Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang kafir dan telah menyiapkan untuk mereka neraka sa'ir, mereka abadi di dalamnya selamanya, mereka tidak akan menemukan seorang penolong"
*Penjelasan*: Ayat ini menjelaskan tentang beberapa persoalan Aqidah, yaitu:
1. Orang-orang kafir adalah orang-orang yang dilaknat oleh Allah.
Ayat ini juga menjadi dalil bolehnya melaknat seseorang yang telah nyata mati dalam keadaan kafir seperti Fir'aun, Numrud, Abu Lahab. Boleh mengatakan: Fir'aun la'lanatulli 'alaihi, Abu Lahab la'anahullah.
Orang-orang kafir tidak memiliki keutamaan dan kemuliaan sama sekali menurut Allah ta'ala.
Allah ta'ala berfirman:
إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَاۤبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ فَهُمۡ لَا یُؤۡمِنُونَ
[Surat Al-Anfal 55]
"Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk yang berjalan (di atas bumi) menurut Allah adalah orang-orang yang kufur, mereka tidak beriman".
2. Di akhirat orang-orang yang kafir akan dimasukkan ke dalam neraka dan mereka abadi di dalamnya.
Bahkan mereka akan ditempatkan di dasar neraka jahannam. Sebuah tempat yang tidak ditempati kecuali oleh orang-orang kafir.
Orang-orang kafir tidak akan pernah keluar dari neraka, meskipun mereka sangat menginginkannya. Allah ta'ala berfirman:
یُرِیدُونَ أَن یَخۡرُجُوا۟ مِنَ ٱلنَّارِ وَمَا هُم بِخَـٰرِجِینَ مِنۡهَاۖ وَلَهُمۡ عَذَابࣱ مُّقِیمࣱ
[Surat Al-Ma'idah 37]
"Orang-orang kafir ingin keluar dari neraka, dan mereka tidak bisa keluar darinya, bagi mereka adzab yang abadi".
*Waspada*
Waspadalah terhadap *Ibnu Taimiyah* (tokoh sentral kelompok Wahhabi selain Muhammad bin Abdul Wahhab). Ia mendustakan al Qur'an dengan mengatakan bahwa neraka akan punah, tidak akan abadi, penduduknya akan keluar dari neraka dan masuk ke dalam surga.
3. Neraka sekarang telah diciptakan oleh Allah ta'ala.
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah ta'ala أعد لهم سعيرا. Dalam ayat ini fiil (kata kerja) yang digunakan adalah fiil maadli yang menunjukkan arti 'telah terjadi''. Terjemahan penggalan ayat tersebut adalah "Allah telah menyiapkan neraka untuk mereka", artinya neraka telah disiapkan, dan sesuatu yang telah disiapkan berarti telah ada.
Ayat ini selaras dengan firman Allah ta'ala:
أُعِدَّتۡ لِلۡكَـٰفِرِینَ
[Surat Al-Baqarah 24]
"Neraka telah disiapkan untuk orang-orang kafir".
Para ulama menjelaskan bahwa letak neraka adalah di bawah bumi ke tujuh, tanpa menempel dengannya.