Tafsir Ayat Aqidah Surat An-Nisa' 124
TAFSIR AYAT AQIDAH 20
وَمَن یَعۡمَلۡ مِنَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنࣱ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ یَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا یُظۡلَمُونَ نَقِیرࣰا
*Penjelasan*: Ayat ini menjelaskan bahwa *syarat diterimanya amal shalih* adalah dilakukan oleh *seorang mukmin*.
Amal kebaikan yang dilakukan oleh orang kafir tidak sah dan tidak diterima oleh Allah ta'ala.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan:
الْبَرَاءَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ مُقَنَّعٌ بِالْحَدِيدِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أُقَاتِلُ أَوْ أُسْلِمُ قَالَ أَسْلِمْ ثُمَّ قَاتِلْ فَأَسْلَمَ ثُمَّ قَاتَلَ فَقُتِلَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَمِلَ قَلِيلًا وَأُجِرَ كَثِيرًا
Al Bara' radhiyallahu 'anhu berkata; Ada seorang laki-laki bertopeng besi datang menemui Nabi ﷺ seraya berkata: "Apakah aku berperang atau masuk Islam lebih dulu?" Maka Rosulullah ﷺ bersabda: "Kamu masuk Islam dulu kemudian berperang".
Maka laki-laki itu masuk Islam lalu berperang hingga terbunuh (mati syahid). Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: "Orang ini amalnya sedikit namun diberi pahala yang banyak". (HR al Bukhori)
Al Imam Al Ghozali Radliyallahu anhu berkata :
لا تصح العبادة الا بعد معرفة المعبود
*"Tidak sah suatu ibadah seseorang kecuali setelah mengenal Dzat yang wajib disembah (yaitu Allah Ta'ala)".*
Amal kebaikan yang dilakukan oleh seorang mukmin sekecil apapun akan dibalas oleh Allah ta'ala dengan pahala di akhirat, tidak sedikitpun mereka didzalimi.
Ini sama maknanya dengan firman Allah ta'ala:
فَمَن یَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَیۡرࣰا یَرَهُۥ
[Surat Az-Zalzalah 7]
"Barang siapa beramal seberat biji dzarah kebaikan maka dia akan melihat (balasan pahalanya di akhirat)".
Ini juga menegaskan bahwa Allah tidak dzalim terhadap hamba-Nya. *Orang yang mengatakan bahwa Allah dzalim, maka dia jatuh dalam kekufuran.*
Ini selaras dengan firman Allah ta'ala :
مَّنۡ عَمِلَ صَـٰلِحࣰا فَلِنَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَسَاۤءَ فَعَلَیۡهَاۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّـٰمࣲ لِّلۡعَبِیدِ
[Surat Fushilat 46]
"Barang siapa yang beramal shalih maka dia akan mendapatkan pahalanya, dan barang siapa berbuat keburukan maka dia akan mendapatkan siksanya, dan tidaklah Tuhanmu dzalim terhadap hamba-Nya".
*Perhatian:*
Dzalim adalah kata yang tidak boleh di sematkan kepada Allâh, dikarenakan Allâh adalah pemilik alam semesta ini.
Al Imam Fahruddin ibn Asakir dalam risalahnya mengatakan ;
ليس عليه حق (يلزمه) ولا عليه حكم
"tidak ada kewajiban yang menuntut Allâh dan juga tidak ada hukum atas Allah"
وَكُل نعمةٌ منه فضل وكل نقمة منه عدل
"Dan setiap kenikmatan dari Allâh bagi hamba, maka itu adalah karunia dari-Nya (bukan kewajiban atas Allâh), dan setiap musibah yang Allâh berikan kepada hamba, maka hal itu adalah keadilan darinya (bukan kedzaliman)".
Dari Tafsir ini, juga dapat disimpulkan bahwa amal kebaikan tidak ditentukan oleh nasab, bukan!! tetapi karena dia beriman dengan benar. Seandainya dia anak terlahir dari orang kafir sekalipun, kemudian dia beriman kepada Allah dan RasulNya dengan benar maka amal ibadahnya setelah dia beriman diterima.