Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Bait Ke 19 Nadhom Aqidatul Awamm Thaha Al Musthafa

 Ngaji Kitab Aqidatul Awam 19-5

قال المؤلف رحمه الله تعالى:

إلياس يونس زكريا يحيى # عيسى وطه خاتم دع غيا


"Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Thoha (Muhammad) penutup para nabi, tinggalkan yang sesat (ngaku nabi).

Penjelasan: Nama-nama Nabi yang wajib (kifayah) diketahui adalah:

25. Nabi Muhammad ﷺ

Dalam nadhom ini, sebutan thaha yang dimaksud adalah Nabi Muhammad ﷺ, sebutan sebagaimana ulama tafsir memaknai, yaitu:

قولُ الله تعالى في القرءان الكريم {يس} معناه: أيُّها الإنسانُ العظيم، وقولُه تعالى: {طه} معناه: أيُّها الرَّجُلُ العظيم.

وقد ذكَر بعضُ المفسِّرين أنَّ قولَه تعالى: {طه} يعني به يا طائيَ الأرض، وذلك لأنَّ الرسولَ كان يطيلُ قيامَ الليل، وقال اللهُ تعالى في سورة طه: {مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى} (2) أي هوِّن على نفسك. 

"طه" و "يس" صارا اسمَينِ للرسول، المسلمونَ سَمَّوْا الرسولَ بذلك، هو لم يسمِّ نفسَه بذلك، بعد نزول القرءانِ المسلمونَ سَمَّوُا الرسولَ يس وطه ومصطفى. 

قال الفيروزآبادي في [القاموس المحيط - باب النون - فصل السِّين] ما نصُّه: "قولُه تعالى: {يس} أي: يا إنسان، أو يا سيِّد". انتهى.

Sehingga kalimat yaasiiiin bermakna wahai manusia yang agung derajatnya. dan thaaha bermakna wahai laki-laki yang agung derajatnya. Julukan yaasiin dan thaha kepada rosulullah setelah ayat ayat tersebut diturunkan. 

Sedangkan nama-nama Nabi Muhammad ﷺ disebutkan dalam hadits berikut:

روى البخاريُّ أن رسول الله ﷺ قال: "إنّ لي خمسةَ أسماء" ومرادُه خمسةً اختُصَّت بي لم يتَسمّ بها أحَدٌ قَبلي، وليسَ المرادُ الحصر فيها.

فهو محمدٌ لإنبائِه عن كمالِ الحَمدِ المُنْبي عن كمَالِ ذاتِه، سُمّيَ به معَ كونِه لم يؤْلَفْ قَبل.

وهو أحمد ومعناه أحمَدُ الحامدِين لربّه، وسبَبُه ما في الصحيح أنه يُفتَح عليه في المقَام المحمود بمحَامِدَ لم يُفتَح بها على أحد قبلَه.

وهو المُقَفِي: أي التّابع للأنبياء فكانَ ءاخِرَهُم.

وهو الحاشِر: أي الذي يُحشَر الناسُ عندَ قَدمِه، أي على إثْرِ زمَنِ نبُوّته إذ لا نبيّ بعدَه، أو على إثْرِه في الحشرِ لأنه أوّلُ مَن تَنشَقُّ عنهُ الأرض.

وهو العَاقِبُ: أي الذي لا نَبيّ بَعدَه إذ العَاقِبُ هو الآخِرُ وهوَ ءاخر نبي.

وكذا منها الماحِي: فقد روى البخاري أن رسول الله ﷺ قال: "أنا الماحِي الذي يَمحُو اللهُ بيَ الكُفر". وهنالكَ أسماءُ أُخرى كثيرة غَير هذه، منها نبي التوبة، ونبي الرحمة. والمزمل، والبشير، والمذكر، والسراج المنير، وطه، و المصطفى، وسيد المرسلين، والمختار.

Nama-nama Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan imam Al Bukhoriy.

1. Muhammad

2. Ahmad

3. Al Muqoffiy, penutup para nabi.

4. Al Hâsyir, yang mengumpulkan manusia.

5. Al 'Âqib, yang tidak ada nabi setelahnya.

6. Al Mâhiy, Allah menghapus kekufuran denganku

Jubair ibn Muth'im meriwayatkan, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:

إني أنا مُحَمَّدٌ، وأنا أحْمَدُ، وأنا الماحِي الذي يَمْحُو اللَّهُ بيَ الكُفْرَ، وأنا الحاشِرُ الذي حَشَر النَّاسُ، وأنا العاقِبُ الذي ليسَ بَعْدَي نبيٌ

Sesungguhnya saya adalah:

1. Muhammad 

2. Ahmad

3. Al Maahi, Allah menghapus kekufuran denganku.

4. Al Haasyir, yang mengumpulkan manusia

5. Al 'Aaqib, yang tidak ada nabi setelahku. 

Abu Musa Abdullah ibn Qois meriwayatkan, beliau berkata: Rasulullah ﷺ menyebutkan kepada kami beberapa nama beliau, diantaranya yang telah kami hafal, beliau bersabda: Aku adalah:

1. Muhammad

2. Ahmad

3. Al Muqoffiy

4. Nabiyyut Taubah

5. Nabiyyur Rohmah

Dalam riwayat lain: 

6. Nabiy al Malhamah

Ini adalah hadits hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim. 

Jabir ibn Abdullah meriwayatkan, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:

أنا أحمدُ وأنا محمدُ وأنا الحاشرُ  وأنا الماحِي الذي يمحو اللهُ بي الكفرَ فإذا كان يومُ القيامةِ لواءُ الحمدِ معي وكنتُ إمامَ المرسلين وصاحبَ شفاعتِهم

"Aku adalah Ahmad, Muhammad, al Haasyir, al Maahiy yang Allah menghapus kekufuran denganku, apabila datang hari kiamat maka liwa' al hamdi bersamaku dan aku adalah pemimpin para Rasul dan pemilik syafaat mereka". 

Allah memberi nama Rasulullah ﷺ di dalam kitab-Nya al Aziz (al Qur'an) dengan nama-nama berikut:

1. Basyiir (al Baqoroh: 119)

2. Nadziir (al Baqoroh: 119)

3. Rouuf (at Taubah: 128)

4. Rohiim (at Taubah: 128)

5. Rohmah lil Alamin (al Anbiya': 107)

Jadi, thaha al Musthofa adalah Nabi Muhammad ﷺ. Tidak ada nabi setelahnya. Maka tinggalkan yang melenceng dari kebenaran. 

Dan diantara yang melenceng dari kebenaran adalah yang menyatakan bahwa awal makhluq adalah nur Muhammad. Hadits hadits tentang nur muhammad semuanya Palsu. Karena menyalahi Al Qur'an.

وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَاۤءِ كُلَّ شَیۡءٍ حَیٍّۚ 

“Dan Kami telah menjadikan dari air segala sesuatu yang hidup” (QS. al-Anbiya: 30). 

Catatan: Air makhluq pertama ini tidak seperti air yang kita lihat sekarang ini. Air yang bisa kita lihat juga berasal dari Air makhluq pertama itu.

Rasulullah ﷺ ketika ditanya tentang awal mula makhluk, beliau bersabda : 

كان الله ولم يكن شيء غيره وكان عرشه على الماء وكتب في الذكر كل شيء ثم خلق السموات والأرض

“Allah ada pada azal (wujud-Nya tanpa permulaan) tidak ada sesuatu apapun selain-Nya. Dan ‘arsy berada (ditempatkan) di atas air (yang lebih dulu diciptakan sebelum ‘arsy) dan Allah (memerintahkan Al-Qalam Al-A’la) untuk mencatat segala sesuatu yang akan terjadi sampai datangnya hari kiamat pada Al-Dzikr (Al-Lauh Al-Mahfuzh) dan kemudian Allah menciptakan langit dan bumi”. 

(H.R. Al-Bukhari)

Rasulullah ﷺ menjawab pertanyaan ini bahwasanya tidak ada permulaan bagi wujudnya Allah, yakni azali dan tidak ada yang azali kecuali hanya Allah. Dengan kata lain, pada azal tidak ada sesuatu apapun kecuali Allah dan Allah ta’ala adalah Dzat yang menciptakan segala sesuatu, yakni Dzat yang menampakkan (memunculkan atau mewujudkan) segala sesuatu dari yang semula tidak ada menjadi ada. 

Makna Allah menciptakan segala sesuatu adalah menampakkan (mewujudkan) segala sesuatu yang ada di dunia ini dari yang semula tidak ada menjadi ada. 

Allah ta’ala adalah Dzat yang maha hidup tidak akan mati, karena wujud Allah tidak akan berakhir (abadi). Allah tidak didahului oleh ketiadaan (Al-‘Adam) karena seandainya Allah didahului ketiadaan, niscaya mustahil bagi-Nya sifat Al-Qidam (adanya Allah tanpa permulaan), yakni Al-Azaliyyah. 

Hukum orang yang mengatakan: “Allah adalah Dzat yang menciptakan makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah” adalah keluar dari agama islam secara pasti karena dia telah menisbatkan ketiadaan bagi Allah ta’ala sebelum adanya Allah. Padahal hal itu tidak boleh dikatakan kecuali bagi segala sesuatu yang baru (Al-Hawadits), yaitu makhluk.

Allah ta’ala adalah dzat yang wajib wujudnya yakni tidak diterima oleh akal ketiadaan-Nya. Jadi Wujud (adanya) Allah tidak seperti keberadaan kita yang baharu, karena keberadaan kita ini sebab diciptakan oleh Allah ta’ala, sedangkan segala sesuatu selain Allah itu mungkin wujudnya, yakni secara akal mungkin keberadaanya setelah semula tidak ada dan juga mungkin ketiadaannya setelah semula ada. Hal ini dengan melihat keadaan segala sesuatu tersebut menurut hukum akal, bahwasanya secara akal segala sesuatu yang ada di dunia ini mungkin adanya dan mungkin ketiadaannya. Dan ketentuan tersebut sesuai dengan kehendak dan kuasa Allah.

Beriman kepada Rasulullah ﷺ artinya mempercayai dengan sepenuhnya bahwa Muhammad ﷺ bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf al-Qurasyi adalah utusan Allah, serta membenarkan semua wahyu Allah yang telah disampaikan kepadanya baik berupa al-Qur'an atau hadits-haditsnya. Karena semua yang disampaikan Allah kepadanya merupakan wahyu Allah yang wajib diyakini kebenarannya. Allah ta’ala berfirman:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ اْلهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُّوْحَى

“Dan tidaklah dia (Muhammad ﷺ) berbicara berdasarkan hawa nafsunya, tetapi dia adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya”

Secara umum berita yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ kepada umatnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Berita tentang hal-hal yang telah terjadi pada masa lalu seperti tentang awal mula makhluk, cerita nabi-nabi dan umat-umat terdahulu.

2) Hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan dan ucapan manusia, bahwa perbuatan/ atau ucapan ini haram, halal, wajib dan seterusnya.

3) Berita tentang hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang, baik di dunia seperti tanda-tanda kiamat, di alam kubur seperti adanya siksa dan nikmat kubur dan di akhirat seperti hari kebangkitan (yaum al-ba'tsi), al-mahsyar, hari kiamat, hari pembalasan (yaum al-hisab), Mizan, neraka, surga, shirath, telaga, syafa'at, melihat Allah (ru'yatullah) di akhirat.

Intaha

Bersambung

الله موجود بلا مكان

Allaah Ada Tanpa Tempat

Posting Komentar untuk "Makna Bait Ke 19 Nadhom Aqidatul Awamm Thaha Al Musthafa"