Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah yang dianjurkan bagi kaum muslimîn untuk diucapkan apabila mendapatkan musibah

 Ngaji Soal Jawab Bab Jenazah 01

1. Soal:

Apakah yang dianjurkan bagi kaum muslimîn untuk diucapkan apabila mendapatkan musibah kematian dari salah satu keluarganya ?


Jawab:

Dianjurkan untuk mengucapkan:

"إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللّٰهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا"

“Sesunggunya kita adalah milik Allâh dan sesungguhnya kita akan kembali pada-Nya (yakni kita akan mati dan akan dimintai pertanggung jawaban). Ya Allâh, berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik darinya”.

Dalam hadîts Shahîh riwâyat al Imâm Muslim telah disebutkan:

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنها زوجِ النبي صلى الله عليه وسلم قالت: سمعت رسول الله ﷺ يقول: "مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ، فَيَقُولُ: *( إِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا )*، إِلَّا آجَرَهُ اللهُ تَعَالَى فِي مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا".

إِلَّا آجَرَهُ اللهُ تَعَالَى أَيْ أَعْطَاهُ أَجْرَهُ وَجَزَاءُ صَبْرِهِ وَهَمِّهِ فِي مُصِيبَتِهِ.

قَالَتْ: فَلَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخْلَفَ اللهُ لِي خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

وفي روايةٍ قَالَتْ: فَلَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو سَلَمَةَ، قُلْتُ: مَنْ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ صَاحِبِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ قَالَت: فَتَزَوَّجْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

وقولها "مَنْ خَيْرٌ" بفتح الميم وتنوين راء خير المضمومة. رواه مسلم في كتاب الجنائز، باب ما يُقال عند المصيبة.

وقولنا: "إِنَّا للهِ" إقرار منا له تعالى بالملك والسلطان التام. 

وقولنا: "وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ"  إقرار على أنفسنا بالهلاك. 

واعلم أنَّ الرجوع إليه ليس عبارة عن الانتقال إلى مكان أو جهة، فإنَّ المكان على الله محال لأنَّ اللهَ خالقه وخالق ما سواه فلا يحتاج سبحانه إلى شىء، بل هو بمعنى القدرة وترك المنازعة.

وفي كلمة: "إِنَّا للهِ" إعلام واضح بأننا مملوكون للهِ الذي أوجدنا وخلق أعمالنا وحركاتنا ونيَّاتنا وخواطرنا سبحانه، وبيده أي وتحت قدرته وبإرادته تصريف أمور الخلق كلهم. 

وكلمة: "وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ" إشارة إلى أنه لا بُدَّ من البعث والحشر والقيامة، قوم إلى الجنة وقوم إلى النار، نعوذ بالله من جهنم.

فمن عرف عند نزول المصيبة به أنه لا بد في العاقبة من رجوعه إلى الله تعالى، وفي ذلك اليوم يحصل له السرور بها إن لم يعصِ الله بسببها، يكون ذلك تخفيفًا وسلوة له.

Diriwâyatkan dari imam Muslim dari Ummu Salamah radhiyallâhu 'anhâ -istri Nabi ﷺ berkata: "Aku telah mendengar Rosûlullâh ﷺ bersabda: 

"Tidak ada seorang hamba pun yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan:

"إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللّٰهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا"

"Sesunggunya kita adalah milik Allâh dan sesungguhnya kita akan kembali pada-Nya (yakni kita akan mati dan akan dimintai pertanggung jawaban). Ya Allâh, berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik darinya”

Melainkan Allâh Ta'ala akan memberinya pahala dalam musîbahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik atas buah kesabarannya."

Ummu Salamah kembali berkata: "Ketika Abû Salamah (Suamiku) wafat, aku pun mengucapkan doa sebagaimana yang Rosûlullâh ﷺ ajarkan padaku. Maka Allâh Ta'ala memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu rosulullah ﷺ. (H.R. Muslim)

Yakni, pada akhirnya Ummu Salamah mendapatkan ganti suami yang lebih baik dari suaminya yang pertama, yaitu Rosulullah ﷺ, Ummu Salamah diperistri oleh Rosulullah ﷺ, dan itu adalah anugerah dari Allah kepadanya.

*Perhatian:*

Makna kalimat 'innaa liLlaahi wa innaa ilayhi rooji^uun'

وقولنا: "إِنَّا للهِ" إقرار منا له تعالى بالملك والسلطان التام. 

وقولنا: "وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ"  إقرار على أنفسنا بالهلاك. 

Kalimat innaa liLlaah adalah bentuk pengakuan kita pada Nya bahwa Allah lah pemilik segalanya. 

Dan kalimat wa innaa ilayhi rooji^uun merupakan pengakuan bahwa kita akan musnah --untuk dibangkitkan kembali--.

واعلم أنَّ الرجوع إليه ليس عبارة عن الانتقال إلى مكان أو جهة، فإنَّ المكان على الله محال لأنَّ اللهَ خالقه وخالق ما سواه فلا يحتاج سبحانه إلى شىء، بل هو بمعنى القدرة وترك المنازعة.

Nash yang lahiriah nya berarti kembali pada Nya bukan berarti berpindahnya kita pada satu tempat dan arah --dimana Allah berada--. Sama sekali bukan. Tempat tidak berlaku/mustahil bagi Nya --Allah mempunyai sifat qiyaamuhu bi nafsihi; tidak membutuhkan semua makhluk Nya termasuk tempat--. Allah lah yang menciptakan tempat dan segala sesuatu selain tempat. Karena Dia yang menciptakan segala, maka ia tidak membutuhkan ciptaan Nya. 

Kalimat wa innaa ilayhi rooji^uun adalah pengakuan bahwa kita berada pada kekuasaan Nya dan sama sekali kita tak mampu dan tak boleh membantahnya. 

وفي كلمة: "إِنَّا للهِ" إعلام واضح بأننا مملوكون للهِ الذي أوجدنا وخلق أعمالنا وحركاتنا ونيَّاتنا وخواطرنا سبحانه، وبيده أي وتحت قدرته وبإرادته تصريف أمور الخلق كلهم. 

Jadi, pada kalimat innaa lillaah terdapat pengakuan dari hati yang sangat jelas bahwa kita adalah milik Nya; Dia adalah yang menciptakan kita dari tidak ada menjadi ada; menciptakan perbuatan kita; menciptakan gerakan gerakan kita; niat niat kita dan apa yang terlintas dalam hati kita yang tidak kita kehendaki. Atas kuasa dan kehendak Nya segala sesuatu itu berlaku dan terjadi. 

وكلمة: "وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ" إشارة إلى أنه لا بُدَّ من البعث والحشر والقيامة، قوم إلى الجنة وقوم إلى النار، نعوذ بالله من جهنم.

Dan, kalimat wa innaa  ilayhi rooji ^uun makna nya adalah pasti kita akan mengalami masa kebangkitan, dikumpulkan di padang mahsyar, dan kiamat secara keseluruhan dengan setiap tahapan nya. Sebagian ke surga dan sebagian yang lain ke neraka. 

(Kami berlindung kepada Allah dari siksa Jahannam).

Barangsiapa yang mengetahui apabila suatu musibah telah menimpanya, maka sebaiknya ia mengucapkan kalimat istirja' ini, dan pada hari itu juga ia ridha akan musibahnya dan tidak durhaka (protes) kepada Allah karenanya, maka hal ini menjadi keringanan dan pelipur lara baginya.

اللهُمَّ لا تجعلْ مُصيبَتَنا في دينِنَا وتوفَّنا وأنتَ راضٍ عَنَّا يا أرحمَ الرَّاحِمينَ، ءَامِين.

"Yaa Allah, Jangan Engkau jadikan musibah yang kami terima ini adalah musibah (kukufuran) di dalam agama kami, dan wafatkan kami sebagaimana yang Engkau ridloi (iman dan islam) terhadap kami. Yaa Arhamar Roohimiin. Aaamiiin"

Intaha

Allah Ada Tanpa Tempat

Posting Komentar untuk "Apakah yang dianjurkan bagi kaum muslimîn untuk diucapkan apabila mendapatkan musibah"