Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Bait Ke 10 Nadhom Aqidatul Awamm

 Ngaji Kitab Aqidatul Awam 10

قال المؤلف رحمه الله تعالى:

وجائز بفضله وعدله # ترك لكل ممكن كفعله

"Dan boleh (bagi Allah) dengan fadl (karunia) dan keadilan-Nya untuk tidak menciptakan sesuatu yang mumkin seperti juga boleh bagi-Nya untuk menciptakannya".


Penjelasan

As Syaikh Ahmad al Marzuki menjelaskan tentang sifat jaiz bagi Allah.

Sifat jaiz bagi Allah adalah

 فعل كل ممكن أو تركه

(menciptakan perkara yang mumkin atau tidak menciptakannya).

Perkara yang mumkin artinya perkara yang akal menerima adanya dan tiadanya, yaitu seluruh makhluk. 

Bentuk-bentuk perkara yang jaiz bagi Allah di antaranya adalah:

Menciptakan alam semesta, sebelum terciptanya alam semesta ini, jaiz bagi Allah untuk menciptakannya atau tidak menciptakannya. Tetapi Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan fadl (karunia) - Nya. 

Mengutus seorang Nabi. jaiz bagi Allah untuk mengutus seorang Nabi atau tidak mengutus seorang Nabi. Tetapi Allah telah mengutus para nabi dengan fadl (karunia) - Nya. 

Memberikan nikmat kepada hamba-Nya, jaiz bagi Allah untuk memberi nikmat atau tidak memberi nikmat pada para hamba-Nya. Allah telah memberi nikmat pada sebagian manusia dengan fadl (karunia) - Nya dan tidak memberikan nikmat pada sebagian manusia lainya dengan keadilan-Nya

Memberikan rizki, jaiz bagi Allah untuk memberi rizki atau tidak memberi rizki hamba-Nya. Allah telah memberi rizki yang melimpah pada sebagian manusia dengan fadl (karunia) - Nya dan tidak memberikan rizki pada sebagian manusia yang lain dengan keadilan-Nya. 

Memasukkan seorang hamba ke dalam surga, jaiz bagi Allah untuk memasukkan hamba-Nya ke dalam surga atau tidak memasukkannya ke dalam surga. Allah memasukkan sebagian manusia ke dalam surga dengan fadl (karunia) - Nya dan memasukkan sebagian manusia yang lain ke dalam neraka dengan keadilan-Nya. 

Memberikan yang terbaik, jaiz bagi Allah untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi hamba-Nya atau tidak memberikannya. Allah memberikan sesuatu yang terbaik dengan fadl (karunia) - Nya dan menimpakan keburukan pada sebagian manusia yang lain dengan keadilan-Nya.

Ahlussunnah wal Jama’ah meyakini bahwa *tidak ada sesuatu yang wajib dilakukan oleh Allah ta'ala*.

Ibnu Ruslan dalam kitab az Zubad berkata:

وما على الإله شيء يجب

"Dan tidak ada sesuatu yang wajib (dilakukan) oleh Tuhan"

Kenikmatan yang Allah berikan kepada para hamba-Nya baik di dunia maupun di akhirat adalah fadl (karunia-pemberian cuma-cuma) dari-Nya, bukan merupakan kewajiban bagi-Nya.

Musibah dan adzab yang Allah timpakan kepada para hamba-Nya adalah sebuah bentuk keadilan dari-Nya.

Karena tidak terbayangkan bagi Allah selain keadilan, sebab dzalim artinya memperlakukan milik orang lain tanpa seizinnya. Sedangkan seluruh alam semesta ini adalah milik Allah, sehingga tidak ada yang mewajibkan Allah melakukan sesuatu atau melarangnya. Dan Allah Tidak boleh dikatakan dzalim.

Allah ta'ala berfirman:

لَا یُسۡـَٔلُ عَمَّا یَفۡعَلُ وَهُمۡ یُسۡـَٔلُونَ

[Surat Al-Anbiya' 23]

"Allah tidak ditanya tentang yang Dia lakukan, tetapi merekalah (manusia) yang akan ditanya (tentang apa yang mereka  lakukan di dunia)"

*Peringatan*

Waspadalah terhadap Aqidah sesat qodariyah yang menyatakan bahwa Allah wajib memberikan sesuatu yang terbaik untuk para hamba-Nya.

Posting Komentar untuk "Makna Bait Ke 10 Nadhom Aqidatul Awamm"