Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tafsir Ayat Aqidah Surat Al Ikhlas dan Surat Asy Syura Ayat 11

Sebelum membaca surat al ikhlash beserta tafsirnya, terlebih dahulu akan dijelaskan tafsir dari surat asy syura ayat 11. Karena ayat ini adalah termasuk ayat muhkamat yang menjadi pedoman umat islam dalam memahami akidah aswaja.


TAFSIR SURAT ASY SYURA 11

 لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ

[Surat Asy-Syura 11]

"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah baik dari satu segi maupun semua segi, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat".

Penjelasan adalah ayat ini adalah ayat yang paling jelas di dalam al Qur'an yang menjelaskan tentang kesucian Allah dari menyerupai makhluk-Nya secara total.

Lafadz شىء dalam ayat di atas berbentuk nakiroh dan berada dalam struktur kalimat nafi (negatif), dalam ilmu balaghoh berfaidah syumul (menyeluruh); tanpa ada pengecualian. Sehingga 'شيء' dalam ayat ini berarti segala sesuatu selain Allah (alam/makhluk), tanpa ada pengecualian. 

Segala sesuatu selain Allah (alam) secara umum terklasifikasi menjadi dua bagian, yaitu Benda (Jauhar) dan Sifat benda ('aradl). Benda ada dua macam, yaitu:

  1. Jauhar al Fard, yaitu benda yang tidak bisa dibagi-bagi, karena telah mencapai batas terkecil. 
  2. Jisim, yaitu benda yang tersusun dari dua Jauhar al Fard atau lebih  atau benda yang memiliki panjang, lebar dan kedalaman. Selanjutnya jisim ini ada dua macam, yaitu: 
    • Jisim katsif, yaitu jisim yang bisa disentuh dengan tangan seperti manusia, batu, pohon dan semisalnya. 
    • Jisim Lathif, yaitu jisim yang tidak bisa disentuh dengan tangan, seperti udara, cahaya, kegelapan dan semacamnya.

Sehingga dengan memahami makhluq dan sifat makhluq, maka dapat disimpulkan bahwa: Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya, ini artinya:

  • Allah bukan benda (jawhar) dan tidak disifati dengan sifat benda ('aradl).
  • Allah bukan jawhar al fardl dan juga bukan jisim.
  • Allah bukan jisim katsif dan bukan jisim lathif.
  • Allah tidak disifati dengan sifat benda seperti berubah, berada pada arah dan tempat, memiliki bentuk dan ukuran, memiliki warna dan sifat benda lainya.

Allah maha mendengar dan maha melihat, karena telah ditegaskan sebelumnya bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk maka: Pendengaran Allah tidak sama dengan pendengaran makhluk. Allah mendengar segala sesuatu tanpa membutuhkan pada telinga atau piranti lainya, berbeda dengan pendengaran makhluk yang membutuhkan pada piranti-piranti tersebut dan terbatas. 

Pengelihatan Allah tidak sama dengan penglihatan makhluk. Allah melihat segala sesuatu tanpa membutuhkan pada mata, cahaya dan piranti lainya, berbeda dengan penglihatan kita yang membutuhkan pada piranti-piranti tersebut, dan terbatas. 

TAFSIR SURAT AL IKHLASH

 قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ۝  ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ۝  لَمۡ یَلِدۡ وَلَمۡ یُولَدۡ ۝  وَلَمۡ یَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ ۝ 

[Surat Al-Ikhlas 1 - 4]

Mari disimak baik-baik penjelasan berikut: Surat ini menjelaskan tentang sifat-sifat Allah ta'ala. Karena sabab an nuzul (sebab turun)nya surat ini, bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, mereka meminta kepada Nabi untuk menunjukkan sifat-sifat Allah, kemudian turunlah surat al Ikhlas menjawab permintaan orang-orang Yahudi tersebut. Setelah membacakan surat ini di hadapan orang-orang Yahudi tersebut, Nabi bersabda:

هذه صفة ربي

"Inilah sifat tuhanku"

Surat ini adalah bantahan terhadap kelompok mu'tazilah yang menafikan sifat-sifat Allah, sehingga mereka disebut dengan kelompok mu'aththilah.

Berikut penafsiran singkat surat al Ikhlas:

قل هو الله احد

Para ulama menafsirkan nama Allah Ahad dengan dua makna, yaitu:

  1. Dzat yang tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada serupa bagi-Nya. Makna ini sama dengan makna nama Allah 'al Waahid'.
  2. Dzat yang tidak menerima untuk dibagi, karena Ia bukan jisim.

Allah Esa bukan dari segi bilangan, al Imam Abu Hanifah berkata:

إن الله واحد لا من طريق العدد ولكن من طريق أنه لا شريك له.

"Sesungguhnya Allah itu Esa tidak dari segi bilangan, tetapi dari segi bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya".

الله الصمد

Allah adalah Dzat yang segala sesuatu membutuhkan kepada-Nya. Allah Maha Kaya (tidak membutuhkan) terhadap alam semesta. Allah tidak membutuhkan pada manusia, malaikat, jin, bumi, langit, Arsy dan lainya. Allah ta'ala berfirman:

فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِیٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِینَ

[Surat Ali 'Imran 97]

Allah ta'ala juga berfirman:

 وَٱللَّهُ ٱلۡغَنِیُّ وَأَنتُمُ ٱلۡفُقَرَاۤءُۚ

[Surat Muhammad 38]

لم يلد ولم يولد

Allah tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Allah adalah Dzat yang tidak ada sesuatu yang terpisah dari-Nya, dan Dzat yang tidak menyatu dengan sesuatupun dari makhluk-Nya. 

Ayat ini membantah paham hulul yang meyakini bahwa Allah menyatu pada sebagian wali-Nya dan juga membantah paham al wahdah al muthlaqoh yang meyakini bahwa Allah adalah alam semesta ini, setiap bagian dari alam adalah bagian dari Allah. 

ولم يكن له كفوا أحد

Tidak ada sesuatu yang menyerupai Allah, tidak ada sesuatu yang menandingi dan menyamai Allah.

Ayat ini semakna dengan Q.S As Syura: 11 sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. 

والله أعلم وأحكم

الله موجود بلا مكان

Allaah Ada Tanpa Tempat

Posting Komentar untuk "Tafsir Ayat Aqidah Surat Al Ikhlas dan Surat Asy Syura Ayat 11"