Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mana yang Benar Fii Rajaba atau Rajabin

Setiap awal bulan rajab, seorang Muslim, tentu dianjurkan bahkan disunnahkan untuk membaca doa Nabi yang seringkali dibagikan ke dalam media sosial dengan tujuan menyambut datangnya bulan Rajab. Doa ini juga seringkali dijadikan pujian dan dibaca di masjid-masjid kampung setelah adzan sholat lima waktu. Doa tersebut dibaca dengan di iringi puji-pujian shalawat. Namun, tahukah kalian ada perbedaan yang mencolok dalam pembacaan doa tersebut.


Pada doa tersebut ada 2 perbedaan bacaan yang hanya terletak pada kalimat "Fii Rojaba" dan "Fii Rojabin". Lalu manakah yang benar? perkara ini, menjadikan perdebatan, apakah dibaca "FII ROJABA" atau "FII ROJABIN"???.

Baik, mari kita bahas secara lughoh. Dikalangan para ahli Nahwu, perbedaan ini bisa dengan mudah diuraikan. 

Kita ambil pendapat dari Al-Danûsyirî, sebagaimana dikutip oleh Muhammad bin 'Alî al-Shabbân dalam Hâsyiyah al-Shabbân, bahwa lafadz "ROJAB" dalam bahasa Arab memiliki 2 (dua) bentuk, yaitu:

  1. Apabila yang dimaksud "RAJAB" itu adalah bulan ROJAB tertentu, maka lafadz "Rojab" itu termasuk dalam kategori ISIM GHAIRU MUNSHARIF (isim yang tidak bisa menerima tanwin).
  2. Dan apabila yang dimaksud dengan lafad "Rajab" itu adalah bulan Rojab secara umum, maka lafadz "Rajab" adalah termasuk isim munsharif (isim yang bisa menerima tanwin).

Dari penjabaran Al Danusyiri, lalu muncul pertanyaan "Jika memang lafadz "Rajab" adalah termasuk Isim ghairu munsharif, lalu 'illatnya apa?" Maka jawaban illatnya adalah "lil 'alamiyyah ma'al 'udul". Hal ini seperti tertulis dalam Kitab Alfiyyah Karya Ibnu Malik :

والعدل والتعريف مانعا سحر # اذا به التعيين قصدا يعتبر

Pada bait Syair Al-Fiyyah Ibn Malik di atas illat 'alamiyyah ma'al 'udul ini, yaitu lafadz "Sahar" (waktu sahur atau waktu sebelum Shubuh). Sama halnya dengan lafadz "RAJAB", bahwa lafadz "Sahar" juga berstatus sebagai isim ghairu munsharif jika yang dimaksud adalah waktu sahur tertentu. Nampaknya Al-Danûsyirî menyamakan lafad "Rajab" dengan lafadz "Sahar", sehingga status keduanya adalah isim ghairu munsharif ketika yang dimaksud adalah waktu tertentu.

Oleh karena itu, ketika kita membaca doa Nabi ini, kemudian dalam hati "krentek/bermaksud" agar kita diberkahi di bulan Rajab tahun ini, maka membacanya dengan "FII ROJABA", yaitu dibaca fathah, dikarenakan lafad "ROJABA" berkedudukan sebagai isim ghoiru munsharif yang. Maka sesuai kaidah bahasa Arab, isim ghairu munsharif akan dibaca fathah ketika dibaca jer, kecuali pada kondisi tertentu. Sebagaimana ungkapan Ibnu Mâlik وجر بالفتحة ما لا ينصرف.... dan Imam Yahyâ al-Imrithî واخفض بفتح كل ما لا ينصرف.

Akan tetapi, apabila yang berdoa tidak mengkhususkan keberkahan di bulan Rajab tahun ini saja, yaitu di setiap bulan rajab setiap tahunnya, bulan Rajab secara umum, maka membacanya dengan "FII ROJABIN", dengan harakat kasratain sebab kata "ROJABIN" di sini termasuk ke dalam Ism Munshorif (menerima perubahan).

Dari pendapat Al-Danûsyiri ini ternyata ada yang menyanggah yaitu Al-Zarqânî. Al-Zarqânî berpendapat bahwa pada lafadz "Rajab" itu termasuk Ism munsharif, meskipun yang dimaksud adalah bulan Rajab tertentu. Maka ketika diterapkan dalam doa tersebut, bacaan yang benar adalah "FII ROJABIN", hal ini, si pembaca doa itu ber "berkrentek/bermaksud" bulan Rajab tertentu ataupun tidak.

Lalu bagaimana yang semestinya? 

Setiap doa adalah ibadah, oleh karena itu, membaca doa rajab ini dengan membaca "FII ROJABA" atau pun "FII ROJABIN" adalah diperbolehkan atau dibenarkan. Hal ini tidak berarti, yang membaca "FII RAJABIN" hanya bulan ini saja, tidak sama sekali, tetap dibaca setiap datang bulan rajab. Jadi, hal ini tidak perlu diributkan dalam pembacaan doa tersebut.

Dan perlu diketahui bahwa ada waktu doa yang mustajab menurut imam Syafi'i.

قالَ الإِمَامُ الشَّافِعِيُّ فِي كِتَابِهِ الأُمِّ: وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مَنْ رَجَب، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ "اهـ

maknanya adalah "Sesungguhnya waktu doa yang terijabah itu ada di 5 waktu malam. Yaitu pada malam Jumat, malam Idul Adha dan Malam Idul Fitri, kemudian di malam awal bulan Rajab, dan malam nisfu Sya'ban.

Oleh karena itu, mari malam ini, malam di awal bulan rajab banyak berdoa, dan doakan al faqir ini untuk terus istiqomah menebarkan kebaikan.

Posting Komentar untuk "Mana yang Benar Fii Rajaba atau Rajabin"