Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembagian Riddah Menurut Mbah Hasyim

Ngaji Kitab =Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah= Karya Hadlratus Syaikh Hasyim Asy'ari


قال المؤلف رحمه الله تعالى:

وإنما أطلت الكلام على هذه الطائفة لأن ضررهم على المسلمين أكثر من ضرر جميع الكفرة والمبتدعين، فإن كثيرا من الناس يعظمونهم ويسمعون كلامهم مع جهلهم بأساليب الكلام العربي، وقد روى الأصمعي عن الخليل عن أبي عمرو بن العلاء انه قال: أكثر من تزندق بالعراق لجهلهم بالعربية وهم باعتقادهم الحلول والاتحاد كفرة

“Aku memperpanjang pembicaraan pada kelompok ini (kelompok yang meyakini hulul dan ittihad)  adalah  karena  bahaya  mereka  terhadap  umat Islam lebih banyak  dari  bahaya seluruh orang kafir dan para ahli bid’ah. Sesungguhnya banyak orang yang mengagungkan mereka dan mendengar perkataan mereka disertai dengan kebodohan mereka terhadap struktur Bahasa Arab. Al Ashmu’iy telah meriwayatkan dari al Khalil dari Abi Amr ibn al Ala’ bahwa beliau berkata: kebanyakan orang zindiq di Irak adalah karena kebodohan mereka terhadap  Bahasa  Arab, dengan  keyakinan  mereka  pada  paham hulul dan  ittihad  maka mereka adalah orang-orang kafir”.

Catatan

Bahaya penganut paham hulul dan al-ittihad (wahdah al wujud) lebih besar dari bahaya ahli bid’ah lainnya.

Karena biasanya, penganut dua paham sesat tersebut dihormati, diagungkan dan didengar kata-katanya oleh orang-orang awam. Sehingga mereka sangat mudah terperdaya oleh mereka. 

⛔️ Salah satu penyebab kesesatan penganut paham ini adalah kebodohan terhadap bahasa Arab. Sehingga mereka salah dalam memahami sebagian ayat dan hadits Rasulullah shallallahu alayhi wasallam. 

Misalnya, ketika mereka memahami ayat:

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ 

Berdasarkan ayat ini mereka beranggapan bahwa Allah berada pada diri manusia. Padahal ayat ini menjelaskan bahwa Allah lebih mengetahui tentang diri kita dari pada diri kita sendiri. 

Misalnya, ketika memahami hadits:

من عرف نفسه فقد عرف ربه

Berdasarkan hadits ini, mereka menganggap bahwa dirinya adalah Allah dan Allah adalah dirinya. Padahal hadits ini maknanya, seseorang yang mengenal dirinya bahwa ia adalah makhluk yang berupa benda dengan segala sifat-sifat bendanya, maka dia akan mengetahui bahwa Tuhannya (Allah) tidak serupa dengannya, Dia bukan benda dan tidak bersifatan dengan sifat benda. 

قَالَ القَاضِي عِيَاضٌ فِي الشِّفَا: إِنَّ كُلَّ مَقَالَـةٍ صَرَّحَتْ بِنَفْيِ الرُّبُـوْبِـيَّةِ أَو الوَحْدَانِيَّةِ أَوْ عِبَادَةِ غَيْرِ اللهِ أَوْ مَعَ اللهِ فَهِيَ كُفْرٌ كَمَقَالَةِ الدَّهْرِيَّةِ وَالنَّصَارَى وَالْمَجُوْسِ وَالَّذِيْنَ أَشْرَكُوْا بِعِبَادَةِ الأَوْثَانِ أَوْ الْمَلاَئِكَةِ أَو الشَّيَاطِيْنِ أَو الشَّمْسِ أَو النُّجُوْمِ أَو النَّارِ أَوْ أَحَدٍ غَيْرِ اللهِ. 

“Al Qadli ‘Iyadl berkata dalam kitab asy-Syifa: Setiap perkataan yang secara shorih (jelas) menafikan rububiyyah (ketuhanan) Allah, keesaan Allah atau perkataan yang menyatakan ibadah kepada selain Allah, atau beribadah kepada sesuatu selain Allah digabung dengan ibadah kepada Allah, maka itu semua adalah kekufuran, seperti perkataan golongan Dahriyyah, orang-orang kristen, Majusi, orang-orang yang menyekutukan Allah dengan menyembah berhala, para Malaikat, setan, matahari, bintang, api, atau siapa-pun dan sesuatu apa-pun selain Allah“.

Catatan

Mbah Hasyim Asy'ari menyebutkan beberapa perkataan yang tergolong sebagai perkataan kufur.

Yaitu setiap perkataan yang secara sharih:

  1. Menafikan ketuhanan Allah
  2. Menafikan keesaan Allah
  3. Ibadah pada selain Allah (syirik) 
  4. Ibadah kepada selain Allah bersamaan dengan ibadah pada Allah

Sharih dalam kufur artinya ucapan yang tidak mengandung makna selain makna yang kufur. Orang yang mengucapkannya dihukumi kufur kecuali dia tidak mengetahui maknanya. 

Sedangkan ucapan yang mengandung beberapa makna, sebagian maknanya kufur dan sebagian lain tidak kufur disebut dhahir dalam kekufuran. Orang yang mengucapkannya tidak dikufurkan kecuali jika dia menghendaki makna yang kufur. 

Para ulama membagi kekufuran (riddah) menjadi tiga:

  1. Kufur Keyakinan, tempatnya di dalam hati, seperti meragukan adanya Allah, menafikan sifat Wajib Bagi Allah, mensifati Allah dengan sifat yang mustahil bagi Allah. 
  2. Kufur Perkataan, tempatnya pada lisan, seperti perkataan-perkataan yang disebutkan oleh mbah Hasyim Asy'ari di atas
  3. Kufur Perbuatan, tempatnya pada anggota badan manusia, seperti sujud pada berhala, dengan sengaja membuang al Qur'an ke tempat sampah dan semacamnya. 

Kaidahnya, semua keyakinan, perkataan dan perbuatan yang mengandung unsur penghinaan dan pelecehan terhadap Allah, para nabinya, para malaikatnya, kitab-Nya, syiar agamanya, hukum agamanya maka itu adalah kufur. 

Posting Komentar untuk "Pembagian Riddah Menurut Mbah Hasyim"