Tafsir Ayat Aqidah Surat Al Hadid 22
TAFSIR AYAT AQIDAH 36
مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةࣲ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِیۤ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِی كِتَـٰبࣲ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَاۤۚ إِنَّ ذَ لِكَ عَلَى ٱللَّهِ یَسِیرࣱ
"Tidak ada musibah yang terjadi di bumi dan tidak pada diri kalian kecuali ada di dalam catatan (di lauh al mahfudz) sebelum Kami menciptakan jiwa kalian, sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah".
*Penjelasan*:
Ayat ini menjelaskan bahwa segala musibah yang terjadi, baik di bumi atau pada diri manusia telah tercatat di lauh al mahfudz. Musibah yang terjadi di bumi seperti kekeringan, kebakaran, banjir, gempa bumi, gagal panen dan semacamnya. Musibah yang terjadi pada diri seseorang seperti sakit, kelaparan, matinya anak-anak dan semacamnya.
Al Lauh al Mahfudz adalah makhluk Allah yang berada di atas langit ke tujuh, semacam papan tulis yang berukuran sangat besar. Al lauh al mahfudz adalah di antara makhluk-makhluk Allah yang pertama diciptakan.
Allah memerintahkan pada al Qolam al A'la untuk menulis segala sesuatu yang akan terjadi di alam semesta (termasuk musibah) di al lauh al Mahfudz.
Setiap tahun di malam Qodr (Lailatul Qodr) para malaikat naik ke atas langit ke tujuh untuk mencatat apa yang akan terjadi di alam semesta selama satu tahun dari al Lauh al Mahfudz.
Allah ta'ala berfirman:
فِیهَا یُفۡرَقُ كُلُّ أَمۡرٍ حَكِیمٍ
[Surat Ad-Dukhan 4]
"Pada malam itu *(Lailatul Qodr)* dijelaskan segala urusan yang telah ditentukan dengan pasti"
Karena para malaikat ditugaskan untuk mengatur sebagian alam semesta, sesuai dengan ketetapan (taqdir) dan kehendak (iradah) Allah yang telah ditulis di al lauh al mahfudz.
Karena segala musibah yang terjadi di bumi dan pada diri manusia adalah taqdir Allah, maka wajib bagi manusia untuk ridlo dengan taqdir tersebut, tidak protes pada Allah.
*Awas!!*
Protes terhadap taqdir Allah adalah sebuah bentuk kekufuran.