Syaikh Abdul Hamid Kudus dan Jejak Ulama Nusantara dalam Keilmuan Islam
Kabupaten Kudus memiliki peran signifikan dalam membangun peradaban Islam di Nusantara. Bahkan, dalam belantika keilmuan Islam secara global. Dari Kudus, kita tak hanya mengenal Sayyid Ja’far Shodiq yang disebut Sunan Kudus saja. Bahkan, ada sederet generasi penerus dari sunan kudus yang memiliki kiprah dan reputasi keilmuan yang juga mumpuni. Salah satu di antaranya adalah Syaikh Abdul Hamid Kudus. Seorang pengajar di Masjidil Haram, Mekkah di paruh akhir abad 19 higga awal abad 20. Ada puluhan karya tulisnya yang masih terjejak hingga saat ini.
Syaikh Abdul Hamid Kudus adalah seorang ulama terkemuka di tanah Hijaz dengan karya tulisnya yang melimpah. Selama ini, timbul anggapan jika Syaikh Abdul Hamid bukanlah ulama yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Namun, hal tersebut disanggah dalam kitab Nasmatul Unsi fi Riyadil Qudsi yang disusun oleh Lajnah Turots Ulama Kudus.
Kitab biografi tersebut mendasarkan pada karya Syaikh Abdul Hamid sendiri yang berjudul Irsyad al-Muhtadi ila Kifayat al-Mubtadi. Kitab yang merupakan syarah dari kitab karya ayahandanya, Kifayatu-l-Mubtadi, itu, menjelaskan jika Kudus dalam nama ayahnya itu adalah salah satu kota di Jawa.
"(Al-Qudsiy) nisbat kota dan tempat kelahirannya. Ketahuilah, al-Qudsiy nisbat ke Kudus -dengan dua dhommah-, kota yang terkenal di tanah Jawa.“
Kenusantaraan Syaikh Abdul Hamid tersebut menambah deret ulama berdarah Indonesia yang memiliki kiprah keilmuan internasional. Beliau tak hanya menjadi pengajar di Masjidil Haram yang diikuti oleh berbagai santri mancanegara. Namun, juga memiliki puluhan karya tulis yang masih terjejak hingga saat ini.
Karya-karya Syaikh Abdul Hamid Kudus tersebut sebagian besar telah dikumpulkan oleh Nahdlatut Turots dan Lajnah Turots Ulama Kudus dalam Majmu’ Mualafat yang diterbitkan eksklusif dalam rangka Jelajah Turots Nusantara kali ini. Seperti halnya kitab kumpulan doa yang berjudul Kanzun Najah wa Surur.
Salah satunya juga telah ditahqiq dan dicetak ulang dengan judul Fathul Aliyyil Karim yang kali ini menjadi sajian utama dalam Jelajah Turots Nusantara.
Kiprah dan karya Syaikh Abdul Hamid Kudus yang lahir dan wafat di Mekkah tersebut, patut dihadirkan kembali sebagai memori kolektif bangsa. Dan tidak hanya sebagai bahan kolektif akan tetapi juga dipelajari ilmu-ilmunya agar bisa dikembangkan lagi oleh generasi yang akan datang.
Kiprah dari Syaikh Abdul Hamid sebagai ulama berdarah Kudus yang memiliki kontribusi dan peran dalam khazanah intelektual dunia Islam tersebut, sudah dikupas tuntas pada seminar nasional yang menjadi rangkaian dari Jelajah Turots Nusantara (Jalantara) pada hari Ahad, 13 Juli 2025, Pukul 13.00-16.00 WIB kemarin di Pendopo Bupati Kudus.
Acara tersebut juga dibuka oleh Bupati Kudus, dan menghadirkan KH. Abdul Ghofar Rozin (Ketua PWNU Jateng) sebagai keynote speaker, Dr. Mahrus Elmawa (Cendekiawan Islam) dan Gus Nanal Ainal Fauz (Peneliti Nahdlatut Turots), serta dipandu oleh Dr. M. Rikza Muqtada dari UIN Sunan Kudus.
Sumber: FB Nanal Ainal Fauz