Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah shalât jenâzah dengan berjamâ’ah

 Ngaji Soal Jawab Bab Jenazah 52


BAB

TENTANG SHALÂT JENAZAH

*52. Soal:*

Apakah shalât jenâzah dengan berjamâ’ah ?

*Jawab:*

Pelaksanaan shalât jenâzah *boleh sendiri* dan *boleh berjamâ’ah*, hanya saja berjamâ’ah lebih afdhol dan disunnahkan, dan semakin banyak jumlah jamâ’ah, maka semakin afdhol dan utama.

Ngaji Soal Jawab Bab Jenazah 53

*53. Soal:*

Bagaimana dahulu kaum muslimîn menunaikan shalât jenâzah untuk Nabi Muhammad ﷺ setelah beliau wafât ?

*Jawab:*

Nabi Muhammad ﷺ memiliki *hukum khusus* dalam masalah penshalatan atas beliau saat wafat, maka dahulu kaum muslimîn saat wafâtnya Nabi Muhammad ﷺ mereka melakukan shalât jenâzah atas beliau dengan sendiri-sendiri (furôdâ), tidak berjamâ’ah.

Mengapa demikian ?, 

karena ini adalah kekhususan untuk Nabi ﷺ, Para ulamâ’ menjelaskan bahwa menshalâtkan shalât jenâzah atas Rasûlullâh ﷺ adalah hak seluruh kaum muslimîn, maka tidaklah semestinya ada salah satu dari kaum muslimîn diutamakan atas yang lainnya dalam hal itu kemudian menjadi Imâm untuk yang lainnya dalam menshalâti atas Nabi ﷺ, karena itulah terlaksana shalât jenâzah atas Nabi ﷺ dengan sendiri-sendiri, sebagaimana hal ini dijelaskan oleh al-Imâm asy-Syâfi’i dalam kitâbnya “al-Umm” dan al-Imâm ar-Ramliy menjelasakan perkataan al-Imâm asy-Syâfi’i mengenai hal ini dalam kitâbnya Nihâyah al-Muhtâj, dan juga dijelaskan oleh ulamâ’-ulamâ’ lainnya.

Ngaji Soal Jawab Bab Jenazah 54

*54. Soal:*

Apa syarat untuk sahnya melaksanakan shalât jenâzah ?

*Jawab:*

Untuk sahnya shalât jenâzah, maka disyaratkan perkara-perkara yang disyaratkan dalam shalât fardhu lima waktu, apabila ditinggalkan maka shalâtnya tidak sah, yaitu: 

1. Islâm

2. Suci dari dua hadats; yaitu hadats kecil dan hadats besar

3. Suci badan, pakaian dan tempat shalât dari najis yang tidak dimaafkan. 

4. Menutup aurat. 

*Aurat laki-laki* yang wajib ditutupi adalah anggota badannya yang di antara pusar dan lutut, sedangkan *Aurat perempuan* maka seluruh tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tanggannya dari ujung jari sampai persendian pergelangan tangan, hanya dua bagian ini saja yang tidak wajib ditutupi.

5. Menghadap qiblat

6. Berdiri bagi yang mampu

7. Dan menghindari segala perkara yang membatalkan shalât, maka apapun yang membatalkan shalât wâjib lima waktu, iapun membatalkan shalât jenâzah.

*Faidah:*

Dari segi syarat untuk sahnya maka shalat jenazah sama dengan sholat fardhu lima 5 waktu. Hanya saja tata caranya berbeda.

Dari sini perlu diperhatikan syarat-syarat  sahnya sholat sebagaimana telah disebutkan diatas. Yaitu,

1. Islam, apabila orang itu kafir maka diperintahkan untuk masuk islam dengan bersyahadat. 

2. Suci dari dua hadats. Apabila dia berhadast besar maka ia wajib mandi, dan apabila dia berhadats kecil maka ia berwudlu'. Dan apabila dia tidak mampu untuk bersuci, karena sakit misalnya maka ia bertayamum.

3. Suci pakaian, badan, dan tempat shalat dari najis yang tidak dimaafkan. 

Dalam fiqih, terdapat najis yang dimaafkan dan najis yang tidak dimaafkan. Contoh najis yang dimaafkan adalah darah yang mengalir dari luka. Dan contoh najis yang tidak dimaafkan adalah air kencing.

4. Menutup Aurat

5. Menghadap Qiblat

6. Berdiri bagi yang mampu

7. Menghindari perkara yang membatalkan sholat.

Intaha

Bersambung 

Allah Ada Tanpa Tempat

Posting Komentar untuk "Apakah shalât jenâzah dengan berjamâ’ah"