Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menggugat Jalur Thoriqoh KH Abdullah Hadziq ke Bin Yahya

 Ada kisah ulama sepuh dari Jepara, yang bernama KH Abdullah Hadziq dari Balekambang Nalumsari Jepara. Kisah isykalnya adalah thoriqoh yang dilalui oleh KH Abdullah Hadziq ini sungguh mengejutkan. 


Kisah yang tidak berdasar dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya yang hanya berdasarkan cerita fiktif belaka. Berikut adalah kisah yang beredar dan bahkan di tulis di Website Resmi Ma'had Aly Balekambang.

--------------------

Ceritanya, ketika hendak bai’at thariqah kepada Syeikh Nahrawi al-Makky dan Syeikh Mahfudz at-Tarmasiy, Mbah Dullah (Sebutan KH Abdullah Hadziq) tidak langsung mendapatkan ijin. Oleh Syeikh Nahrawi, Mbah Dullah diberitahu bahwa mursyid beliau saat itu belum lahir dan masih dalam kandungan ibunda.

“Mursyidmu nanti adalah cucu dari Habib Hasyim bin Umar bin Thaha bin Yahya Pekalongan. Carilah,” demikian kata Syeikh Nahrawi. Karena diperintah guru, Mbah Dullah Balekambang akhirnya mencari calon mursyidnya tersebut, dan bersilaturrahim dengan Habib Hasyim. Setelah mengutarakan tujuan dan tujuan Mbah Dullah kepada Habib Hasyim, maka dipanggil lah putra-putranya untuk ditanya; siapa yang istrinya mengandung, ternyata Habib Ali bin Yahya, yang di kemudian hari, -setelah lahir seorang putra dari istrinya-, diberi nama Muhammad Luthfi.

Saat bertemu itulah, Mbah Dullah meminta kepada Habib Ali bin Yahya agar ketika sudah mukallaf Habib Luthfi muda dipondokkan di Pesantren Balekambang meski sebentar. Dan setelah Habib Luthfi memasuki usia baligh, Mbah Dullah pun benar-benar berbai’at thariqah kepada Habib Luthfi.

--------------------

Coba Baca Kembali dan dalami lagi cerita atau kisah tersebut menurut ilmu Thoriqoh yang sesungguhnya. Jangan dicampur dengan fanatik buta atau nafsu belaka. Baca dengan teliti dan cermati baik baik. 

Penulis dari kisah tersebut adalah M Abdullah Badri. Sudah bisa melihat Isykalnya?? Mari kita Pertanyakan:

1. Dari mana sumber kisah tersebut? Kalo memang berthoriqoh maka harus menjunjung tinggi sanad keilmuan. sanad kisah dan cerita yang didasarkan kebenaran bukan pada kisah dongeng belaka.

2. Benarkah Syaikh Nahrawi Al Makky dan Syeikh Mahfudz At Tarmasy menolak (tidak memberi ijin) permintaan baiat KH Abdullah Hadziq? Siapa saksi dari penolakan tersebut?

3. Adakah di Dunia perthoriqohan ada mursyid yang belum lahir (katanya masih dalam kandungan) sudah dijadikan mursyid?? Lalu siapa yang menjadikan jabang bayi belum lahir itu menjadi seorang mursyid thoriqoh? mana dalilnya?

4. Benarkah Mbah Dullah (KH Abdullah Hadziq) benar-benar berbaiat thoriqoh kepada habib luthfi yang waktu itu baru memasuki usia baligh?? Lalu Apa Nama Thoriqohnya?

Untuk sementara ini pertanyaan-pertanyaan yang selama ini masih isykal. Siapapun yang bisa menjawab, silahkan dijawab dengan ilmiah, bukan dengan fanatik buta yang menimbulkan amarah dan lain sebagainya. Kita buktikan kebenaran kisah tersebut atau jangan jangan hanya bualan saja. 

Untuk referensi apa itu thoriqoh, Kita semua bisa membuka kitab kitab muktabar yang menjelaskan apa itu thoriqoh. dan sudah ada yang menulis di rubrik NU Online. yaitu ust Abdul Aziz dari Lampung. 

https://lampung.nu.or.id/warta/thoriqoh-tarekat-26hLH

Juga sebelum meneliti lebih lanjut, pahami dulu apa itu sanad. yang katanya dalam dunia thoriqoh harus bersanad, jika tidak bersanad maka terputus alias abal-abal. Kita semua harus memahami terlebih dahulu apa arti dari sanad, sanad keilmuan, sanad cerita, sanad hadits, sanad kebenaran dan lain sebagainya. Jadi jangan hanya dari seorang yang cerita lalu kita langsung percaya. Haruslah kita teliti, siapa yang bercerita, cerita itu dari siapa, apakah cerita bersumber dari fakta aslinya ataukah hanya karangan belaka. 

KH Abdullah Hadziq, Balekambang Nalumsari Jepara

Di Dalam keilmuan ilmu hadits saja, ada hadits mutawatir, hadits shohih, hadits hasan, hadits dloif, hadits maudlu'. Pahamilah dengan baik. Jangan terbuai dengan fanatik buta. Fanatiklah pada kebenaran.

Posting Komentar untuk "Menggugat Jalur Thoriqoh KH Abdullah Hadziq ke Bin Yahya"