Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Bait ke 4 Nadham Aqidatul Awam

 Ngaji Kitab Aqidatul Awam 04


قال المؤلف رحمه الله تعالى:

وآله وصحبه ومن تبع # سبيل دين الحق غير مبتدع

"dan pada keluarga, sahabat serta orang-orang yang mengikuti jalan agama yang benar, bukan pelaku bid'ah (yang sesat)".

As-Syaikh Ahmad al Marzuki al Maliki juga bershalawat untuk keluarga Nabi, sahabat dan seluruh umat Islam.

Keluarga nabi adalah para istri nabi dan anak dan cucu keturunan Nabi. Ahlussunnah wal-Jama'ah mewajibkan umat Islam untuk mencintai keluarga nabi.

Keluarga nabi memiliki keutamaan yaitu tidak mati kecuali dalam keadaan beriman, sebagaimana disebutkan dalam al Qur'an :

(إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا)

[Surat Al-Ahzab 33]

Namun keluarga nabi tidak ma'shum dari kekufuran dan kemaksiatan.  Berbeda dengan keyakinan syiah yg meyakini bahwa mereka ma'shum.

Karena itu tidak boleh umat Islam ghuluw (melampaui batas ketentuan syara') dalam mencintai keluarga nabi, dengan menganggapnya ma'sum dan tidak pernah berbuat salah. Sehingga ketika mereka berbuat salah dalam pandangan syara' maka tidak boleh dibenarkan dan haruslah dinasehati. Karena nasehat adalah tanda cinta.

Namun ketika keluarga nabi berbuat kesalahan bukan berarti kita boleh untuk mengumpat dan mencelanya dihadapan orang lain, serta menebarkan aibnya. Tidak boleh!!. Karena seorang muslim dilarang menyebarkan aib saudara muslim lainya.

Sahabat Nabi adalah: 1) orang pernah yang bertemu dengan Nabi 2) di masa hidup Nabi, 3) beriman dengan beliau dan 4) mati dalam keadaan beriman.

Orang yang hidup pada masa nabi dan beriman kepadanya, tetapi tidak pernah bertemu dengan nabi tidak disebut sahabat seperti Ashhamah an Najasyi.

Orang yang bertemu dan melihat nabi dalam mimpi juga tidak disebut sahabat, meskipun orang yang bermimpi bertemu dengan Nabi benar-benar dia telah melihat Nabi.

Rasullullah ﷺ  bersabda:

 مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَخَيَّلُ بِي

"Siapa melihatku dalam mimpi, berarti ia telah melihatku, sebab setan tidak bisa menjelma sepertiku" HR al Bukhori

Orang-orang yang bertemu dengan Nabi di masa hidup beliau, tetapi dia tidak beriman kepada Nabi bukan disebut sahabat seperti Abu Thalib, Abu Lahab dan semacamnya.

Orang-orang yang bertemu dengan nabi di masa hidup beliau, kemudian beriman kepada beliau tetapi kemudian murtad dan mati dalam keadaan murtad tidak disebut sahabat, seperti orang-orang yang murtad setelah wafatnya Rasulullah dan terbunuh dalam peperangan dengan umat Islam pada masa Sayyidina Abu Bakar.

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

[Surah al-Fath 29]

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

[Surah al-Taubah 100]

Dua ayat ini adalah dalil keutamaan keluarga dan para shahabat nabi.

Disebutkan dalam hadis:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ لاَ تَسُبُّوْا أَصْحَابِيْ لاَ تَسُبُّوْا أَصْحَابِيْ فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيْفَهُ.

“Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, Rasulullah sollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kamu mencaci para sahabat, janganlah kamu mencaci sahabat-sahabatku!. Demi Zat Yang Menguasaiku, andaikan salah seorang di antara kamu menafkahkan emas sebesar gunung Uhud, maka (pahala nafkah itu) tidak akan menyamai (pahala) satu mud (cakup) atau setengahnya dari (nafkah) mereka”. (Riwayat Muslim).

Orang-orang yang mengikuti jalan agama yang benar adalah umat Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah (Asy'ariyah dan Maturidiyah), bukan ahli bid'ah sesat dalam aqidah seperti Khawarij, Syi'ah, Qadariyah, Jabriyah, Murjiah, Muktazilah, musyabbihah, Wahhabi dan semacamnya.

Bersambung

الله موجود بلا مكان

Allaah Ada Tanpa Tempat

Posting Komentar untuk "Makna Bait ke 4 Nadham Aqidatul Awam"