Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah Hikmah Peristiwa Perang di Bulan Ramadhan

Setiap manusia, ketika masih hidup pasti menemui bulan ramadhan yang bisa dihitung dengan jari. Namun jika ditanya sudah berapa kali Anda berpuasa Ramadlan selama umurmu? Maka dapat dipastikan Anda bisa menjawabnya dengan hitungan yang sederhana. 


Lalu jika pertanyaan itu diteruskan, apa hasil dari puasa ramadhan Anda selama itu? maka ini sulit untuk menjawabnya dikarenakan banyak faktor yang harus dinilai dari hasil puasa ramadhan kita ini.

Jika dinilai dengan fadhilah yang ditawarkan bulan ramadhan, tentu ada yang mengatakan banyak ada yang mengatakan sedikit. Tergantung dari penilaian diri seseorang itu. Karena jika dibandingkan dengan hikmah dan juga fadilah, maka orang yang merasa bahwa itu terlalu sedikit atas apa yang telah kita capai. 

Perbaikan iman dan takwa kita terhadap ibadah puasa ramadhan yang semestinya meningkat setelah kita berpuasa sebulan penuh bahkan hingga puluhan kali Ramadlan dalam umur kita, namun kita tak kunjung meningkat takwa kita dan masih saja melakukan kemaksiatan. Amalan ibadah puasa bulan ramadhan yang terjadi justru hanyalah sebuah rutinitas tahunan. Puasa pada siang hari dengan kita menjauhkan diri dari makanan dan minuman, akan tetapi faktanya tidak lebih dari sekedar menahan lapar dan haus. 

Padahal jika diamati dalam melakukan ibadah puasa yang sempurna, maka selain menahan lapar dan haus di siang hari, kita juga harus pula menjaga lisan, mata, telinga, dan anggota tubuh lainnya dari segala perbuatan maksiat. Seperti menghindarkan diri dari berkata atau mendengarkan ucapan kotor, kasar atau bahkan ucapan bohong. Berbohong atau kebohongan yang sekarang disebut hoax ini yang akan menghabiskan pahala puasa kita, jika kita berbohong. 

Berpuasa juga harus menjaga lisan dari segala ucapan dan perkataan yang bisa menyakiti hati orang, dan dari perbuatan tercela lainnya, seperti ghibah/menggunjing, mengadu domba dan buhtan. Berpuasa juga harus meninggalkan orang-orang yang sedang menggunjing apalagi memfitnah atau buhtan, karena orang yang menggunjing dan yang mendengarkan gunjingannya, sama nilai dosanya. Jadi, berpuasa adalah dengan kita hanya berkata yang baik dan benar, atau diam saja. Berkaitan dengan hal tersebut, Nabi Shallallahu alayhi wasallam bersabda sebagai berikut:

اذاكان يوم صوم احدكم فلا يرفث ولا يصخب فان سابه احد اوقاتله فليقل انى صائم. 

Maknanya: "Apabila seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor dan jangan berteriak-teriak. Jika ia dicaci oleh orang atau diajak berkelahi, maka hendaknya ia berkata: Aku sedang berpuasa".(HR Bukhari-Muslim, dari Abi Hurairah radliyallahu 'anhum).

Nabi Shallallahu alayhi wasallam juga berkata:

من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة فى ان يدع طعامه وشرابه. 

Maknanya: "Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh atas usahanya dalam menahan makan dan minumnya. (HR Bukhari dari Abi Hurairah radliyallahu 'anhum). 

Makna "perkataan dusta" dalam hadits tersebut adalah perkataan bohong, sedangkan "perbuatan dusta" adalah melakukan tindakan-tindakan yang mengandung suatu kebohongan seperti orang yang berpenampilan gembel dan mengemis, namun faktanya dia memiliki rumah tingkat dan mobil, atau bahkan berpenampilan seperti layaknya orang-orang alim, ternyata ia bukan dari golongan mereka. Ini semua adalah perbuatan dusta.

Sehingga dalam meraih kesempurnaan puasadi bulan ramadhan, tidaklah cukup hanya dengan meninggalkan makan dan minum ataupun meninggalkan hubungan suami isteri di siang hari, tetapi juga harus pula meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tercela seperti tersebut tadi. Berpuasa bagi orang yang melakukan perbuatan-perbuatan tersebut, meski puasanya itu sah, tetapi ia tidak akan mendapatkan apa-apa dari puasanya selain hanya rasa lapar dan dahaga belaka sebagaimana disabdakan Nabi Shallallahu alayhi wasallam :

رب صائم ليس له من صيامه الا الجوع. 

"Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan dari puasanya selain rasa lapar. (HR Ibnu Majah dari Abi Hurairah r.a.)

Setidaknya, kita berpuasa di bulan ramadhan adalah menjalankan kewajiban dan bisa belajar memperbaiki diri dan bertaubat dengan sungguh-sungguh. Dengan belajar ilmu agama, kita bisa mengetahui sahnya ibadah puasa, mengetahui batalnya puasa. Dan dengan mengaji ilmu agama, kita bisa mengetahui cara meningkatkan keimanan dengan benar.

Berbagai peristiwa di Bulan Ramadhan yang dapat diambil Hikmah

1. Perang Badar

Di bulan ramadhan terdapat berbagai macam peristiwa yang terjadi di masa lalu, bahkan di jaman nabi. Dahulu terjadi perang Badar di bulan ramadhan, dimana perang ini begitu patriotik dan menjadi peritiwa besar. Karena Perang Badar ini adalah perang dalam rangka mempertahankan dakwah islam. Perang dengan pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh kaum kafir yang terjadi di dekat sumur Badar (sekitar 130 km barat daya kota Madinah) yang terjadi tepat pada 17 Ramadhan tahun kedua Hijriyah. 

Kala itu, pasukan kaum muslim hanya yang berjumlah 317 orang saja yang bertempur menghadapi pasukan kafir Quraisy dari Makkah yang jumlahnya 1000 orang. Pertempuran dahsyat pun terjadi dengan sangat luar biasa, dan akhirnya pasukan muslim dapat mengalahkan musuh. Pasukan muslim telah gugur 14 syuhada di medan perang Badar, sementara pihak kaum kafir Quraisy terbunuh sebanyak 70 orang dan 70 orang lainnya menjadi tawanan perang. 

2. Penaklukan Kota Makkah

Pada tahun 8 Hijriyah, juga terjadi peristiwa penaklukan kota Makkah pada bulan Ramadhan. Penaklukan kota makkah tepat pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 H. Bala tentara kaum muslim sebanyak 10.000 pasukan yang bergerak dari kota Madinah menuju Makkah. Hingga akhirnya berhasil menguasai kota Makkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah satu pun. Penaklukan kota Makkah ini juga menghancurkan berhala-berhala yang ada di dalam dan sekitar Ka'bah. Peristiwa ini terjadi dikarenakan kaum kafir Quraisy Makkah telah melanggar perjanjian Perdamaian Hudaibiyah yang telah disepakati bersama di tahun 6 H.

3. Penaklukan Andalusia (Spanyol)

Pada bulan Ramadhan tahun ke 92 H, tentara muslim berjalan dari Afrika menuju Andalusia untuk menaklukkannya. Pasukan muslim ini dikomandani oleh Thariq bin Ziyad. Kala itu, pasukan Thariq bin Ziyad sebanyak 7000 prajurit yang sebagian besar adalah kaum muslim dari Barbar. Mereka menyeberang dengan kapal dari pantai Tanger pada bulan Rajab dan berhasil mendarat dibelakang garis musuh yang tepat di basis pegunungan di Spanyol. Pegunungan itu kemudian dinamai "Jabal Thariq".

Kemudian terjadilah pertempuran hebat yang berakhir dengan kemenangan dan berhasil menguasai gunung itu oleh Thariq bin Ziyad. Gunung tersebut dijadikan jembatan utama (jalan utama) dalam menyerang pedalaman Spanyol. Raja Spanyol, Quth, merasa terancam oleh pasukan Thariq, sehingga Raja Quth mengerahkan pasukannya sebesar berkekuatan 10.000 prajurit kemudian menyerang pasukan muslim di selatan. 

Mendengar hal itu, Komandan Thariq bin Ziyad segera meminta bantuan bala tentara kepada Musa bin Nushair, panglima pasukan Arab di Afrika Utara. Kemudian dikirim-lah 5.000 prajurit yang membawa amunisi dan perlengkapan perang lengkap. Kedua pasukan itu pun bertemu dalam pertempuran besar yang berlangsung selama delapan hari di akhir bulan Ramadhan. Pasukan Thariq bin Ziyad berhasil memenangkan peperangan dan membuat kelumpuhan di negeri Andalusia. 

Dan kemudian pada tahun 95 H, kota-kota di Andalusia (Spanyol) berhasil dikuasai oleh pasukan Muslim yang ketika itu dibawah kekhalifahan Walid bin Abdul Malik dari dinasti Umayyah dengan ibu kotanya di Damaskus. 

Dari peristiwa-peristiwa bersejarah tersebut dan masih banyak lagi peristiwa di bulan ramadhan, patutkah kita hanya berpuasa dengan tidur-tiduran tanpa arti apa-apa? tidak malukah kita dengan mereka yang berjuang di medan perang di bulan ramadhan?

Posting Komentar untuk "Inilah Hikmah Peristiwa Perang di Bulan Ramadhan"