NEWS

Tafsir Ayat Aqidah Surat Al-Ma'idah 35

TAFSIR AYAT AQIDAH 57

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبۡتَغُوۤا۟ إِلَیۡهِ ٱلۡوَسِیلَةَ وَجَـٰهِدُوا۟ فِی سَبِیلِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ

[Surat Al-Ma'idah 35]

"Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah wasilah kepada Allah, dan berjihadlah kalian di jalan Allah, agar kalian beruntung"


*Penjelasan*:

Ayat ini selain memerintahkan orang yang beriman untuk bertakwa dan berjihad di jalan Allah, juga memerintahkan orang yang beriman untuk mencari wasilah.

Wasilah adalah setiap sesuatu yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, yaitu dengan amal shalih dan ketaatan. 

Ayat ini adalah *dalil dibolehkan tawassul dengan amal shalih*, seperti shalat, puasa, shodaqoh, birrul walidain dan lainnya.

Tawassul dengan amal sholih, seluruh umat Islam membolehkannya. Yaitu dengan mengatakan: 

*"Ya Allah dengan shodaqoh yang telah aku lakukan, angkatlah musibah yang menimpaku"*.

Demikian juga *tawassul dengan al Asma' wa as Shifat*, semua kelompok dalam Islam membolehkannya. Yaitu dengan mengatakan "ya Allah dengan namamu yang agung kabulkanlah segala hajat kami". 

*Awas*:

Tawassul yang dipermasalahkan, diharamkan bahkan dianggap syirik oleh *Kaum Wahhabi* adalah tawassul dengan Adz-dzawat al Faadlillah (Dzat yang mulia) seperti para nabi dan para wali.

Tawassul dengan Nabi atau wali adalah:

طلب حصول منفعة أو اندفاع مضرة من الله بذكر اسم نبي أو ولي اكراما للمتوسل له

"meminta mendapat manfaat atau tertolaknya bahaya kepada Allah dengan menyebut nama nabi atau wali untuk memuliakan keduanya" 

Contoh tawassul dengan Adz dzawat al fadlilah adalah:

يا رب بالمصطفى بلغ مقاصدنا

*"Wahai tuhanku dengan keagungan al Mushtofa (Muhammad ﷺ) sampaikanlah tujuan-tujuan (maksud) kami".

Jika kaum Wahhabi mau berpikir jernih, maka:

فإذا جاز التوسل بالمفضول جاز التوسل بالأفضل من باب اولى

*"Apabila tawassul dengan amal shalih dibolehkan maka apalagi tawassul dengan yang lebih mulia dari amal shalih yaitu Nabi"*.

Karena nabi Muhammad ﷺ adalah makhluk Allah yang paling mulia secara mutlak, lebih mulia dari sholat, puasa dan amal shalih lainnya yang kita lakukan. 

Selain berdasarkan logika di atas, tawassul juga telah diajarkan Rasulullah ﷺ secara langsung. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh at Thobaroni dinyatakan bahwa Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada sahabat yang buta dengan doa tawassul sebagai berikut:

اللهم اني اسألك واتَوجه إليك بنبينا محمد نبي الرحمة يا محمد اني أتوجه بك إلى ربي في حاجتي لتقضى لي

Do'a tawassul ini juga diajarkan oleh perawi hadits tersebut (sahabat Utsman bin Hunaif) kepada salah seorang laki-laki pada masa kholifah Utsman bin Affan, yang memiliki hajat pada Sayyidina Utsman, tetapi sulit tersampaikan, karena kesibukan Sayyidina Utsman dalam mengurus rakyatnya.

Hadits ini adalah dalil bolehnya tawassul dengan nabi yang tidak berada di hadapan orang yang bertawassul, karena sahabat buta ketika bertawassul dengan nabi, dia tidak dihadapan nabi.

Hadits ini juga menjadi dalil bolehnya tawassul dengan nabi setelah wafatnya nabi, karena Utsman bin Hunaif mengajarkan do'a tawassul di atas pada seorang laki-laki pada masa khalifah Utsman, dan tentu ketika itu Rasulullah ﷺ telah wafat.

*Catatan*

Ketika umat Islam bertawassul dengan nabi atau wali, *mereka tetap meyakini bahwa Allah lah pencipta kemanfaatan dan bahaya*, sedangkan nabi atau wali adalah sebab syar'i dari terkabulkannya doa seseorang.

Dikatakan sebab syar'i karena tawassul adalah sebab terkabulnya doa yang diajarkan oleh syara'. 

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar