Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mahasiswa Ujian Komprehensif yang mengecewakan

Suatu pagi...


Seorang Dosen (Dosen perempuan) sudah berjanji bertemu dengan mahasiswi yang hendak ikut ujian komprehensif:

Si mahasiswi masuk dengan penampilan yang sangat islami lengkap dengan nikab. Seorang dosen tergolong dosen yang tidak melarang mereka menggunakan nikab bahkan dosen ini mengingatkan untuk tidak lupa berniat mengikuti Sunnah (syariat) Lillahi ta'ala agar mendapatkan pahala.

Sang dosen pun mengawali pertemuan dengan berkenalan bertanya nama, alamat dan alumni dari sekolah apa sebelum ke perguruan tinggi. Sebelum masuk dalam tema ujian, dosen bertanya satu pertanyaan yang penting dimana setiap orang mukallaf harus mengetahuinya.

Dosen : kapan niat wudhu ?

Mahasiswa : sebelum Wudhu'

Dosen : hah.. sebelum wudhu ? Kapan ?

Mahasiswa : sebelum melakukan Wudhu', ..eh... ketika kumur-kumur.

Dosen : hah... Ketika kumur-kumur?

Mahasiswa : Eh salah ya Bu.

Dosen : ya Allah nak... kamu sudah berpenampilan meyakinkan begini, mengaku alumni sebuah lembaga keagamaan . Tapi niat Wudhu' Belum paham?

Mahasiswa : kata teman-teman Ibu dosen tidak bertanya tentang ini ...

Dosen : lalu karena info teman, menjadikan kamu tidak merasa berkewajiban untuk mengetahui hukum yang wajib atas kamu? Bagaimana kamu berwudhu selama ini sementara niat Wudhu' saja belum tahu kapan dilakukan ?

Mahasiswa : ...(diam)..

Dosen : Anggota Wudhu' yang Wajib dibasuh apa saja ?

Mahasiswa : Wajah

Dosen : Iya benar...trus apalagi ?

Mahasiswa : Telinga

Dosen : hah... Telinga ? Rukun Shalat ada berapa ?

Mahasiswa : Ada 13

Dosen : kapan niat ?

Mahsiswa : sebelum shalat

Dosen : hah.... sebelum shalat? Cukup sekian pertemuan hari ini, keluar ....dan belajar lagi jangan kembali jika Belum menguasai tentang wudhu'.

Dan Terpaksa sang dosen mensudahi ujian Karena bu dosen sudah merasa kecewa. Melihat tampilannya alim namun jauh dari kenyataan dan harapan. Dan sang Mahasiswa pun menangis karena baru tau ada yang namanya ilmu fardhu ain.

Ini bukan kasus yang pertama ibu dosen temukan selama beliau mengajar, beliau melihat perbedaan antara mahasiswa yang berada di jurusan-jurusan ilmu umum dengan jurusan keagamaan hanya berbeda pada penampilan saja, tidak pada ilmu agama yang mereka kuasai.

Menutup aurat dengan sempurna adalah perbuatan terpuji dan anjuran agama. Namun... sang dosen melihat banyak diantara mereka yang baru hijrah. Mereka tidak mengerti ilmu menutup aurat yang benar, tidak jarang diantara mereka menggunakan nikab dengan lengan terbuka lebar. Padahal lengan termasuk aurat yang harus ditutupi. Hijrah adalah harus berilmu bukan sekedar penampilan.

Pelajaran yang dapat diambil :

  • * Banyak lembaga pendidikan keagamaan yang tidak menyentuh untuk mengajari ilmu pokok dalam Agama. Mahasiswa tersebut alumni pesantren modern yang sangat diminati.
  • * Menghafal Al-Qur'an saja tidak menjamin seseorang paham ilmu agama (Aqidah dan ilmu fiqih). Memahami hukum harus belajar dari para ulama yang telah memiliki kapasitas untuk memahami Al-Qur'an, bukan langsung mengambil hukum sendiri. Mahasiswa tersebut hafal sebagian Al-Qur'an.
  • * Jangan mengutamakan yang sunnah daripada yang wajib. Mempelajari ilmu fardhu A'in hukumnya wajib. Menghafal Al-Qur'an fardhu kifayah. Menggunakan nikab hukumnya sunnah. Susunlah sesuai urutan. Para ulama berkata :

من شغله الفرض عن النقل فهو معذور ومن شغله النفل عن الفرض فهو مغرور.

Barang siapa yang sibuk dengan perkara yang wajib dan melupakan sunnah, maka ia dimaafkan. Dan barangsiapa yang sibuk dengan perkara yang sunnah melupakan yang wajib, maka ia tertipu.

Posting Komentar untuk "Mahasiswa Ujian Komprehensif yang mengecewakan"