Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Bait ke 3 Nadham Aqidatul Awam

 Ngaji Kitab Aqidatul Awam 03


قال المؤلف رحمه الله تعالى:

ثم الصلاة والسلام سرمدا # على النبي خير من قد وحدا

"Kemudian shalawat dan salam selamanya semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi (Muhammad Shollallahu 'alaihi wasallam), sebaik-baiknya orang yang benar-benar telah mentauhidkan (Allah)".

Syaikh Ahmad al Marzuki kemudian membaca shalawat dan salam pada Nabi, makhluq termulia jagat raya ini, makhluq termulia yang paling mansucikan Allah Ta'ala.

Membaca shalawat adalah untuk mengikuti perintah al Qur'an, Allah ta'ala berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

[Surat Al-Ahzab 56]

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat bersholawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman bersholawat salamlah kalian kepadanya"

Makna dari ayat 56 surat al ahzab ini adalah:

  • Allah bersholawat kepada Nabi artinya Allah merahmati Nabi.
  • Malaikat bershalawat kepada Nabi artinya para malaikat beristighfar untuk Nabi.
  • Orang-orang beriman bersholawat kepada Nabi artinya meminta kepada Allah tambahan keagungan dan kemuliaan untuk nabi Muhammad shallallahu alayhi wasallam.
  • Orang-orang mukmin mengucapkan salam kepada Nabi artinya meminta kepada Allah agar hal-hal yang dikhawatirkan Nabi terjadi pada umatnya itu tidak terjadi.

من صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا (رواه مسلم) 

اي رفعه عشر درجات 

"Barangsiapa bersholawat kepadaku (Nabi) sekali, maka ALläh membalasnya dengan mengangkat derajatnya sepuluh derajat." (HR Muslim).

Jadi maknanya bukan ..."maka Allah bersholawat (membaca sholawat) kepadanya sepuluh kali", Tidak! karena kalam Allah tidak berupa bahasa, huruf, maupun suara. 

Dalam membaca shalawat dengan shighot اللهم صل على سيدنا محمد, tidak boleh memanjangkan harakat lam pada kata (صل) sehingga menjadi (صلي), karena bacaan seperti ini akan merubah makna.

Dalam bahasa Arab bentuk fiil Amr seperti itu untuk perintah pada perempuan. Sehingga seakan-akan orang yang membacanya meyakini bahwa Allah itu perempuan. Padahal dalam akidah Ahlussunnah wal Jama’ah, Allah bukan laki-laki juga bukan perempuan.

Adapun bentuk fiil Amr yang menggunakan bentuk mudzakkar (laki-laki) itu mengacu pada lafadz jalalah (الله) yang berbentuk mudzakkar, tidak berarti bahwa Allah itu laki-laki. 

"مَن صلّى عليَّ عند قبري سمعتُهُ وَمَن صلّى عليَّ نائيًا (أي بعيدا) بُلِّغتُهُ". رواه السّخاوي 

"Barangsiapa bersholawat kepadaku di dekat kuburku, maka aku mendengarnya. Dan barangsiapa bersholawat kepadaku dalam keadaan jauh dari ku, maka ada malaikat yang menyampaikannya kepada ku. " (HR. As Sakhowi) 

Yang bersholawat kepada Nabi dalam keadaan jauh dari kubur beliau, maka ada malaikat yang menyampaikan sholawat itu pada Nabi dari fulan bin fulan. Dan Nabi menjawab nya; mendoakan kebaikan kepadanya. 

الملَكُ يُبلِّغه فيردّ عليكَ السّلامَ، فأكثروا من الصّلاةِ والسّلامِ على رسولِ الله

أكثِرُوا مِنَ الصَّلاةِ على النَّبيّ محمّد ﷺ

الله موجود بلا مكان

Allaah Ada Tanpa Tempat

Posting Komentar untuk "Makna Bait ke 3 Nadham Aqidatul Awam"