Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Kisah Hari Raya Idul Fitri

Ada beberapa Kisah dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Berikut adalah kisahnya:


1. Kisah di Zaman Kholifah Umar ibn Abdul Aziz

Diriwayatkan pada masa khalifah Umar ibn Abdul Aziz dari dinasti umawiy, pada salah satu lebaran 'iedul fitri, masuklah ke istana rakyat-rakyat yang dipimpin oleh khalifah umar bin Abdul Aziz, mereka masuk ke istana untuk mengucapkan selamat lebaran kepada sang khalifah. Mereka yang masuk ke istana kebanyakan orang-orang bangsawan dan membawa keluarga mereka termasuk anak-anak mereka, dalam perjamuan itu terlihatlah anak-anak bangsawan istana masuk merayakan 'iedul fitri ke istana dengan pakaian yang indah. Dan diantara anak-anak bangsawan itu terlihatlah anak sang khalifah dengan memakai pakaian yang lama dan telah usang, yaitu bukan pakaian yang baru. Maka menangislah sang khalifah demi melihat putranya ditengah anak-anak para bangsawan dengan pakaian yang usang di hari lebaran.

Kemudian anak sang khalifah mendekati ayahnya karena melihat ayahnya menangis dan berkata :

"Wahai ayahku apa yang membuat engkau menundukan kepala dan menangis ini?"

Kemudian sang khalifah  mengatakan: "Tiada sesuatu yang menyedihkan wahai anakku selain aku takut hatimu patah ketika engkau berada di tengah anak-anak para bangsawan yang memakai pakaian baru yang indah sedangkan engkau memakai pakaian yang lama dan telah usang"

Maka putra sang khalifah pun mengatakan: "Wahai ayahanda sesungguhnya yang patah hatinya itu adalah orang yang mengenal Allaah, beriman kepada Allaah kemudian dia malah bermaksiat kepada Allaah, lalu orang ini durhaka kepada ibu dan bapaknya, inilah orang yang sebenarnya patah hatinya, maka lebaran tidak tergambarkan dengan pakaian yang baru, setiap kali seseorang taqwa kepada Allaah setiap kali berlalu baginya waktu dalam ketaqwaan kepada Allaah maka itu lebaran untuk nya, karena itu merupakan kemerdekaan baginya dari maksiat-maksiat kepada Allaah yang bisa menyebabkan orang ini mendapatkan bala dan murka dari Allaah subhanahu wa ta'ala.

Sebagaimana perkataan orang orang sholih dalam sebuah sya'ir :

 "لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ *** لَكِنَّهُ لِمَنْ طَا عَتُهُ تَزِيْدُ"

"(Makna) hari raya (yang sesungguhnya) bukanlah diperuntukan bagi orang yang berpakaian baru, tetapi hari raya diperuntukan bagi orang yang bertambah ketaatannya kepada Allaah"

اللهم أصلح لنا شأننا كله ولا تكلنا إلى أنفسنا طرفة عين

Posting Komentar untuk "Kisah Kisah Hari Raya Idul Fitri"