Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Keramat Kitab Para Ulama

Terdapat banyak sekali kabar yang menggembirakan (basyair) terhadap Kitab para ulama. Ada banyak sekali kisah yang bisa diambil hikmah. ini bukan berarti kitab kitab yang tidak layak dipelajari. tidak sama sekali. karena kaidahnya adalah kitab yang ditulis oleh ulama ahlussunnah wal jamaah lah yang layak dipelajari.


Kitab yang tidak basah ketika di lempar ke lautan

Di kisahkan ketika penulis kitab Al-ajurumiyyah selesai menulis kitab tersebut ia-pun melemparkan kitabnya ke Laut seraya mengatakan "jika memang ini ikhlas karenamu Ya Allah, maka kitab ini tidak akan basah". dan ternyata memang betul bahwa kitab tersebut tidak basah saat itu.

Ini bukan berarti kalau ada kitab lain yang basah pengarangnya tidak ikhlash. bukan begitu. Hanya orang yang sempit hatinya yang memahami ini seperti ini. 

Sembuh karena mengarang Qoshidah


Seorang ulama bernama Al-Bushiri, penulis Qashidah burdah, yang telah populer di penjuru dunia menceritakan sebab ia menulis Qhashidahnya tersebut:

"Suatu ketika saya mengalami sakit yang menyebabkan separuh badan saya lumpuh akhirnya saya pun terfikir untuk menyusun rangkaian Qhasidah (memuji Nabi) dan beharap kepada Allah Ta'ala untuk kesembuhan dengan Qhasidah tersebut, saya-pun mendendangkan dan mengulang-ulangnya disertai dengan tangisan tawassul serta doa, lalu saya pun tertidur dan bermimpi melihat Nabi Muhammad 

صلى الله عليه وسلم

Lalu beliau mengusap wajah saya serta melemparkan ke saya sebuah burdah (kain) dan akhirnya saya pun terbangun dan ternyata saya mendapati tubuh saya bisa bergerak kembali, saya pun keluar rumah dan belum menceritakan hal tersebut kepada siapapun lalu tiba-tiba seorang faqir datang menjumpai saya menginginkan Qhasidah yang kamu memuji Rasul dengannya." dalam benaknya berkata: (Bagaiman dia tahu padahal aku tidak menceritkan). Silahkan cari lanjutan kisahnya.

Dalam Qhashidah pujian mulia bukan berarti setiap yang membacanya otomatis sembuh dari penyakitnya. Karena ada masanya ujian dan ada masanya ajal. 

Bisyarah untuk Al-Imam Abul Hasan

Al-Asy-'ary dan para ulama Asya'irah sejati lainnya serta karya mereka. seperti pada ulama bernama Abu Abdillah bin madhi, telah menceritakan: 

"Suatu ketika saya tertidur lalu saya melihat Rasulullah, (singkat cerita) beliau menyuruh saya untuk mengikuti pendapat Ulama Asya'irah sayapun bertanya dengan keheranan "pendapat ulama Asya'irah wahai Rasulullah?", beliau pun mengulangi perintah tersebut, (singkat cerita) saya pun terbangun, dan saya memang memilki kitab Risalah Qudsiyyah karya Imam Ghazaly yang sebelumnya pandangan saya kurang bagus terhadap kitab tersebut, setelah mimpi itu, pandangan saya berubah menjadi baik terhadap kitab tersebut lalu saya pun membacanya dan membaca kitab lainnya (karya ulama Asya'irah)".

Perlu diketahui bahwa untuk mengetahui jalan keselamatan, perlu dengan berguru. Tidak boleh dengan baca-baca sendiri tanpa berguru. Sedangkan Abu Abdillah bin Madhi ini sudah mendapatkan mizan syar'i (dasar untuk meneliti). Jadi harus bisa membedakan mana yang sudah punya Mizan (dasar untuk meneliti) mana yang belum punya.

Kitab yang bisa mengangkat kesulitan dan menurunkan hujan (dengan izin Allah)

Berkata Ibnu abi Jamrah:

"Saya telah berjumpa dengan sebagian Arifin yang telah mengabarkan kepadanya Bahwa Shahih bukhary tidaklah dibaca dalam kesulitan (kepayahan) kecuali datang setelahnya pertolongan dan jika di baca di atas kapal maka kapal tersebut tidak akan tenggelam,

Dan berkata yang lainnya:

"Shahih bukhary di harapkan dengan membacanya (jika terjadi kemarau) akan turun hujan". 

Ini berarti tidak harus selalu terjadi. hanya dengan izin Allah lah semua itu bisa terjadi.

Kitab yang siapa menghapalnya masuk Surga

Hal ini tentu dengan memamahi maknanya dan meyakininya. Di ceritakan bahwa Sayyid Ahmad Marzuqy menulis Nazhaman akidah yang di kenal Akidatul Awam karena Ia bermimpi dengan Baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan mengatakan kepadanya: "bacalah Nazhaman Tauhid yang siapa menghapalnya akan masuk Surga (dengan ketentuan di atas) serta sampai pada maksud dari berbagai kebaikan".

Kemudian beliau-pun bertanya: "Nazhaman Apa itu wahai Rasulullah?," maka Rasulpun mengatakan "ucapkanlah":

"أبدأ بسم الله والرحمن"

Lalu ia-pun mengucapknnya, dan begitulah hingga akhir Nadzaman dan Rasul mendengarkannya.

Lalu saat ia terbangun dari tidurnya, Ia-pun mencoba melafalkan apa yang ia dapatkan dari mimpinya dan ternyata dirinya sudah menghapalnya dari awal hingga selesai.

Dan perlu diperhatikan bahwa dengan menghafal nadhoman akidatul awam dan memahami maknanya serta meyakininya maka orang itu menjadi berakidah tanzih. dengan sebab itulah ia masuk syurga. Mungkin beberapa cerita ini cukup untuk kita ambil hikmah dan kandungannya

Kitab yang di gambarkan bagaikan Ash-Shiratul Mustaqim (jalan keselamatan)

Diceritakan bahwa Abdul Aziz bin Muhammad berkata: 
"Suatu ketika aku tertidur di Raudhahnya Nabi tempat antara Mimbar dan makamnya, Lalu akupun melihat Rasul (dalam tidurku) keluar dari Kuburnya bertumpu pada Abu bakar dan Umar lalu beliaupun pergi dan setelah itu kembali lagi, akupun berdiri menghadap beliau dan bertanya: "dari mana anda tadi wahai Rasulullah?," beliapun menjawab: "saya tadi pergi menemui (Imam) Malik bin anas dan saya telah membuatkan baginya Ash-Shiratul Mustaqim".
Setelah (kejadian) itupun saya pergi menemui Imam Malik bin Anas dan ternyata saya mendapati beliau sedang menyusun Kitab Al-Muwaththa' lalu saya ceritakan kepadanya apa yang saya alami diapun menangis (mendengarnya).

Perlu dipahami bahwa, ada banyak kitab yang sejalan dengan kitab tersebut. Jadi jangan di salah pahami bahwa kalau tidak belajar Muwattha' berarti tidak di jalan keselamatan. Orang yang pemahaman seperti ini terlalu sempit.

Posting Komentar untuk "Kisah Keramat Kitab Para Ulama"