Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rekomendasi Hadratus Syaikh KH Hasyim Asya'ari

Di Majalah Suara NU tahun 1347 H, Al maghfür-lah Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy'ari membagi guru agama (syaikh) menjadi dua macam. Pertama guru sejati (as syaikh al haqq). Kedua, guru gadungan (as syaikh al bäthil). 


Guru sejati menurut beliau mempunyai empat kriteria.

Pertama, mengetahui sifat ALläh dan rasul-Nya, baik yang wajib, mustahil, ataupun jaiz disertai dalil aqli dan naqli (al Quran-hadis) . 

Kedua, mengikuti akidah mayoritas umat Islam (Ahlussunnah wal Jamaah; Asy'ariyyah Maturidiyyah). 

Ketiga, Mengetahui hukum Islam, baik yang berkaitan dengan badan seperti bersuci dari najis dan hadats, berkaitan dengan hati seperti kewajiban bersyukur dan tawakkal (pasrah pada Nya), serta hal-hal yg dapat merusak amal ibadah seperti riya' dan ujub. 

Keempat, mengamalkan hukum-hukum ALläh yang telah diketahuinya, tidak mancederai hak-hak Allāh, serta menjauhi segala larangan yang dapat merusak integritas kepribadiannya. 

Untuk mengetahui keempat hal di atas secara baik, ada dua kitab yang direkomendasikan oleh Mbah Hasyim untuk dipelajari. Yaitu 

  1. Kitab Bidäyatul Hidayah karya Imam al-Ghazali, dan 
  2. Kitab Sullamut Tawfīq karya Sayyid Abdullāh bin Thāhir al-Hadlrami

Kitab Sullamut Taufiq ini diringkas oleh Syaikh Abdullah Al Harari menjadi kitab bernama Mukhtasor Al Harari. Kemudian dari kitabnya syaikh Abdullah Al Harari ini di syarahi oleh 2 muridnya yg dikenal Muhammadan (2 murid yang namanya sama sama muhammad), yaitu bernama kitab al Qoul Al Jalyy. 

Kitab-kitab tersebut inilah yang selama ini kita pelajari dan menjadi rujukan penting dalam ilmu Tauhid ini. 

Persamaan Hadlratus Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari dan as Syaikh al Muhaddits Abdullah al Harari, adalah keduanya sama-sama menganggap penting kitab Sullamut Taufiq Ila Mahabbatillahi Ala Tahqiq. Hal ini dibuktikan juga oleh Mbah Hasyim Asy'ari dalam kitabnya "Adab al Alim wa al Muta'allim" yang mewasiatkan umat Islam untuk mempelajari dan mengajarkan kitab Sullamut Taufiq tersebut

Demikian juga As Syaikh Abdullah al Harari meringkas kitab Sullamut Taufiq tersebut dengan nama kitab "Mukhtashor Abdillah al Harari al Kafila bi Ilmi ad Din adl Dlaruri" dan menganjurkan umat Islam untuk mempelajarinya.

Mengapa Sih Pondasi Bagi Santri Di Antaranya Di Ajarkan Kitab Sullamut Taufiq?

Salah satu alasannya adalah karena mengikut anjuran Mbah Hâsyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama, beliau dawuh didalam kitabnya yang berjudul Âdâbul 'âlim wal muta'allim bab ke empat Hal 43-44:

الأول أن يبدئ بفرض عينه فيحصّلَ أولا أربعة علوم : 

(١) علم الذات العالية، ويكفيه أن يعتقد أنها موجودة قديمة باقية منزهة عن النقائص متصفة بصفات الكمالات. 

(٢) وعلم الصفات ويكفيه أن يعتقد أن الذات العالية متصفة بالقدرة والإرادة والعلم والحيات والسمع والبصر والكلام وإن زاد براهينها من الكتاب والسنة فهو كمال العلم. 

(٣) الثالث علم الفقه ويكفيه ما يتقن به طاعتَه من طهارة وصلاة وصيام، وإن كان له مال تعلم ما يجب عليه فيه، ولا يقدم على أمر حتى يعلم حكم الله تعالى فيه. 

(٤) العلم الرابع علوم الأحوال والمقامات ومخادع النفوس ومكايدها وما يجري مجرى ذلك. 

وقد ذكر ذلك كله الإمام الغزالي في بداية الهداية والسيد عبد الله بن طاهر في سلّم التوفيق رحمهما الله تعالى.

Bagi seorang penuntut ilmu, hendaklah yang ia pelajari pertama kali adalah ilmu yang fardlu 'ain (lmu agama dasar yang hukumnya fardlu 'ain untuk dipelajari), yang meliputi 4 pengetahuan:

1. Pengetahuan tentang Dzat Allah. 

Cukup baginya meyakini bahwa Dzat Allah ada, tidak bermula, tidak berakhir, Maha Suci dari seluruh kekurangan, dan bersifat dengan segala kesempurnaan (yang layak bagi-Nya).

2. Pengetahuan tentang Sifat Allah.

Cukup baginya meyakini bahwa Dzat Allah bersifat dengan sifat Maha Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Mengetahui, Maha Hidup, Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha berfirman. 

Apabila ditambahkan dengan mempelajari dalil-dalilnya dari al-Qur'an dan as-Sunnah, maka hal itu adalah kesempurnaan pengetahuan.

3. Pengetahuan tentang ilmu fiqh.

Yang ia pelajari adalah hal-hal yang dengannya, ia dapat menjalankan ketaatan dengan baik. Meliputi ilmu tentang tata cara bersuci, shalat dan puasa. 

Jika ia memiliki harta, maka hendaklah ia pelajari apa yang Allah wajibkan atasnya terhadap harta tersebut. 

Dan hendaklah ia tidak mulai melakukan suatu perkara sehingga ia mengetahui hukum Allah padanya.

4. Pengetahuan tentang bagaimana menjaga diri dari dosa-dosa (maksiat-maksiat hati dan anggota badan) yang diakibatkan godaan nafsu dan semacamnya. 

Semua keterangan itu telah disebutkan oleh Al imâm Al Ghozâliy didalam kitab bidayatul hidâyah, dan juga telah disebutkan oleh As Sayyid Abdullâh Bin Thôhir dalam kitab karyanya yaitu sullamut taufîq, semoga Allâh merahmati keduanya.

Dari banyaknya kitab, kitab ini termasuk yang direkomendasikan langsung oleh beliau KH. Muhammad Hâsyim Asy'ari rohimahullâh.

Dalam Kitab Adab al-'Alim wa al-Muta'allim, pendiri NU, KH Muhammad Hasyim Asy'ari --rohimahulloh-- juga mengamanatkan kepada santri pemula atau kader pemula untuk mengaji terlebih dahulu kitab Sullam at-Taufiq sebelum kitab-kitab yang lain. Hal ini dikarenakan seseorang yang telah belajar kitab tersebut dan memahaminya dengan baik, ia akan mengetahui bagaimana beriman yang benar, mengetahui hukum-hukum dasar terkait berbagai ibadah dan mu'amalat yang ia lakukan, mengetahui maksiat-maksiat anggota badan, dan mengetahui dengan baik bagaimana cara bertaubat dari maksiat. 

Intinya, seseorang yang telah mengaji kitab Sullam at-Taufiq dengan talaqqi kepada guru-guru yang tepercaya dan bersanad, maka ia akan memiliki pondasi pengetahuan yang sangat mendasar dan asas dalam ilmu agama sehingga diharapkan mampu membedakan antara kufur dan iman, antara maksiat dan bukan, antara ibadah yang sah dan tidak, antara golongan yang selamat dan sesat.

Semoga dengan belajar kitab ini kita diakui sebagai santri-santrinya beliau dan kelak dikumpulkan bersama beliau di surganya Allâh ta'âllâ. 

Âmîn yâ robbal 'âlamiin.

Posting Komentar untuk "Rekomendasi Hadratus Syaikh KH Hasyim Asya'ari"