Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Bait Ke 17 Nadhom Aqidatul Awamm Kisah Nabi Yusuf 'Alaihis Sholaatu Wassalaam

 Ngaji Kitab Aqidatul Awam 17-5


قال المؤلف رحمه الله تعالى:

لوط وإسماعيل إسحاق كذا # يعقوب يوسف وايوب احتذا

"Luth, Ismail, Ishaq, demikian juga Ya'qub, Yusuf dan Ayyub"

Penjelasan:

11. Nabi Yusuf 'Alaihissalaam

Nasabnya adalah Yusuf ibn Ya'qub ibn Ishaq ibn Ibrahim. 

Rasulullah ﷺ bersabda:

إن الكريم بن الكريم بن الكريم ابن الكريم يوسف بن يعقوب ابن إسحاق بن ابراهيم. رواه البخاري 

Kisah nabi Yusuf disebutkan secara panjang lebar dan rinci dalam al Qur'an surat Yusuf. Tahapan kehidupan nabi Yusuf yang disebut dalam Al Qur'an sebagai berikut:

Nabi Yusuf dan Benyamin adalah saudara dengan ibu yang sama, yaitu ibunda Rahil, pertama kali melahirkan Yusuf. Kemudian dia meninggal saat melahirkan Benyamin. Nabi Ya^qub memberi perhatian khusus kepada kedua putranya Yusuf dan Benyamin, karena mereka kehilangan ibu mereka sewaktu dari kecil, dan bahwa mereka memiliki tingkat kepatuhan dan perilaku yang tinggi. Sepuluh saudara lainnya iri pada mereka berdua karena perhatian khusus yang mereka terima dari ayah mereka.

Nabi Ya^qub dan anak-anaknya tinggal di negara Palestina. Ketika Nabi Yusuf berusia sekitar 12 tahun, dia mendapat sebuah mimpi. Dia melihat matahari, bulan dan 11 bintang bersujud padanya. Nabi Yusuf memberi tahu ayahnya tentang mimpinya. Nabi Ya^qub berpesan pada Nabi Yusuf:

“Jangan beri tahu saudara-saudaramu tentang mimpi ini, agar mereka tidak mencelakakan dirimu karena iri hati. Iblis adalah musuh besar bagi manusia.”

Terlepas dari peringatan Nabi Ya^qub, berita tentang mimpi itu sampai kepada saudara-saudara Yusuf. Ketika mereka mendapat berita tentang mimpi ini, hal ini menambah rasa iri dan benci mereka terhadap Nabi Yusuf.

Saudara-saudara ini membahas mimpi ini, dan berkata, 

“Putra Rahil ingin jadi pimpinan di antara kita. Inilah mengapa dia mengatakan dia mendapat mimpi ini.” 

Beberapa ingin membunuhnya, tetapi Yahudha berkata “Tidak”. 

Lalu dia mengambil sumpah dari saudara-saudaranya bahwa mereka tidak akan membunuh Yusuf, tetapi membawanya ke sebuah lapangan dan meninggalkannya di sana sehingga Nabi Yusuf tidak akan kembali lagi.

Mereka pergi ke ayah mereka dan berkata, 

“Biarkan Yusuf ikut dengan kami besok, sementara kami merumput hewan-hewan. Yusuf bisa bermain ketika kita melakukan itu.” 

Nabi Ya^qub berkata, “Aku tidak suka Yusuf meninggalkanku. Aku khawatir jika kalian membawanya dan kalian akan sibuk sehingga tidak memperhatikan Yusuf, dan serigala akan memakan Yusuf.” 

Saudara-saudaranya tetap bersikeras sampai Nabi Ya^qub mengijinkan Yusuf bersama mereka. Nabi Ya^qub berpikir jika dia berkata "Tidak", mereka akan lebih banyak merencanakan tentang Yusuf.

Ketika mereka sampai di tanah terbuka dengan sebuah sumur, mereka melemparkan Yusuf ke tanah dan menanggalkan kemejanya. 

Yusuf bertanya dengan polos (karena masih kecil), 

“Mengapa kamu mengambil bajuku? Aku membutuhkannya untuk menutupi tubuku.“ 

Mereka berkata, “Mengapa kamu tidak memanggil matahari, bulan, dan 11 bintang untuk membantumu dan menemanimu?“ 

Akhirnya, Mereka menempatkannya di dalam sumur. Ketika dia berada di bawah, mereka melepaskan talinya. Yusuf jatuh ke dasar sumur. Mereka melakukan itu untuk membunuh Yusuf, berharap agar yusuf akan meninggal sebagai akibat dari jatuh. Namun, sumur itu memiliki air di dalamnya dan Yusuf tidak meninggal dunia.

Allâh memberikan pengetahuan kepada Yusuf bahwa suatu hari akan datang di mana ia akan menghadapi saudara-saudaranya lagi, tanpa mereka mengetahui bahwa mereka sedang menghadapi Nabi Yusuf.

Kemudian, saudara-saudaranya memanggil Yusuf, untuk melihat apakah dia sudah mati. Yusuf berharap itu adalah panggilan penyelamatan, maka Nabi Yusuf manjawab mereka. Namun, Bukannya mereka akan membantu Yusuf, justru setelah mereka tahu bahwa Yusuf masih hidup, mereka melemparkan batu ke arahnya. 

Saudara laki-laki yang semula mengatakan tidak membunuh Yusuf, menghentikan saudara-saudaranya untuk tidak melempari batu. Sumur ini ada di Palestina dan disebut Jubb.

Setelah semua perbuatan jahat itu, saudara-saudara Yusuf menodai baju Yusuf dengan darah anak domba. 

Kemudian saudara-saudaranya dalam melengkapi rencana mereka, memutuskan untuk menunggu sampai malam untuk pulang dan menemui ayah mereka, Nabi Ya'qub, dengan membawa baju Yusuf yang berlumuran darah. Mereka memilih malam hari, berpikir bahwa kegelapan akan menyembunyikan kebohongan mereka kepada ayah mereka.

Mereka mendatangi ayah mereka di malam hari, sambil menangis dan menjerit. Nabi Ya'qub bertanya kepada mereka mengapa mereka berada dalam kondisi itu. 

Mereka berkata, “Kami pergi bermain dan berlomba. Kami meninggalkan Yusuf dengan barang-barang kami. Ketika kami berbalik dan memandang Yusuf, kami melihat bahwa seekor serigala telah memakannya dan hanya bajunya yang tersisa.”

Mereka mempersembahkan baju Yusuf kepada ayah mereka. Nabi Ya'qub mengetahui bahwa mereka telah berbohong. Dia melihat kemeja berdarah itu, dan melihatnya tidak robek sama sekali. Nabi Ya'qub memberi tahu mereka dengan bijak, 

“Menurut ceritamu, betapa lembutnya serigala itu, bahwa dia akan memakan anakku tanpa merobek kemejanya.”

Nabi Ya'qub mengatakan kepada mereka, 

“Kamu telah bersekongkol, dan melakukan sesuatu yang kamu inginkan, dan aku akan bersabar.” (Surat Yusuf, Ayat 18)

Nabi Yusuf terselamatkan

Disebutkan bahwa Yusuf tinggal di dalam sumur selama tiga hari. Setelah tiga hari itu, sebuah karavan (rombongan kafilah) lewat. Salah seorang di karavan ditugaskan untuk mengambil air dari sumur. Dia menurunkan embernya ke dalam sumur. Ketika itu, Yusuf bergantung pada ember, dan pria itu menarik Yusuf keluar dari sumur.

Orang itu senang karena dia menemukan anak muda yang tampan ini sendirian. Dia ingin membawa Yusuf ke Mesir untuk menjualnya dan mendapatkan uang. Dia berencana untuk mengklaim bahwa Yusuf adalah budak yang dia miliki dan kemudian menjualnya.

Ketika rekan-rekannya melihat Yusuf, mereka meminta untuk menjalin kerjasama dengannya. Mereka ingin membatasi mereka sehingga kafilah lainnya tidak akan mendapat bagian. Mereka mengklaim bahwa penjaga sumur adalah pemilik Yusuf dan telah meminta mereka untuk membawanya ke Mesir dan menjualnya atas nama mereka.

Salah satu saudara Yusuf kembali ke sumur untuk memberi makanan kepada Yusuf. Saudara ini melihat Yusuf keluar dari sumur bersama pria itu. Saudara ini kembali ke saudara-saudara lain dan memberi tahu mereka tentang hal ini. Semua saudaranya, kecuali Benyamin, datang kepada Yusuf. 

Mereka memberi tahu orang yang membawa Yusuf, “Ini adalah budak kami yang melarikan diri.” 

Mereka mengambil uang dari pria itu (mengatakan bahwa mereka menjual Yusuf kepadanya). Mereka mengambil sangat sedikit uang dari pria itu untuk Yusuf, bahwa nilainya tidak seimbang. (Sirat Yusuf, Ayat 19-20)

Kemudian orang-orang kafilah membawa Yusuf ke Mesir. Di sana, mereka menempatkan Yusuf di pasar, di mana orang menawar budak. Orang-orang kagum dengan ketampanan Yusuf dan mulai bersaing banyak untuk mendapatkan dia. 

Seorang pria yang sangat kaya di sana, dengan nama Qutfir, membeli Yusuf. Qutfir memiliki julukan "al ^Aziz", seorang menteri di Mesir. Dia adalah bendahara Mesir, mengendalikan sumber daya dan pengeluaran negara. Raja Mesir, rajanya Qutfir, adalah Rayyan, putra Walid. 

Ketika Aziz membawa Yusuf ke rumahnya, dia memberi tahu istrinya, “Berbaik hati kepadanya, sehingga dia akan bermanfaat bagi kita ketika dia besar nanti. Mungkin kita akan menganggapnya sebagai seorang putra.” 

Yusuf tinggal bersama mereka, dimana orang-orang menganggapnya sebagai budak. Allâh memberi Nabi Yusuf banyak keindahan dan ketampanan. Nabi Muhammad ﷺ berkata bahwa Nabi Yusuf memiliki “setengah dari ketampanan”. Artinya bahwa Nabi Muhammad ﷺ lebih tampan daripada Nabi Yusuf.

Istri Aziz bernama Ra'il. Ia juga mengatakan bahwa ia memiliki nama Zalikhah. Ra'il (Zalikhah) sangat cantik, dengan status sosial yang tinggi. Dia sangat senang memiliki Yusuf, karena dia tidak memiliki anak. Nabi Yusuf mendapat kehormatan dalam rumah. Qutfir membuatnya bertanggung jawab atas semua pelayan rumah, dan mereka memberikan banyak kedermawanan pada Nabi Yusuf. 

Istri Aziz jatuh cinta pada Nabi Yusuf

Setelah Nabi Yusuf tumbuh menjadi pria yang tampan, Ra'il jatuh cinta padanya. Dia memiliki keinginan yang luar biasa untuk menjalin hubungan dengan Nabi Yusuf. Dikatakan, bahwa suaminya tidak pernah menjamah (berhubungan) dengannya.

Suatu hari, ketika Yusuf berusia sekitar 17 tahun, Ra'il membuat sebuah rencana. Dia berdandan dan mempercantik dirinya, lalu memanggil Nabi Yusuf ke kamar dan menutup pintunya. Dia mencoba merayu Yusuf untuk melakukan zina dengannya.

Yusuf berkata, "Aku berlindung kepada Allâh". 

Yusuf memberi tahu Zalikhah (Ra'il), “Allâh memberi aku tingkah laku yang baik dan aku tidak akan pernah melakukan hal semacam itu kepadamu. Mereka yang dzalim tidak akan selamat (dari siksa). Perbuatan Ini adalah menjijikkan dan sangat dzalim.”

Ketika Nabi Yusuf menolak, Ra‘il mencoba mempertahankannya dan memaksanya melakukan perbuatan itu. Allâh mengilhami Yusuf untuk tidak bertengkar dengannya, karena jika bajunya robek, orang kemudian dapat melihat dan percaya bahwa dia yang menyerangnya. Sebaliknya, Yusuf membalikkan badan darinya tanpa melawan dan berlari ke pintu untuk pergi. Ra‘il meraihnya dan merobek baju Yusuf dari belakang.

Sebelum kejadian itu, Allâh mengangkat Yusuf menjadi Nabi pada usia 17 tahun.

Saat dalam keadaan dengan bajunya yang robek dan lari ke Pintu, Qutfir ('Aziz) membuka pintu dan melihat pemandangan itu.

Dengan cepat Ra'il berkata, 

"Pria ini, Yusuf, ingin melakukan perbuatan cabul dengan istrimu. Aku mendorongnya pergi dan aku merobek bajunya. Apa yang akan kamu lakukan dengan dia?" 

Yusuf berkata, "Tidak, justru dia yang mencoba merayuku! aku menolak dan aku pergi ke pintu untuk menjauh darinya. Dia mengejarku dan merobek bajuku."

Sepupu dari ^Aziz bersamanya. Sepupu ini berkata, 

"Jika baju Yusuf robek dari depan, istrimu jujur ​​dan Yusuf adalah pembohong. Jika baju itu robek dari belakang, maka Yusuf yang benar dan istrimu adalah seorang pembohong."

Dari sini ^Aziz melihat bahwa baju Yusuf robek dari belakang. 'Aziz kemudian mengambil sikap, bila berita tentang kejadian ini bocor ke masyarakat akan sangat memalukan buat mereka bertiga.

Kemudian ^Aziz berkata kepada istrinya, "Ini adalah hasil dari rencana yang dilakukan oleh sebagian besar wanita. Engkau menuduh Yusuf untuk menutupi perbuatan burukmu sendiri. Mintalah pengampunan atas dosamu. Kamu telah berdosa."

Lalu Qutfir berkata kepada Yusuf, "Wahai Yusuf, jangan ceritakan ini kepada siapa pun."

Meskipun demikian, berita ini sampai ke telinga para wanita teman istri ^Aziz, dan para wanita mulai berbicara tentang kejadian itu. Para wanita itu mengejek Ra'il, karena mereka mengira Yusuf adalah budak muda yang rendah. Para wanita itu belum pernah melihat Yusuf.

Istri ^Aziz mendapat berita tentang desas-desus teman-temannya ini. Ra'il ingin membalas mereka karena gosip mereka. Istri dari ^Aziz mendapatkan ide untuk mengundang para wanita itu ke rumahnya. Dia menyiapkan tempat duduk untuk para wanita dan memberi mereka buah dan pisau. Istri ^Aziz menyuruh Yusuf masuk ke ruangan dimana para wanita tadi berada. Ketika mereka melihat ketampanannya, mereka menjadi terpesona bahkan mereka mulai memotong tangan mereka sendiri dengan pisau tanpa menyadarinya. 

Mereka berseru, “Ini bukan manusia, tetapi malaikat yang rupawan!” 

Mendengar itu, istri dari ^Aziz memberi tahu mereka, “Inilah orang yang kamu tuduhkan kepadaku. Aku mencoba merayunya, tetapi dia menolak."

Nabi Yusuf dipenjara

Kemudian istri ^Aziz berencana jahat lagi, dia berkata, 

"Jika Yusuf tidak melakukan apa yang aku katakan, aku kan menempatkannya di penjara."

Nabi Yusuf berkata, 

“Penjara itu lebih baik daripada sekedar dosa.”

Nabi Yusuf berdoa kepada Allâh untuk membebaskannya dari kelicikan para wanita, dan membuatnya bersih dari dosa. Allâh mengabulkan permohonan Yusuf.

Kemudian, Ra'il berkata kepada suaminya, lagi-lagi berbohong, 

"Yusuf, budak Ibrani ini, membuat aku jadi bahan pembicaraan di antara orang-orang, karena dia menceritakan tentang kejadian percobaan rayuan. Pukul lah dia!" 

Meskipun ^Aziz menghormati Yusuf, dia ingin tuduhan masyarakat terhadap istrinya segera reda, maka 'Aziz memenjarakan Nabi Yusuf tanpa alasan.

Dalam waktu singkat, Nabi Yusuf mulai menunjukkan kelebihannya kepada orang-orang di penjara. Semua orang terkesan dengan sikapnya yang baik, tulus, kepercayaan, dan ketampanannya. 

Dua pria muda, di antara mereka yang adalah pelayan raja waktu itu, masuk ke penjara bersama Nabi Yusuf. Salah satu dari mereka adalah pembuat roti untuk raja dan yang lainnya menyiapkan minuman untuk raja. Kedua orang itu telah dimasukkan ke penjara karena dituduh mencoba meracuni raja.

Kedua orang ini melihat Nabi Yusuf shalat kepada Allâh, dan kemudian, kedua pria itu mengetahui bahwa Yusuf telah diberi pengetahuan tentang penafsiran mimpi.

Mereka masing-masing memiliki mimpi, dan keduanya meminta Yusuf untuk menjelaskan arti mimpi mereka. Nabi Yusuf tidak segera menafsirkan mimpi-mimpi mereka. 

Sebaliknya, ia mengambil kesempatan untuk berbicara tentang Islam terlebih dahulu. Nabi Yusuf mengajak mereka untuk masuk Islam.

Setelah itu, Nabi Yusuf menjelaskan arti mimpi mereka. Orang pembuat roti telah melihat dirinya dalam mimpi dengan tiga keranjang di atas kepalanya, dan burung-burung sedang makan dari keranjang atas.

Orang yang menyediakan minum, dia bermimpi memiliki tiga ikat anggur, dan memerasnya.

Nabi Yusuf menjelaskan kepada orang yang bermimpi melihat anggur, 

"Kamu akan keluar dari penjara. Setelah tiga hari Raja akan mengirim seseorang kepadamu dan memberikan pekerjaan lamamu."

Dan kepada tukang pembuat roti,

"Untukmu, setelah tiga hari raja akan mengirim seseorang untukmu, dan menghukum-mati, dan burung-burung akan memakan dari kepalamu."

Inilah adalah makna dari mimpi apa yang Allâh berikan kepada mereka."

Nabi Yusuf berpesan kepada orang yang akan dibebaskan dari penjara, "Ketika engkau dibebaskan, beri tahu raja tentang aku dan bahwa aku dipenjara tidak bersalah"

Ketika orang itu dibebaskan, Iblis membuatnya lupa untuk menyampaikan kepada raja. Nabi Yusuf tinggal dalam penjara selama tujuh tahun lebih lama.

Raja Bermimpi

Suatu hari raja melihat dua mimpi dalam satu malam yang membuatnya terganggu dan takut. Sang raja telah melihat tujuh ekor sapi gemuk keluar dari sisi lautan, ditelan oleh tujuh sapi kurus yang kurus.

Sang raja terbangun, tetapi kemudian tertidur lagi. Dia melihat tujuh tanaman gandum hijau dan tujuh yang kering. Ketujuh tanaman gandum hijau ditelan oleh ketujuh tanaman gandum kering.

Ketika raja terbangun dari mimpi-mimpi itu, dia mencari seseorang yang bisa menafsirkan arti mimpi-mimpi buruknya tadi. Semua penasehatnya tidak bisa menjelaskan mimpi-mimpi itu.

Orang yang bertanggung jawab atas minuman mendengar mimpi-mimpi ini, dan akhirnya teringat akan Nabi Yusuf.

Dia berkata kepada raja, 

"Saya bisa mendapatkan penafsiran dari mimpi Tuan Raja. Namun bukan saya, saya kenal seseorang yang bisa menafsirkan arti mimpi. Kirimkan saya kepadanya". 

Pembuat minuman Raja kemudian dikirim ke Nabi Yusuf di penjara.

Pria itu memberi tahu  Nabi Yusuf tentang mimpi-mimpi Raja. Nabi Yusuf memberi tahu pria itu arti mimpi-mimpinya. 

Nabi Yusuf berkata, 

"Itu berarti akan ada masa subur selama tujuh tahun, dengan hujan dan hasil panen yang baik. Kalian akan menanam dan panen seperti itu setiap tahun dalam tujuh tahun ini. Biarkan butir gandum di kepalanya, kecuali untuk jumlah yang kalian butuhkan untuk dimakan. Dengan melakukan ini, gandum akan awet. Simpan itu. Kemudian tujuh tahun kekeringan akan datang. Kalian harus mulai makan makanan yang disimpan, makan simpanan yang telah lama terlebih dahulu. Sebagian besar dari apa yang kalian simpan akan terkonsumsi. Setelah itu, satu tahun hujan akan datang, dan pohon-pohon akan berbuah. Kalian akan memeras jus dari buah-buahan ini."

Ketika pelayan minuman kembali menghadap Raja dan memberi tahu penafsirannya, si Raja merasa di dalam hatinya bahwa apa yang Yusuf katakan itu benar.

Raja berkata, "Bawa orang itu padaku". 

Ketika utusan itu datang kepada Yusuf untuk membawa Yusuf kepada Raja, awalnya Yusuf tidak pergi. Yusuf ingin bertemu Raja, hingga Raja benar-benar yakin bahwa dia tidak bersalah.

Nabi Yusuf berkata kepada utusan itu, "Kembalilah kepada Rajamu dan tanyakan tentang kisah para wanita yang memotong tangan mereka. Aku dipenjarakan dengan benar atau tidak benar."

Raja memanggil para wanita yang telah memotong tangan mereka. 

Dia bertanya kepada mereka, "Apa ceritamu? Apa yang telah terjadi?“

Mereka berkata, “Demi Tuhan, kami tidak melihat perbuatan salah dari Yusuf.” 

Para wanita itu secara terbuka menyatakan bahwa Yusuf bebas dari apa yang dituduhkan padanya (tidak bersalah). Ketika istri ^Aziz melihat bahwa Allah menyelamatkan Yusuf, dan bahwa Yusuf sekarang penting bagi Raja, dia mengaku. 

Dia berkata, "Sekarang kebenaran telah muncul dan jelas terlihat. Saya mencoba untuk merayu Yusuf. Dia tidak melakukan apa pun pada saya."

Nabi Yusuf Dibebaskan dari Penjara, Dibersihkan dari Tuduhan

Sang raja kemudian tahu kebenaran tentang masalah Yusuf. Raja yakin bahwa Yusuf tidak bersalah. 

Raja berkata, "Bawalah Yusuf kepadaku dan dia akan membawa kebaikan untukku."

Ketika Yusuf tiba, Raja berkata, “Kamu memiliki status yang tinggi dan mendalam dengan kami. Kami telah melihat sopan santun yang baik darimu dan kamu dapat dipercaya.” 

Raja menginginkan Nabi Yusuf dekat dengannya.

Nabi Yusuf berkata, "Jadikan saya bendahara atas harta Mesir."

Dia meminta kantor ini untuk menerapkan peraturan yang diwahyukan dari Allâh dan untuk memerintah dengan cara yang adil. Nabi Yusuf meminta itu karena ada wahyu kepadanya, bukan karena cinta jabatan. Tidak.

Raja menugaskan Nabi Yusuf dengan tanggung jawabnya dan memecat ^Aziz, Qutfir.

Nabi Yusuf, dalam posisi yang kuat, mengajak rakyat Mesir untuk masuk Islam. Banyak orang yang menerima Islam dan dia sangat dicintai oleh rakyatnya. Kecintaan mereka pada Nabi Yusuf meningkat ketika mereka melihat betapa dia melaksanakan tugasnya dengan baik. Nabi Yusuf berlaku adil, dan menerapkan aturan Agama. 

Sang raja sendiri, akhirnya masuk Islam

Ketika 7 tahun masa subur, Yusuf menyimpan gandum, seperti yang dia sarankan kepada Raja. Kemudian 7 tahun masa kekeringan datang melanda Mesir dan daerah lain juga. Masa kekeringan ini mempengaruhi wilayah Syam, tempat Nabi Ya'qub dan putra-putranya tinggal. 

Dan berita telah menyebar ke negeri Ya'qub bahwa di Mesir ada makanan yang tersedia, di bawah kuasa seorang bendahara yang bijak dan adil.

Saudara-saudara Nabi Yusuf Datang ke Mesir

Nabi Ya'qub mengirim putra-putranya ke Mesir untuk membeli makanan. Kecuali benjamin yang tinggal bersama Nabi Ya'qub. Mereka pun pergi ke Mesir untuk membeli makanan. 

Putra-putra Nabi Ya'qub ini tidak tahu bahwa bendahara Mesir adalah saudara mereka, Nabi Yusuf. Dan ketika saudara-saudaranya datang kepada Yusuf, Nabi Yusuf mengenali saudara-saudaranya, tetapi mereka tidak mengenalinya (karena Yusuf menutup sebagian wajahnya dengan kain).

Nabi Yusuf menyambut mereka dan membuat rasa nyaman. Dia berbicara dengan mereka, dan seolah mencari tahu dari saudara-saudaranya bahwa mereka memiliki saudara laki-laki bernama Benyamin yang tinggal bersama ayah mereka. 

Nabi Yusuf mulai mendorong mereka untuk kembali ke Syam, dan kemudian kembali ke Mesir, untuk membawa saudara mereka Benyamin.

Nabi Yusuf menekankan seberapa akurat transaksi-transaksinya dengan mereka, dia berjanji jika mereka tidak membawa saudaranya dengan mereka, dia tidak akan memberi mereka makanan di masa mendatang.

Sebelum saudara-saudaranya meninggalkan Mesir untuk kembali ke Syam dengan makanan yang mereka beli, Nabi Yusuf memerintahkan para pelayan untuk menaruh uang yang dibayar saudara-saudaranya, ditaruh di bagasi mereka tanpa sepengetahuan mereka. Nabi Yusuf berharap bahwa saudara-saudaranya akan menyukai kejutan ini dan kembali ke Mesir.

Ketika kembali ke ayah mereka (Nabi Ya'qub), mereka memberi tahu tentang apa yang telah terjadi. Mereka memberi tahu ayah mereka bagaimana bendahara yang adil itu ingin bertemu dengan saudara lelaki mereka, Benyamin.

Ayah mereka, Ya'qub, berkata kepada mereka, “Bagaimana aku bisa mempercayakan Benyamin kepada kalian, sebagaimana ketika aku mempercayakan Yusuf kepada kalian sebelumnya dan Yusuf tidak kembali?”

Kemudian mereka membuka bagasi mereka dan menemukan uang itu, yang telah mereka bayar.

Mereka memberi tahu ayah mereka, “Kami telah bertemu dengan pria terbaik! Kirim Benjamin bersama kami, jadi kami bisa pergi ke pria itu lagi. Kami akan melindungi saudara kami. Kami akan membawakan makanan untuk keluarga kami. Kami akan mendapatkan lagi satu muatan hewan, karena hewan Benyamin akan memungkinkan kami untuk membawa lebih banyak makanan.”

Nabi Ya'qub mengijinkan Benyamin pergi bersama mereka dalam perjalanan kedua mereka ke Mesir setelah Nabi Ya'qub mengambil sumpah mereka bahwa mereka akan melindungi Benyamin. Hanya satu-satunya alasan untuk tidak membawa kembali Benyamin adalah jika mereka semua dikalahkan sekaligus (Ini adalah sumpahnya).

Nabi Ya'qub meminta putra-putranya bahwa mereka harus memasuki Mesir dari pintu gerbang yang terpisah, dan tidak semuanya bersamaan. Ini untuk menghindari mata jahat. Karena Mereka semua sangat tampan dan pemandangan dari semua putra-putra yang tampan itu bisa membuat iri orang-orang.

Saudara-saudara Yusuf kembali ke Mesir dengan Benyamin. Mereka kembali ke Nabi Yusuf dan menunjukkan kepada Yusuf bahwa sekarang mereka juga telah membawa saudara laki-laki mereka, Benyamin.

Nabi Yusuf memberi mereka makan dan membuat mereka merasa nyaman. Mereka tidur di rumah Nabi Yusuf. Nabi Yusuf ingin berbicara dengan Benyamin secara pribadi. Dan Nabi Yusuf mengaturnya. Nabi Yusuf memberi mereka tiap kasur untuk ditiduri dua orang. Karena mereka semua berjumlah 11 orang, maka satu orang akan tidur sendirian. Oleh karena itu, Yusuf berkata, “Biarkan Benyamin tidur di kamar saya, karena dia tidak memiliki ruang untuk tidur.”

Ketika berada di kamar Nabi Yusuf, Nabi Yusuf mulai berbicara secara pribadi kepada Benyamin. Yusuf berhasil membuat Benyamin bercerita bahwa dia memiliki saudara lain yang tidak bisa datang bersama mereka dari Syam. Benyamin berpikir bahwa saudaranya (Yusuf) telah meninggal. Pada saat itu, Yusuf membuka cadarnya dan mengatakan kepada Benyamin bahwa dia adalah saudaranya, Nabi Yusuf.

Nabi Yusuf kemudian menguji kesetiaan persaudaraan mereka. Dan rencana ini sudah dibicarakan dengan Benjamin. Nabi Yusuf memuat unta-unta para saudaranya dengan makanan dan menaruh cawan permata Raja di bagasi Benyamin.

Ketika saudara-saudaranya pergi, beberapa pelayan Nabi Yusuf diperintah untuk menyusul rombongan saudara-saudara Yusuf dan menghentikannya.

Mereka berkata, “Kalian adalah pencuri.” 

Saudara-saudara menolak tuduhan itu dengan mengatakan, 

“Kami tidak datang ke negerimu untuk melakukan kejahatan.”

“Apa hukumanmu jika kalian pembohong?” 

“Orang yang kamu temukan mencuri cawan raja, dia harus menjadi budak”

Mereka mencari cawan dan menemukannya di antara barang-barang dari Benyamin.

Saudara-saudaranya berkata, 

“Jika Benyamin telah mencurinya, sama dengan saudaranya sebelum dia (Yusuf) juga mencuri.” 

Saudara-saudaranya dengan cepat percaya bahwa Benyamin melakukan sesuatu yang buruk, karena mereka masih percaya bahwa Yusuf juga berlaku buruk (menurutnya) di masa lalu*.

Saudara-saudaranya ini berprasangka buruk tentang dua saudara yang terhormat ini.

Nabi Yusuf dituduh pencuri di masa kecilnya

Nabi Yusuf, ketika dia masih kecil, tinggal bersama bibinya yang merawatnya. Nabi Ya'qub ingin mengambil Yusuf. Namun karena rasa kasihnya yang kuat kepada Nabi Yusuf, bibinya tidak mau melepaskannya. Bibi ini memiliki sesuatu, yang merupakan milik ayahnya, Nabi Ishâq. Dia mengikatnya pada Yusuf, di bawah pakaiannya.

Kemudian bibinya berkata, 

“Di mana benda itu, aku tidak dapat menemukannya?” 

Ketika mereka mencarinya, mereka menemukannya di pakaian Yusuf, dimana bibinya mengikatkannya.

Dalam hukum syariat pada masa itu, korban pencurian dapat menahan si pencuri sebagai budak mereka yang bekerja untuk mereka. Akhirnya Bibi itu menahan Yusuf sampai bibinya meninggal.

Ini adalah arti dari pernyataan saudaranya itu bahwa jika Benyamin mencuri, sama halnya dengan saudaranya (Yusuf) juga telah mencuri sebelumnya.*

Benjamin ditahan Nabi Yusuf

Ketika saudara-saudara menyadari bahwa mereka tidak dapat membawa Benyamin kembali bersama mereka, mereka memberi tahu Yusuf, 

“Bebaskan Benyamin dan tahanlah salah satu dari kami.” 

Nabi Yusuf menolak. Kakak sulung mereka, bernama Rubil berkata, 

“Saya tidak akan meninggalkan tempat ini sampai ayah saya mengizinkan saya kembali atau Tuhan memberi saya alasan untuk kembali.” 

Saudara-saudara lain kembali ke ayah mereka dan memberi tahu dia tentang apa yang telah terjadi.

Nabi Ya'qub kembali merasa sangat sedih tentang semua kejadian ini, merasa kehilangan 2 putra yang disayanginya. Sebagai akibat dari kesedihannya yang luar biasa ini, Nabi Ya'qub banyak menangis sampai-sampai dia kehilangan penglihatannya. 

Ketika Nabi Ya'qub kehilangan Yusuf, hal yang sama telah terjadi. Nabi Ya'qub kehilangan pandangannya untuk sementara waktu karena terlalu banyak menangis, dan kemudian dia mendapatkan kembali penglihatannya.

Para Nabi Allâh tidaklah buta permanen, hanya sementara. 

Bukankah banyak menangis bisa menyebabkan sembab di mata sehingga sulit melihat? Ini adalah sifat manusiawi.

Ketika putra-putranya melihat ayah mereka menangis lagi, kali ini karena hilangnya Benyamin, mereka menunjukkan kekerasan mereka (berontak karena sifat iri) kepada ayah mereka.

Nabi Ya'qub mengatakan kepada mereka untuk kembali dan mencari berita tentang saudara mereka Benyamin dan agar tidak kehilangan harapan dari rahmat Allah.

Perjalanan Ketiga ke Mesir

Saudara-saudara Nabi Yusuf ingin mendapatkan lebih banyak makanan dari Mesir. Mereka membawa barang dagangan rendah untuk ditukarkan dengan gandum. Hanya beberapa saudara pergi ke Mesir dalam perjalanan ini.

Ketika mereka tiba di tempat Nabi Yusuf, mereka berkata kepadanya, “Kami tahu bahwa barang dagangan kami ini tidak akan bisa membeli banyak gandum. Namun, kami memohon kepada Anda untuk memberi kami gandum. Kami juga memohon agar Anda membebaskan saudara kami, Benjamin, karena ayah kami amat sedih.”

Ketika Yusuf mendengar kisah mereka, dan bahwa ayahnya, Nabi Ya'qub telah kehilangan penglihatannya karena menangisi kehilangan putranya, Nabi Yusuf mulai menangis karena hal itu.

Nabi Yusuf pun membuka penutup wajahnya yang mulia, dan mengungkapkan kepada mereka bahwa dia adalah saudara mereka, Nabi Yusuf. 

Dan bertanya kepada mereka dengan teguran, 

“Kalian sangat jahat terhadap ayah kami, dan sangat buruk karena merampas hak-hak mereka. Tahukah kalian apa yang kalian lakukan terhadap Yusuf dan Benyamin secara buruk?” 

Ketika Nabi Yusuf mengucapkan kata-kata ini, mereka tahu bahwa ia benar-benar saudara mereka, Yusuf.

Mereka berkata, 

“Ini benar-benar kamu, Yusuf!”

Dia berkata, “Aku adalah Yusuf, dan ini adalah saudaraku Benyamin. Ini adalah hasil bagi mereka yang takut kepada Allâh. Allâh telah memberkati kita dengan mempertemukan kita kembali bersama.”

Pada saat itu, Allâh melunakkan hati saudara-saudaranya dan mereka meminta maaf kepada Yusuf. 

Mereka berkata, 

“Demi Allâh, Allâh memberimu pahala atas perlakuan kami dan kami memang bersalah.”

Mereka menyatakan pertobatan mereka.

Allâh telah membuat Nabi Yusuf sekarang dalam posisi yang berkuasa atas saudara-saudaranya. Terlepas dari semua kekuasaan yang dimiliki Yusuf sekarang, Nabi Yusuf tidak membalas dendam terhadap saudara-saudaranya.

Nabi Yusuf memberi tahu saudara-saudaranya, 

“Aku tidak akan menghukum kalian hari ini. Aku memohon kepada Allâh untuk mengampuni kalian.” 

Nabi Yusuf berkata, “Ambilah bajuku ini dan usapkan di wajah ayah kami. Penglihatannya akan pulih. Lalu kembalilah ke Mesir, bawa kembali bersama kalian semua keluarga kita."

Yahudha berkata, 

“Biarkan aku membawa baju yang diberkati ini kepada ayah kami, terutama karena aku adalah orang yang membawa bajumu dulu kepadanya. Aku berbohong kepada ayah, mengatakan bahwa serigala telah memakanmu. Sekarang biarkan aku membuat ayah senang, karena aku yang dulu membuatnya sedih sebelumnya.“

Ketika rombongan saudara-saudara Yusuf meninggalkan perbatasan Mesir, angin membawa bau Yusuf ke ayahnya, Nabi Ya'qub, meskipun jaraknya masih 80 farsakh (kurang lebih 240 km). 

Nabi Ya'qub berkata, 

“Aku dapat mencium bau Yusuf. Aku rasa aku akan segera bertemu dengannya.” 

Orang-orang di sekitar Nabi Ya'qub berkata, “Apakah engkau masih sedih karena terpisah dari Yusuf?“ 

Nabi Ya'qub memberi tahu mereka, 

“Aku memiliki pengetahuan dari Allâh yang tidak kamu miliki.“

Ketika saudara-saudara Yusuf tiba dengan baju itu, mereka mengusapnya di wajah ayahnya dan Nabi Ya'qub mendapatkan kembali penglihatannya. 

Nabi Ya'qub memberi tahu mereka, “Bukankah aku memberitahu kalian bahwa aku tahu dari Allâh apa yang tidak kamu ketahui?” 

(Nabi Ya'qub mengingat mimpi yang dilihat Yusuf sejak lama ketika dia masih muda)

Saudara-saudara Yusuf yang tidak ikut ke Mesir (yang tinggal bersama ayah mereka), juga bertobat kepada Allâh, ketika mereka melihat baju Yusuf dan mendengar berita dari saudara-saudara lain bahwa Nabi Yusuf masih hidup. 

Saudara-saudara itu berkata kepada ayah mereka, Nabi Ya'qub, 

“Mohonkan kepada Allâh untuk mengampuni kami.” 

Nabi Yakub berkata bahwa dia akan melakukannya.

Nabi Yusuf Bersatu Kembali dengan Ayahnya

Nabi Yusuf mengirim 4000 tentara untuk mengawal keluarganya dari Palestina ke Mesir. Kemudian Nabi Ya'qub, istrinya, dan putra-putranya pergi ke Mesir. Juga, 63 anggota keluarga lainnya pergi bersama mereka. Ketika rombongan dekat dengan Mesir, Yusuf pergi keluar untuk menyambut ayah dan keluarganya.

Penduduk Mesir melakukan hal yang sama karena mereka sangat mencintai Nabi Yusuf.

Ketika mereka tiba, Yusuf sangat senang melihat ayahnya, Nabi Yakub dan istri Ya'qub. Nabi Yusuf mengundang ayahnya untuk datang ke panggung kerajaan.

Nabi Ya'qub, isterinya dan saudara-saudaranya bersujud kepada Nabi Yusuf. (Sujud ini adalah karena hormat dan salam, bukan ibadah). Hal ini dibolehkan agama pada masa itu sesuai dengan syariat yang Allâh berikan kepada mereka. Namun di syariat Nabi Muhammad ﷺ tidak dibolehkan, haram hukumnya. 

Nabi Yusuf berkata kepada ayahnya, 

"Ini adalah arti dari mimpiku (matahari, bulan dan 11 bintang bersujud padaku)." 

Jarak waktu antara mimpi itu dan kejadian itu adalah 40 tahun. Ini berarti bahwa Nabi Yusuf berusia sekitar 52 tahun ketika ayahnya datang ke Mesir.

Meskipun saudara-saudara Yusuf bertobat, tetap saja Allâh tidak menjadikan mereka Nabi. Benyamin tidak melakukan semua hal buruk yang dilakukan oleh saudara-saudara lain. Dan hanya Benyamin dijadikan seorang Nabi Allâh.

Namun, dari saudara-saudara lainnya, ada anak-anak dari keturunan mereka yang nantinya akan menjadi Nabi (yaitu Nabi Dawud dan Sulaiman). Mereka adalah yang disebut dalam Al-Qur'an.

Do'a Nabi Yusuf

فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

"Wahai Dzat yang menciptakan langit dan bumi, Engkau adalah Penolongku di dunia dan di akhirat, matikanlah aku dalam keadaan muslim dan masukkanlah aku dalam golongan orang-orang yang sholih"

Catatan:

Do'a ini dibaca oleh nabi Yusuf 'alayhisaalam untuk memohon dua perkara:

1. Mati husnul khotimah (mati dalam keadaan muslim)

Karena orang yang mati dalam keadaan muslim akan selamat dari keabadian di neraka. Selain Nabi dan Rosul, Meski diadzab di neraka karena dosa-dosa yang dilakukannya di dunia, pada akhirnya dia akan tetap keluar dari neraka dan masuk ke dalam surga.

2. Tergolong sebagai orang yang sholih. Karena orang yang sholih akan masuk surga tanpa adzab. Dosa-dosanya yang kecil diampuni oleh Allah, sehingga dia tidak diadzab sama sekali di dalam neraka.

Orang yang sholih adalah orang yang senantiasa menjalankan kewajiban dan meninggalkan semua yang diharamkan.

Do'a Nabi Yusuf ini adalah salah satu dalil dari puluhan dalil lainnya yang menegaskan bahwa agama seluruh para nabi adalah Islam. Sehingga nabi Yusuf meminta meninggal dunia dalam keadaan muslim.

Intaha

Bersambung

الله موجود بلا مكان

Allaah Ada Tanpa Tempat

Posting Komentar untuk "Makna Bait Ke 17 Nadhom Aqidatul Awamm Kisah Nabi Yusuf 'Alaihis Sholaatu Wassalaam"