Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah Alasan Rosul Menikahi Lebih dari Satu Perempuan

Ada golongan atau kelompok atau bahkan dari orang kafir bertanya tentang pernikahan rosulullah. Bahkan sebagian dari mereka, menuduh bahwa Nabi "Suka Perempuan" sehingga menikahi banyak perempuan. Dan pertanyaan yang muncul terjadi dari mereka adalah:

Apa tujuan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menikahi lebih dari satu perempuan?


Ketahuilah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menikah lebih dari sekali semata-mata berdasarkan Izin melalui Wahyu Allah Ta'ala, dimana dalam hal tersebut terdapat kemaslahatan besar untuk dakwah agama Islam.

Beliau diperbolehkan untuk menikahi lebih dari 4 perempuan, hal tersebut berlaku khusus bagi Nabi bukan untuk ummatnya (yaitu lebih dari 4).

Tujuan Nabi menikahi beberapa perempuan bukan semata-mata untuk memperturutkan hawa nafsu, karena Seorang Nabi tidaklah memiliki sifat tergila-gila pada wanita.

Seorang Nabi hatinya terpaut dengan ketaatan kepada Allah Ta'ala, dan ini dibuktikan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menikahi Sayyidah Khadijah yang saat itu telah berusia 40 tahun, dan bukan lagi seorang gadis, sementara Nabi kala itu masih berusia 25 tahun.

Dan beliau tidak menikahi wanita lainnya kecuali setelah wafatnya Sayyidah Khadijah, yaitu setelah beliau berumur 53 tahun, seandainya beliau adalah orang yang tergila-gila dengan wanita maka tentu beliau akan melakukan hal tersebut sebelum mencapai usia itu.

Ditambah lagi beliau telah dikenal sebagai orang yang paling Rupawan secara mutlak, tentu jika tuduhan keji itu benar beliau akan memanfaatkan kelebihan yang ada padanya dari masa mudanya, namun faktanya tidak seperti itu.

Lalu perempuan-perempuan yang beliau Nikahi sepeninggal sayyidah Khadijah adalah para perempuan yang sudah menjanda, dan sebagian di tinggal Mati suaminya, kecuali satu yang masih Gadis yaitu Sayyidah 'Aisyah.

Juga menunjukkan bahwa beliau tidak tergila-gila dengan wanita apa yang diriwayatkan oleh Sayyidah 'Aisyah yang merupakan persaksian beliau secara langsung bahwa: jika telah tiba malam gilirannya bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam maka beliau tidak akan melalui malam tersebut sepenuhnya bersama sayyidah 'Aisyah, tetapi beliau akan menyelanginya dengan pergi ke Baqi yaitu pekuburan umat Islam di kota Madinah.

Jika seandainya Nabi adalah orang yang tergila-gila dengan perempuan tentu dia tidak akan meninggalkan istrinya yang masih gadis, berusia belia ditambah lagi merupakan Istrinya yang paling cantik sendirian dirumahnya dan pergi berkunjung ke Makam.

Namun justru malam itu beliau selalu menyempatkan pergi berkunjung ke Baqi' dan berdoa untuk orang-orang yang dikuburkan di sana dan meminta ampunan untuk mereka, Padahal gilirannya Sayyidah Aisyah itu datang sekali dalam 9 hari.

Adapun diantara tujuan Rasul menikahi lebih dari satu perempuan di antaranya demi penyebaran hukum-hukum syariat Islam secara luas dan cepat, terutama yang berkaitan dengan urusan perempuan seperti Hukum-hukum seputar haid, nifas dan lainnya.

Sebab penyebarannya melalui perempuan lebih cepat, dikarenakan sebagian perempuan terkadang terhalang oleh rasa malu untuk mempelajari urusan agama yang berkaitan dengan mereka kepada laki-laki.

Ditambah lagi melalui pernikahan Nabi dengan istri-istrinya hubungan beliau dengan banyak Kabilah semakin kuat, dan ini memberikan pengaruh baik yang sangat besar terhadap dakwan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Adapun orang yang mengatakan bahwa: Nabi banyak menikah karena "tergila-gila kepada wanita" -Audzubillah- atau dia mengatakan: "Hatinya selalu terpaut (mabuk) dengan wanita" maka dia bukanlah seorang muslim, karena dia telah menghina Nabi dan menisbatkan kepadanya sesuatu yang keji.

Adapun Hadist Riwayat Al-Hakim yang berbunyi:

"حُبِّبَ إليَّ مِنْ دُنْياكُم النساءُ والطِّيبُ وجُعِلَتْ قُرّةُ عَيْنِيْ فِيْ الصّلاةِ"

Yang arti tekstualnya: "Saya dijadikan mencintai beberapa hal dari perkara dunia kalian, Wanita, Wewangian dan dijadikan hal yang paling menyenangkanku adalah shalat".

Maknanya bahwasanya hal tersebut dijadikan sifat bagi beliau sebagai seorang Manusia dan laki-laki secara biasa tidak berlebihan atau menjadikan beliau tergila-gila.

Artinya beliau dijadikan ada rasa kecondongan secara biasa terhadap Wanita dan Wewangian, dan hal-hal itu tidak menguasai beliau atau membuatnya tergila-gila, dengan bukti pernyataan tegas baginda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di akhir Hadist: bahwa yang paling beliau senangi adalah ibadah Shalat, bukan Hal-hal sebelumnya!!.

Dan masih banyak lagi bukti bahwa Nabi bukan orang yang mabuk kepayang dengan Wanita, semoga kita di jaga dari Syubhat-syubhat Musuh Islam. 

Akhlaq Rosulullah

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Allah berfirman tentangnya:

(وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِیمࣲ)

[Surat Al-Qalam 4]

yang maknanya: "Sesungguhnya engkau Wahai Muhammad benar-benar berbudu pekerti yang luhur".

Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha ketika ditanya tentang akhlaknya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengatakan: "Akhlak Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah Alquran" [Hadis Riwayat Muslim]. 

Artinya setiap perilaku baik yang disebutkan dalam Al-Quran itu terdapat pada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Telah diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Al-bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu bahwasanya ia berkata: "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah orang yang paling indah wajahnya dan paling baik perilakunya".

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah orang yang paling lembut dan sabar dan paling adil dan paling menjaga kehormatan dan paling dermawan. Tidak berdiam di rumah beliau Dinar atau dirham, dan ia tidak menyimpan sesuatu untuk hari esok karena begitu kuatnya keyakinannya terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala dan tawakalnya kepadanya.

Jika ia memiliki sesuatu yang lebih dan belum ia dapatkan orang untuk ia berikan kepadanya hal tersebut sehingga datang malam hari maka ia tidak akan pulang ke rumahnya hingga harta tersebut di kirim kepada yang membutuhkannya.

Jika beliau dimintai oleh seseorang bantuan beliau akan memberikan bantuan tersebut, dan jika beliau belum mampu memberikan bantuan tersebut beliau akan menyampaikan sesuatu yang meringankan beban orang tersebut.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah orang yang sangat pemalu beliau tidak menetapkan pandangannya di wajah seseorang(tidak memandangnya terus menerus). Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam orang yang sangat penyayang dalam pergaulannya dengan anak kecil, begitu juga beliau orang yang paling tawadhu (rendah hati) tidak segan duduk dengan para Fakir Miskin dan makan bersama mereka. Beliau tidak segan untuk memberikan bantuan kepada para perempuan yang telah ditinggal mati oleh suaminya (para janda ditinggal mati), atau untuk orang miskin atau untuk budak, beliau tunaikan hajat Hajat mereka.

Rosulullah juga tidak segan untuk mengendarai baghal (peranakan kudan dan keledai) atau terkadang keledai dan bahkan terkadang beliau berjalan kaki tanpa memakai Rida atau sorban. Rosulullah tidak pernah mengarahkan kakinya ke wajah sahabatnya dan seringnya tertawa beliau adalah dalam bentuk senyum, beliau lebih banyak melihat ke arah bawah karena larut dalam tafakkur dan juga karena kerendahan hati beliau.

Rosulullah juga sering dalam keadaan bersedih karena selalu memikirkan keadaan hari kiamat yang akan dihadapi oleh umatnya, beliau menangis dalam shalatnya Karena rasa takutnya kepada Allah Ta'ala meskipun beliau adalah makhluk yang paling Allah muliakan.

Jika ada seseorang yang mengajak beliau berbicara maka beliau akan menghadap orang itu dengan tubuhnya sepenuhnya (tidak hanya dengan melirik atau dengan mengarahkan wajah saja) karena kerendahan hati yang begitu luar biasa.

Beliau menghadiri undangan baik dari budak atau seorang yang merdeka dan mau menerima hadiah dan bahkan memberikan balasan atas hadiah tersebut. Jika beliau dihadiahi makanan beliau akan memakannya Namun beliau tidak mau memakan sedekah (karena Hal itu tidak boleh untuk beliau).

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah mencela makanan sedikit pun, jika beliau senang terhadap makanan tersebut beliau akan memakannya, dan jika beliau tidak senang maka beliau tinggalkan tanpa mencelanya.

Baginda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam saat mau mengunjungi orang yang sakit dan menghadiri jenazah, peduli terhadap keadaan para sahabatnya, memuliakan orang yang memiliki jasa dan Tidak segan dan takut untuk berjalan di antara musuhnya tanpa ada pengawalan.

Beliau tidak mau membalas hanya demi dirinya saja kecuali jika dilanggar syariat Allah, beliau orang yang sangat pemaaf dan tidak pendendam. Rosulullah akan lebih dahulu mengucapkan salam terhadap orang yang ia temui meskipun itu anak kecil.

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Bercanda baik dengan Orang dewasa atau anak kecil Namun dalam candaanya Nabi tetap mengucapkan kebenaran dan bukan kebohongan. Beliau tidak meninggalkan dzikir kepada Allah baik dalam keadaan duduk atau dalam berdiri atau keadaan lainnya tidak berbicara kecuali dengan sesuatu yang terdapat di situ pahala.

Jika orang berbicara kepada baginda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam maka beliau tidak akan memotongnya hingga orang itu menyelesaikannya dan pergi duluan meninggalkan majelis.

صلى الله عليه وسلم.

Posting Komentar untuk "Inilah Alasan Rosul Menikahi Lebih dari Satu Perempuan"