Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Bait ke 7 Nadham Aqidatul Awamm

 Ngaji Kitab Aqidatul Awamm 07


قال المؤلف رحمه الله تعالى :

وقائم غني وواحد وحي # قادر مريد عالم بكل شيء

"(Dan Allah itu adalah) Dzat yang yang tidak butuh pada selainnya, Dzat yang maha kaya, Esa (tidak ada sekutu bagi-Nya), Dzat yang maha hidup, Dzat yang maha kuasa, Dzat yang maha berkehendak, Dzat yang maha mengetahui terhadap segala sesuatu".

As Syaikh Ahmad Marzuki melanjutkan penjelasan tentang sifat wajib bagi Allah, yaitu:

5. Qiyamuhu binafsihi, artinya Allah maha kaya, tidak membutuhkan pada selain-Nya.


قِيَامُهُ بِنَفْسِهِ أَيْ أَنَّهُ مُسْتَغْنٍ عَنْ كُلِّ مَا سِوَاهُ وَكُلُّ مَا سِوَاهُ مُحْتَاجٌ إِلَيْهِ، قال تعالى: (الله لا إله إلا هو الحي القيوم) وهي بمعنى الصمد قال تعالى: (الله الصمد) فهو لا يحتاج إلى السماء والأرض والعرش والكرسي ولا إلى أي شيء من خلقه.

Allah ta'ala yang telah menciptakan manusia, malaikat dan jin, dan Allah tidak membutuhkan mereka semua.

Allah ta'ala yang telah menciptakan langit, bumi, Arsy serta tempat-tempat yang lain, Allah tidak membutuhkan pada semua itu.

Allah ta'ala yang telah menciptakan makhluk dan tidak membutuhkan pada makhlukNya.

Dalil naqli tentang sifat Qiyamuhu binafsihi adalah firman Allah ta'ala:

فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِیٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِینَ

[Surat Ali 'Imran 97]

"Sesungguhnya Allah itu Maha Kaya (tidak membutuhkan) pada alam semesta". 

Dalil aqli tentang sifat Qiyamuhu binafsihi adalah:

Jika Allah tidak bersifatan dengan qiyamuhu binafsihi pastilah bersifatan dengan sifat sebaliknya yaitu membutuhkan pada selain-Nya.

Sedangkan sesuatu yang membutuhkan kepada yang lain adalah lemah. Dan sesuatu yang lemah adalah bukan Tuhan. 

Catatan, Tidak tepat pemaknaan qiyamuhu binafsihi dengan bahwa Allah berdiri sendiri. 

Syekh Abu al-Fadhal bin Abdusy Syakur bin Muhsin as-Senori at-Tubani (w. 1408 H/1998) رحمه الله تعالى dalam kitabnya ad-Durr al-Farid fi Syarh Jawharah at-Tawhid, hlm. 83 dan 119 (cet. al-maktabah al-anwariyyah) menyebutkan:

قيامه تعالى بنفسه اي لا يفتقر الى محل ولا مخصص إه‍. ص ٨٣

Allah tidak membutuhkan makhlukNya. Alloh tidak membutuhkan tempat untuk dzat Nya. Alloh tidak membutuhkan mukhossis [sesuatu yang menentukanNya mempunyai sifat-sifat sebagaimana makhluk]. 

"وعرف من ذلك كونه تعالى منزها عن الاستقرار على شىء والتمكن فيه، وكونه منزها عن الصورة والمقدار، مقدسا عن الجهات والأقطار" اه‍ ص  ١١٩

اي لا يفتقر الى ذات من الذوات مطلقا يحل فيها او يتحد بها.

Yakni, Alloh tidak membutuhkan sesuatu apapun yang menjadi tempat bagi Dzat-Nya. Allah juga tidak membutuhkan apapun sehinga dikatakan manunggal; menjadi satu denganNya. Tidak sama sekali.

Waspadalah terhadap keyakinan hulul dan wahdatul wujud.

Al Imam al Akbar Muhyidin Ibn Arabi tokoh sufi yang terkemuka berkata:

 "ماقال بالاتحاد إلا أهل الإلحاد ومن قال بالحلول فدينه معلول"

"Tidaklah mengatakan ittihad (wahdatul wujud; aqidah yang menyesatkan bahwa Allah menyatu dengan alam ini) 

kecuali ia dari golongan mulhid (kafir) dan orang yang berkeyakinan hulul (aqidah yang menyatakan bahwa Allah menempati Makhluk-Nya) maka agamanya sesat dan rusak ".

(diriwayatkan oleh Syekh Abdul Ghani an-Nabulusi dalam fath ar- Rababani).

مَعْنَى قِيَامِهِ بِنَفْسِهِ هُوَ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنْ كُلِّ مَا سِوَاهُ فَلا يَحْتَاجُ إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِهِ فَلا يَنْتَفِعُ رَبُّنَا بِطَاعَةِ الطَّائِعِينَ وَلا يَنْضَرُّ بِعِصْيَانِ الْعُصَاةِ وَكُلُّ شَىْءٍ سِوَى اللَّهِ مُحْتَاجٌ إِلَيْهِ لِأَنَّهُ هُوَ الَّذِى أَوْجَدَهُ فَلا يَسْتَغْنِى عَنِ اللَّهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَمَّا اللَّهُ تَعَالَى فَلا يَحْتَاجُ (إِلَى مُخَصِّصٍ لَهُ بِالْوُجُودِ) بَدَلَ الْعَدَمِ وَبِصِفَةٍ دُونَ صِفَةٍ (لِأَنَّ الِاحْتِيَاجَ إِلَى الْغَيْرِ يُنَافِى قِدَمَهُ وَقَدْ ثَبَتَ وُجُوبُ قِدَمِهِ وَبَقَائِهِ).

6. Wahdaniyah, artinya Allah itu Esa dengan pengertian tidak ada sekutu bagi-Nya.


اي أنه واحد لا شريك له

Allah ta'ala Esa dalam Dzat, artinya Dzat Allah tidak serupa dengan Dzat makhluk.

Dzat Allah artinya hakekat Allah yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya Allah, sedangkan Dzat makhluk adalah badan atau jisimnya.

قال الإمامُ أبو حنيفة في الفقه الأكبر: "وَالله تَعَالَى وَاحِد لَا من طَرِيق الْعدَد وَلَكِن من طَرِيق أنّه لَا شريك لَهُ، [لأنّ العددَ واحدٌ يزيدُ وينقُصُ وهو مخلوق فلا يكون الله واحِد من طريق العدد ولكن من طريق أنّه لا شريك له] لم يلد وَلم يُولد وَلم يكن لَهُ كفوا أحد لَا يشبه شَيْئا من الْأَشْيَاء من خلقه وَلَا يُشبههُ شَيْء من خلقه لم يزل وَلَا يزَال بأسمائه وَصِفَاته الذّاتية والفعلية".

Allah ta'ala Esa dalam sifat, artinya sifat Allah tidak serupa dengan sifat makhluk. Sifat Allah azaliyah abadiyah, sedangkan sifat makhluk haaditsah (baharu/berubah-ubah). Allah Esa dalam perbuatan, artinya perbuatan Allah tidak serupa dengan perbuatan makhluk. Perbuatan Allah azali abadi, sedangkan perbuatan makhluk adalah haadits/makhluk, Allah ta'ala yang telah menciptakannya pada manusia. Allah itu Esa tidak dari segi bilangan, tetapi dari segi bahwa Allah tidak ada sekutu bagi-Nya.

Al Imam Abu Hanifah Radliyallahu anhu berkata:

إن الله واحد لا من طريق العدد ولكن من طريق انه لا شريك له

"Sesungguhnya Allah itu Esa tidak dari jalan bilangan tetapi dari segi bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya" 

Dalil naqli tentang sifat wahdaniyah Allah adalah firman Allah ta'ala :

وَإِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهࣱ وَ ٰ⁠حِدࣱۖ

[Surat Al-Baqarah 163]

"Dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang Esa".

Dalil aqli tentang sifat wahdaniyah Allah adalah:

Seandainya Tuhan itu tidak Esa pastilah dia berbilang. Dan apabila dia berbilang maka alam semesta itu tidak akan ada dan tidak akan teratur. Tetapi faktanya alam semesta ini ada dan sangat teratur, maka pastilah Tuhan itu Esa. 

ٱلدَّلِيلُ َٱلنَّقلِيُّ عَلَى وَحدَانِيَّةِ ٱللهِ: قَالَ ٱللهُ تَعَالَى: {مَا ٱتَّخَذَ ٱللهُ مِن وَّلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَـٰهٍ إِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ إِلَـٰهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلا بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ سُبْحٰنَ ٱللهِ عَمَّا يَصِفُونَ}[سُورَةَ ٱلْمُؤْمِنُون: ٩١]. وَقَالَ ٱللهُ تَعَالَى: {لَوْ كَانَ فِيهِمَآ آلِهَةٌ إِلا ٱللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ ٱللهِ رَبِّ ٱلْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ}[سُورَةَ ٱلأَنبِيَاءِ: ٢٢]. " فِيهِمَآ " هُنَا بِمَعنَى عَلَيْهِمَا أَيْ لَوْ كَانَ عَلَيْهِمَا أَيْ مُسَيْطِرٌ عَلَى ٱلأَرضِ وَٱلسَّمَآءِ ءَالِهَةٌ 

غَيرُ ٱللهِ لَفَسَدَتَا أَي مَا كَانَتَا تَسْتَمِرَّانِ عَلَى ٱنْتِظَامٍ. وَقَالَ ٱللهُ تَعَالَى: {وَإِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَاحِدٌ لا إِلَـٰهَ إِلا هُوَ ٱلرَّحْمٰنُ ٱلرَّحِيمُ}[سُورَةَ ٱلْبَقَرَةِ: ١٣٨]. وَمِنَ ٱلأَحَادِيثِ مَا رَوَاهُ ٱلبُخَارِيُّ أَنَّهُ صَلَّى ٱللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِ

ذَا تَعَارَّ [أَيِ ٱستَيقَظَ] مِنَ ٱللَّيْلِ قَالَ: "لآ إِلَـٰهَ إِلا ٱللهُ ٱلْوَاحِدُ ٱلْقَهَّارُ رَبُّ ٱلسَّمٰوَاتِ وَٱلأَرْضِ وَمَا بَينَهُما ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفَّارُ". قَالَ ٱلإِمَامُ أَبُو حَنِيفَةَ فِي كِتَابِهِ ٱلْفِقْهِ ٱلأَكْبَرِ: "وَٱللهُ وَاحِدٌ لا مِنْ طَرِقِ ٱلْعَدَدِ وَلَـٰكِنْ مِنْ طَرِيقِ أَنَّهُ لا شَرِيكَ لَهُ".

ٱلدَّلِيلُ ٱلعَقلِيُّ عَلَى وَحدَانِيَّةِ ٱللهِ: هُوَ أَنَّهُ لَوْ كَانَ لِهٰذَا ٱلعَالَمِ صَانِعَانِ وَأَرَادَ أَحَدُهُمَا أَمْرًا خِلافَ مُرَادِ ٱلآخَرِ، فَالثَّانِي إِنْ كَانَ مُضْطَرًّا إِلَى مُسَاعَدَتِهِ كَانَ هَذَا ٱلثَّانِي مَقْهُورًا عَاجِزًا وَلَم يَكُنْ إِلَـٰهًا قَادِرًا وَإِنْ كَانَ قَادِرًا عَلَى مُخَالَفَتِهِ وَمُدَافَعَتِهِ كَانَ هَذَا ٱلثَّانِي قَوِيًّا قَاهِرًا وَٱلأَوَّلُ ضَعِيفًا قَاصِرًا وَلَم يَكُنْ إِلَـٰهًا قَادِرًا. وَٱلبُرهَانُ ٱلعَقْلِيُّ عَلَى ٱلوَحدَانِيَّةِ أَيضًا أَنَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَو لَم يَكُن وَاحِدًا وَكَانَ مُتَعَدِّدًا لَم يَكُنِ ٱلعَالَمُ مُنْتَظِمًا لَكِنَّ ٱلعَالَمَ مُنْتَظِمٌ فَوَجَبَ أَنَّ ٱللهَ تَعَالَى وَاحِدٌ.

7. Kaunuhu Hayyan, artinya Allah itu disifati dengan sifat hayah (hidup).

Penjelasannya akan diuraikan dalam pembahasan sifat hayah pada nadzam berikutnya

8. Kaunuhu qaadiran, artinya Allah itu disifati dengan sifat qudroh.

Penjelasannya akan diuraikan dalam pembahasan sifat qudroh pada nadzam berikutnya

9. Kaunuhu muriidan, artinya Allah disifati dengan sifat iradah.

Penjelasannya akan diuraikan dalam pembahasan sifat iradah pada nadzam berikutnya

10. Kaunuhu 'Aliman, artinya Allah disifati dengan sifat ilmu.

Penjelasannya akan dijelaskan dalam pembahasan sifat ilmu pada nadzam berikutnya.

Bersambung

الله موجود بلا مكان

Allaah Ada Tanpa Tempat

Posting Komentar untuk "Makna Bait ke 7 Nadham Aqidatul Awamm"