Tafsir Ayat Aqidah Surat Al-Anbiya' 63
TAFSIR AYAT AQIDAH 63
قَالَ بَلۡ فَعَلَهُۥ كَبِیرُهُمۡ هَـٰذَا فَسۡـَٔلُوهُمۡ إِن كَانُوا۟ یَنطِقُونَ
"Ibrahim berkata, tetapi yang melakukannya adalah berhala yang besar ini, tanyalah mereka (berhala yang besar itu) jika mereka bisa bicara".
*Penjelasan*:
Ayat ini makna dzahirnya mengindikasikan seakan-akan nabi Ibrahim itu pernah berbohong. Bahwa ketika nabi Ibrahim ditanya tentang siapa orang yang menghancurkan berhala-berhala orang kafir, beliau menjawab, "yang melakukannya adalah berhala yang besar". Padahal yang menghancurkannya adalah nabi Ibrahim 'alayhissalam.
Makna seperti ini bertentangan dengan prinsip Akidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang menegaskan bahwa sifat para nabi adalah *as-Shidq (jujur)*, tidak ada satupun nabi yang pernah berbohong baik sebelum diangkat menjadi nabi ataupun setelahnya.
Sebab jika ada seorang nabi yang pernah berbohong niscaya umatnya tidak akan mempercayainya. Dan itu bertentangan dengan tujuan diutusnya seorang nabi.
Jika Allah ta'ala menghendaki seseorang akan diangkat menjadi seorang nabi, maka Dia (Allah) menjaganya dari berbohong.
*Berbohong (Al Kadzb)* artinya menyampaikan sebuah informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Berbohong hukumnya haram meskipun untuk bergurau.
Perkataan nabi Ibrahim di atas adalah *majaz aqli*; menyandarkan suatu perbuatan kepada sesuatu yang menjadi penyebab terjadinya perbuatan tersebut.
Perkataan nabi Ibrahim di atas sama dengan perkataan orang arab:
بنى الأمير القصر
"Raja itu telah membangun istana".
Pada hakekatnya orang yang membangun istana adalah para tukang (bukan raja), tetapi karena pembangunan itu atas perintah dan biaya sang pemimpin maka perbuatan membangun dinisbatkan kepada sang pemimpin.
Sebenarnya yang menghancurkan berhala-berhala yang kecil adalah nabi Ibrahim, tetapi karena berhala yang besar yang menyebabkan dan mendorong nabi Ibrahim untuk menghancurkan berhala yang kecil dan menghinakan berhala yang besar, maka nabi Ibrahim menisbatkan perbuatan menghancurkan berhala yang kecil pada berhala besar.
Motivasi nabi Ibrahim untuk menghancurkan berhala-berhala yang kecil adalah karena orang-orang kafir menyembah, mengagungkan dan menghiasi berhala-berhala tersebut. Dan nabi Ibrahim membiarkan berhala yang besar adalah *agar beliau bisa menghinanya di hadapan Numrud dan para pengikutnya*.
Ini terbukti dengan perkataan nabi Ibrahim selanjutnya:
فَسۡـَٔلُوهُمۡ إِن كَانُوا۟ یَنطِقُونَ
"bertanyalah pada mereka (berhala-berhala tersebut) jika mereka bisa bicara".
Perkataan nabi Ibrahim ini adalah penghinaan terhadap berhala yang besar, karena faktanya berhala tersebut tidak bisa bicara. Dan jika mereka tidak bisa bicara maka terlebih lagi berhala itu tidak bisa menciptakan manfaat dan madlorrot untuk makhluk. Oleh karena itu, sesuatu yang seperti itu tidak layak untuk disembah.