Dosen UIN Jakarta Tak Beradab dan Provokasi kepada Para Mahasiswanya. Tersebar Video dua menit lima detik yang berisi tentang provokasi dan tak berada
WargaNu.com - Tersebar Video dua menit lima detik yang berisi tentang provokasi dan tak beradabnya seorang dosen UIN Jakarta. Video Tersebut diposting Oleh akun twitter @Arrof1
Berikut adalah video yang Warganu.com tangkap dari twitter arrof1:
Dalam Video tersebut Jelas mengatakan pada detik ke 0:33 orang yang tertangkap namanya di video adalah zubair ini mengatakan provokasi dan sangat tidak beradab. Dan lebih parahnya lagi ada pada detik 0:45 Mahasiswa disuruh untuk pindah ke Muhammadiyah.Menjelang muktamar NU ke 34 banyak yg mendompleng ketenaran.
— Rf Achmad (@Arrof11) November 3, 2021
Miris...
Sekelas dosen UIN pola pikirnya sempit tak beradab. pic.twitter.com/8r8NHBHmKZ
Postingan Video tersebut kemudian direpost ulang oleh Warga NU di Akun twitternya.
Nama Dosen UIN Jakarta tersebut adalah Dr. Zubair M.Ag sebagai Aktivis Muhammadiyah, lebih tepatnya sebagai sekretaris Forum Komunikasi Warga Muhammadiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Zubair menghina NU dalam sebuah acara diskusi melalui zoom dengan tema Diskusi Ilmu Kalam atau Teologi Islam pada perkualiahannya hari Senin, 1 Oktober 2021.
Zubair juga menyebut organisasi NU adalah penganut Asy'ariyah yaitu salah satu aliran dalam ilmu kalam. Menurutnya, hal itulah yang membuat warga Nahdliyin atau warga NU mengalami kemunduran.
"Asy'ariah itu membingungkan dan tidak produktif, tidak progresif, tidak inovatif, tidak kreatif bikin orang bodoh dan terbelakang itulah Asy'ariyah, makanya NU tidak maju-maju itu karena Asy'ariyah terlalu kuat. Muhammadiyah maju dia, karena memang berkemajuan, dia Mu'tazilah," kata Zubair dalam video yang viral tersebut.
Menanggapi video viral tersebut, Zubair mengaku telah berbicara hal tersebut kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Zubair telah meminta maaf kepada seluruh pengikut NU dan Muhammadiyah yang telah tersinggung akibat perkataannya tersebut.
Zubair membela diri bahwa pernyataan dirinya itu merupakan wujud kebebasan berekspresi dalam berakademik.
"Maksud saya sama sekali bukan untuk menyinggung perasaan, tetapi cara saya mengajak mahasiswa berpikir kritis. Mohon maaf jika metode saya kurang bijak. Terima kasih, demikian klarifikasi dan permohonan maaf saya," kata zubair dalam klarifikasinya.
COMMENTS